Mohon tunggu...
Abdul Najib
Abdul Najib Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Indonesia

9 Agustus 2017   05:47 Diperbarui: 9 Agustus 2017   05:49 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"PERKEMBANGAN DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA"

"MAHALNYA MAHAR PENDIDIKAN"

Tanggal 2 mei diperingati sebagi hari Pendidikan Nasional,sebuah momentum yang digunakan untuk mengevaluasi perkembangan pendidikan di Tanah air. Namun apakah dunia pendidikan kita benar-benar sudah berbenah dan menuju ke arah yang lebih baik ? jawabanya pasti beragam, namun yang pasti pemerintah dengan segala upayanya telah mencoba untuk terus memperbaiki dan mengevaluasi segala kekurangan pendidikan di Indonesia .

Amanat / perintah konstitusi sudah tegas menyatakan bahwa " setiap warga negara berhak mendapat pendidikan " dan bahkan negara diharuskan untuk memprioritaskan anggaran Pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN  dan APBD.

Namun, fakta dilapangan menyatakan dan menunjukkan bahwa dunia pendidikan tidak hanya membutuhkan dana, namun juga diperlukan tenaga tenaga pendidik yang berkualitas dan mumpuni sekaligus mencukupi.

Beberapa masalah pendidikan di Indonesia :

  • SISTEM PENILAIAN YANG DIANGGAP MASIH KURANG OBJEKTIF , karena hanya memperhatikan aspek kognitif,( pengetahuan) sedangkan aspek sosial , kepemimpinan dan kejujuran sering kali dilupakan, padahal sekarang ini banyak orang pintar tapi sedikit yang berlaku jujur.
  • PEMERATAAN PENDIDIKAN :  Setiap peringatan hari pendidikan Nasional kita selalu disuguhkan adanya saudara-saudara kita yang belum bisa menikmati pendidikan dan kalaupun bisa sekolah, namun gedung sekolah dan fasilitas pendukung KBM masih sangat minim
  • ADANYA SISTEM RANKING KELAS : Sebenarnya , sistem Ranking / peringkat kelas punya tujuan yang baik untuk memotivasi semangat belajar siswa. Namun sistem yang digunakan untuk merenking haruslah diperhatikan. Bagaimana mungkin seorang dianggap pintar, jika hanya melihat dari paparan angka yang ditandatangani Kepala Sekolah, dan yang lebih pernah lagi bila dalam momen ujian/ ulangan harian beberapa siswa " masih mencontek " dan kemudian mendapat nilai bagus, sedangkan siswa yang sudah belajar mati-matian nilainya tidak sebaik siswa yang mencontek tadi. Dan hal ini merupakan bibit dari berkembangnya perilaku yang disebut Korupsi 
  • BIAYA PENDIDIKAN : Biaya pendidikan yang tidak terjangkau, acap kali membuat saudara-saudara kita tidak mampu melanjutkan pendidikanya. Walaupun sudah ada berbagai macam beasiswa, namun kadang kala penyaluranya kurang tepat, dan pengawasanya masih sangat minim.
  • PENETAPAN TEKNOLOGI  yang masih dianggap kurang effektif : DI era Globalisasi  ini kita dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman, salah satunya penerapan teknologi di dunia pendidikan. Salah satu peran penting disisni harus dimainkan oleh seorang guru, guru harus dituntut untuk menguasai  IT , karena berkaca pada negara tetangga seperti Singapura, Korea , Jepang , mereka telah menerapkan pendidikan Berbasis IT
  • KURANGNYA ARAHAN/ MOTIVASI  : Kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswa pelajar SMP asal Bengkulu ,membuktikan bagaimana bobroknya moral anak bangsa. Mereka berkelakuan baik disekolah , karena dituntut untuk mematuhi tata tertib sekolah, namun sayangnya setelah keluar dari sekolah ,mereka acap kali melakukan kenakalan-kenakalan yang tidak jarang berujung pada tindakan kriminal,karena lemahnya kontrol masyarakat.
  • RENDAHNYA MINAT BACA : Sebagaimana kita tahu, membaca merupakan senjata bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan, bahkan hal itu secara tegas diperintahkan oleh Al- Quran . Namun sayangnya minat baca pelajar Indonesia masih sangat rendah , jangankan dibandingkan dengan Jepang, dengan malaysiapun kita masih kalah. Sehingga diperlukan langkah konkret untuk meningkatkan minat baca pelajar indonesia .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun