Mohon tunggu...
Abdul Marindul
Abdul Marindul Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis yang belajar untuk menulis dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

02 Tak Hargai Demokrasi

16 Mei 2019   07:32 Diperbarui: 16 Mei 2019   07:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi adalah sistem negara Indonesia yang diperjuangkan sejak zaman Soekarno, presiden pertama Indonesia, ibu kandung dari Indonesia. Demokrasi berubah fase sampai saat ini, sudah dari era Soekarno sampai kepada Joko Widodo.

5 tahun ini kita melihat bagaimana proses yang kita rayakan, yakni pesta demokrasi di tahun 2014 dan 2019 ini, sepertinya tidak diindahkan kubu 02. Kubu 02 tidak ingin presiden pilihan rakyat.

Sudah jelas bahwa rakyat memilih Joko Widodo. Lantas apa dampaknya? Setidaknya ada 4 dampak bahaya dari hal ini. Mari kita simak dan kita analisis satu per satu.

Pertama, mendelegitimasi KPU adalah mendelegitimasi produk demokrasi. KPU adalah produk bersama. 5 dari 7 komisioner KPU dipilih oleh fraksi oposisi di DPR dan disetujui oleh presiden. Kedua elemen pemerintahan, baik dari legislatif dan eksekutif ini berbagian penting di dalam pembentukan KPU.

Artinya, kalau mendelegitimasi KPU, mereka mengkhianati hasil partainya sendiri. Rakyat dianggap sebagai orang bodoh yang tidak tahu apa-apa mengenai KPU. KPU saat ini sudah benar-benar netral, dan bekerja secara profesional. Apalagi di setiap TPS dibuat saksi-saksi baik dari tim 01 maupun 02.

Pun jika kita ingin melihat, distribusi data pun dikawal ketat sampai ke KPU Pusat untuk dihitung manual. TNI dan Polri pun mengawal ketat pelaksanaan pemilu agar tidak curang. Maka bentuk delegitimasi terhadap KPU, mengancam demokrasi.

Kedua, tidak percaya pemilu, sama dengan tidak percaya rakyat. Pemilu adalah pemilihan umum. Pemilu dilakukan oleh rakyat. Kalau tidak percaya pemilu, maunya apa? Mau oligarki?

Atau mau otoritarian? Ini adalah mimpi kalian, bukan? Proses demokrasi diejawantahkan dalam pemilu. Pemilihan umum. Pilpres dan pileg adalah bagian dari proses demokrasi. Kalau tidak percaya hasil pemilu, artinya sudah jelas, ingin sesuatu yang lain dari demokrasi.

Election is an example of democracy

Ketiga, menggeruduk KPU dan Bawaslu adalah tindakan inkonstitusional. Menggeruduk KPU dan Bawaslu adalah sebuah hal yang tidak baik. Kenapa? Karena framing mengenai ketidakpercayaan kepada pelaksana pemilu, dilakukan terus menerus.

Hal ini bisa membuat orang secara tidak sadar, akan tidak percaya kepada pelaksana. Menggeruduk KPU dan Bawaslu dengan embel-embel people power, kedaulatan rakyat atau apapun, sama saja merupakan tindakan inkonstitusional.

Apalagi beredar video seorang berbicara mengenai kepung, pakai senjata dan lain-lain. Ini adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan secara hukum. Mau sebebas apapun, anarkisme harus kita lawan bersama. Kenapa? Agar tidak berubah sistem negara ini.

Keempat, tidak percaya MK adalah tindakan membuang supremasi hukum tertinggi di Indonesia. Sudah dua kali Prabowo menggugat ke MK. Pertama gagal. Kedua dia tahu bahwa pasti gagal. Maka dia ingin membuat rakyat pendukungnya, untuk tidak percaya MK.

Hal ini disuarakan langsung oleh kaki tangan bengkoknya, Fadli Zon. Dia mengatakan bahwa menggugat ke MK adalah tindakan yang percuma. Ya pasti percuma, karena pasti kalah. Mereka ingin mengganti sistem.a

Kesimpulannya, dari keempat logika sederhana ini, mereka sangat patut diduga, ingin mengganti sistem. Mereka tidak ingin Indonesia yang sudah baik saat ini sistem demokrasinya. 

Iklim demokrasi di Indonesia adalah salah satu iklim yang begitu langka di dunia ini.

Kenapa? Karena Indonesia terdiri dari belasan ribu pulau, ratusan suku yang bisa dipersatukan. Tapi sayangnya, seolah ada yang ingin merusak untaian dan tali kebinekaan ini. Burung Garuda ingin dihancurkan dan dibuat berdarah-darah seperti simbol mereka.

Dan mereka ini seperti orang yang tidak terima kekalahan. Seperti bocah yang dibantai habis, kemudian nangis ingin ulang. Percuma ulang pemilu, Jokowi akan menang lagi. Percuma ulang pemilu, pendukung Jokowi akan memenangkan Jokowi.

Jokowi sudah menang. Tidak bisa dikalahkan untuk saat ini. Jokowi akan lanjut di periode selanjutnya. Jokowi adalah pemenang.

Jadi, jangan ganggu orang yang dimenangkan rakyat, karena yang melakukan people power, adalah pendukung Jokowi. Kapan? Sudah terjadi di 17 April silam. Itu adalah people power sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun