[caption id="attachment_378080" align="aligncenter" width="577" caption="Sosok Jokowi yang sederhana di tengah-tengah warga (foto; kaskus)"][/caption]
|Hailet Article| Kabar tentang kesederhanaan Presiden Jokowi sudah lama terdengan, jauh-jauh hari sebelum yang bersangkutan menjadi presiden, beliau sudah sangat dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana. Pakain yang idkenakan, mulai kemeja, celana, jas dan sepatu semua produksi dalam negeri, bahkan produk rumahan, bukan produk-produk bermerk. Kisaran harganya juga sangat terjangkau oleh rakyat kebanyakan, harganya masih dalam kisaran ratusan ribu rupiah saja.
Untuk sepatu, Jokowi cukup membeli produk lokalan sekelas Cibaduyut dengan harga antara 160 hingga 340 ribu rupiah. Baju dan kaos pun tak perlu yang bermerk. Sang Presdine ini mengaku yang penting pakaian nyaman dipakai. Sebelum mendapat baju dinas harian yang pas, dia bekerja dengan mengenakan kemeja putih dan celana pantofel hitam saat pertama menginjakkan kaki di Jakarta. Urusan rambut, Jokowi tidak suka berambut panjang. Namun ia pun mengaku tak suka pergi ke salon yang mahal. Untuk mencukur rambutnya dia punya tukang cukur langganan yang biasa dipanggil ke rumah saat masih di Solo.
Soal makanan pun tidak neko-neko, paling-paling nasi gudeg yang harganya berkisar antara 10 ribu hingga 70 ribu rupiah. Selain gudeg, Jokowi juga hobby menimkmati oseng kangkung dan bakwan jagung. Untuk menjaga stamina pun, Jokowi juga tidak suka mengkonsumsi seplemen atau vitamin. Ia lebih memilih meminum jamu. Ramuan jamu yang wajib diminumnya adalah perpaduan temu lawak dan madu. Namun, di balik itu semua, Jokowi mengatakan, kesehatan itu berasal dari dalam diri sendiri.
Nah, jelang pernikahan putranya, Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda pun kabarnya Ibu Negara Iriana Jokowi telah memesan beberapa potong pakaian “sederhana” tapi elegan untuk acara pengantinan tersebut. Mulai dari pakaian untuk pengajian, midodareni, pakaian inti yang akan dikenakan pada saat ijab qabul nanti dan pakaian seragam keluarga yang kesemuanya dipercayakan pembuatannya kepada Tuty Adib Ajiputra Owner Rumah Mode Bilqis Solo. Jumlah keseluruhan ada sekitar 20 potong, dengan jumlah biaya tidak lebih dari 30 juta rupiah untuk semua pesanan keluarga Presiden Jokowi itu.
Bayangkan, untuk sebuah pesta pernikahan anak orang nomor satu di negeri ini hanya cukup 30 juta untuk pesan wardrobe-nya, sungguh Jokowi presiden paling sederhana di dunia. Bagi kita uang 30 juta mungkin uang yang tidak sedikit juga, penulis saja mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa menabung uang “sebanyak” itu. Tapi bandingkan dengan selebritis dan sosialita nasional kita, sebut saja Syahrini, Bella Sofie, Angel Lelga dan Emak Ifani. Kata Emak Ifani sendiri, uang 30 juta itu tidak ada artinya apa-apa. Untuk sewa apartemen tiap bulan saja tidak cukup, apalagi untuk belanja fashion, jelas uang “sekecil” itu tak ada gunanya, apalagi kalau shopingnya ke luar negeri, pasti dibutuhkan uang sekarung, katanya, kata Emak Ifani. Hehe..
Uang 30 juta, masih kata Emak Ifani, paling hanya bisa untuk membeli acsessoris seperti dompet, syal, pakaian dalam, sapu tangan, sandal, kaos kaki, bross, jepetan rambut dan pernak-pernik kecil lainnya. kalau sama “pengacara lamborghini” uang segitu juga paling hanya cukup untuk beli ikat pinggang, kacamata atau gelang. Kalau buat jalan-jalan, paling juga hanya cukup untuk makan tiga orang di resto favoritmereka, mungkin “brestaurant” kali ya? Ga tau juga lah.. pokonya kalau sudah bunyi baju, fashion, per potong bisa ratusan juta rupiah. Ini per potong lho, bukan setelan, jangan salah!
Apakah Jokowi tidak mampu berbelanja seperti mereka? Oh, tidak ada yang sulit bagi seorang Jokowi yang notabene orang nomor satu di negeri ini (meski kata si mpok cuma petugas parte) untuk mengeluarkan ratusan bahkan milliaran untuk mensukseskan sekaligus memanjakan putranya dalam pesta pernikahan kelak. Tapi sebagai sosok yang sangat sederhana, sangat merakyat dan hobby blusukan, Jokowi sangat paham seperti apa kondisi masyarakatnya, iajelas tak ingin menyakiti perasaan rakyatnya yang tengah menjerit gara-gara sejumlah harga seperti BBM, TDL, dan sejumlah kebutuhan pokok terus merangkak naik.
Meskipun telah menjadi orang nomor satu, Jokowi tetap ingin menampilkan sosok aslinya sebagai orang yang sangat sederhana dan kita patut bangga serta mengapresiasi kesederhanaannya itu. Sikap bersahajanya itu mudah-mudahan bisa menjadi panutan masyarakat Indonesia yang mulai tergerus budaya hedonis, ingin serba tampil “wah” meskipun kondisi yang sesungguhnya masuk kategori ekonomi “lemah”. Sekali lagi, untuk satu hal ini kita patut mengapresiasi kesederhanaan seorang Jokowi, beliau patut menjadi teladan kesederhanaan di tengah-tengah suasana ekonomi yang sulit ini.
Oya, Jokowi juga dikenal sebagai sosok yang tidak suka mencari musuh dan bukan pribadi yang pendendam. So, apakah karena Jokowi itu sosok yang sederhana, bersahaja, nrimo, tidak pendendam, meskipun pendukugnya marah besar karena sang presiden diperlakukan tidak semestinya, dihina dan “diinjak-injak” oleh Megawati, tapi Jokowi tetap tenang, santai, menerima apa adanya sambil bergumam; “Aku ra popo...” Pak Presiden, rakyat menunggu ketegasan Anda. (Purwokerto; 13 April 2015)
Salam Bersahaja!
