[caption id="attachment_265883" align="aligncenter" width="282" caption="republika.co.id"][/caption]
"Sejak awal mereka harusnya tahu seragamnya seperti itu. Kalau sekarang ada keluhan kenapa tidak sejak awal?", itulah pernyataan Kabag Um Polri Kombes AgusRianto.
Patut disayangkan memang seorang berpangkat Kombes masih belum faham bagaimana seseorang yang mendapatkan hidayah ditengah menapaki jenjang karirnya di Kepolisian. Dimanapun posisinya, polwan tersebut layak diapresiasi karena menuntut akan haknya yang diatur dalam konstitusi sebuah Negara. Terlebih Lembaga Kepolisian merupakan institusi penegak hukum yang selalu mengedapnkan dalil dalam upaya penegakan hukum di tengah masyarakat yang merasa dirugikan oleh orang lain. Sementara ketika anggotanya ingin mendapatkan perlakuan yang adil di mata hukum malah mendapat penolakan dari institusinya.
[caption id="attachment_265884" align="aligncenter" width="182" caption="archive.kaskus.go.id"]
Ketika seseorang ingin mengenakan jilbab dan mendapat penolakan, dimanakah perlindungan Negara terhadapnya? Dimanakah jargon-jargon penegakan hukum dan penegakan HAM yang sering diusung Kepolisian maupun LSM-LSM yang mengusung kesetaraan gender? Dimanakah kerugian lembaga ini jika polisi wanitanya menggunakan jilbab? Dari anggarankah?
[caption id="attachment_265886" align="aligncenter" width="171" caption="AU Malaysia"]
Maaf, saya senyum-senyum mendengar alasan kepolisian yang akan membutuhkan anggaran banyak jika jilbab diberlakukan pada polisi wanita. Sebuah alasan yang masuk akal jika semua Polwan ingin mengenakan jilbab.Tapi apakah demikian kenyataannya? Berapakah persentase wanita muslim dan non muslim yang berpredikat polwan? Atau berapakah wanita muslim yang ingin mengenakan jilbab di Kepolisian? Puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu?
[caption id="attachment_265889" align="aligncenter" width="210" caption="AL Malaysia"]
[caption id="attachment_265888" align="aligncenter" width="383" caption="AD Malaysia"]
Republika memberitakan bahwa seorang Trainer Muslim yang juga sorang mualaf, Felix Siauw dalam akun @felixsiauw, menjelaskan, personel Polwan yang tercatat pada 2011 adalah 14.012 sangat kecil jika dibandingkan jumlah keseluruhan personel Polri yang mencapai 387.470 orang.
Sehingga, nilai yang dibutuhkan Polri untuk anggaran jilbab pun cukup kecil. "Hanya perlu 1,4 M-an aja kok,"ujarnya. Dia menambahkan, pada 2012, anggaran Polri bahkan tercatat 34,4 triliun. "Masak 1,4 M aja nggak bisa disisihkan? kalo nggak ada beneran kita mau kok urunan,"ujarnya. (Republika Online)
[caption id="attachment_265890" align="aligncenter" width="221" caption="Polisi Australia"]
bidadari-bumi.blogspot.com
Tapi jangan takut Pak Polisi kalau anggaran Bapak khwatir dipotong. Insya Allah saya yakin bahwa mereka yang telah mendapatkan hidayah tidak terlalu butuh untuk difasilitasi oleh Kepolisian jika memang itu sulit untuk dianggarkan. Saya rasa mereka akan dengan sukarela mengeluarkan kocek di dompetnya untuk hanya membeli selembar jilbab yang dapat memberikan cirri khusus hak sebagai muslimah dalam bertugas di Kepolisian. Lebih dari itu akan banyak Umat Islam baik secara perorangan maupun kelembagaan akan siap menjadi donator jika Negara dalam hal ini Kepolisian tidak memiliki anggaran untuk ‘tugas’ yang mulia tersebut.
Ketika orang pusat masih memperdebatkan masalah ini, di Negara lain malah telah memberlakukan jilbab bagi wanita muslimnya, seperti di Iran, Pakistan, Inggris, Palestina, Malaysia, Norwegia, dll. Di luar negeri bukan hanya di Kepolisian, bahkan di kalangan tentara telah memberlakukannya. Jauh dari itu di dalam negeripun selain Aceh, Madurapun mulai memberlakukan aturan yang sama sejak tahun 2009. Mengapa Mabes Polri menolak?
[caption id="attachment_265896" align="aligncenter" width="563" caption="bladibella.com"]
Donna Eljammal (berusia 26 tahun), yang merupakan polisi Muslimah pertama di Swedia
_________________