Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Damai Suriah di Atas Kertas, di Lapangan Lain Lagi

3 Februari 2016   04:27 Diperbarui: 3 Februari 2016   12:15 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar ; http://www.veteranstoday.com/2016"][/caption]

Jika pada pertemuan Jenewa-2 2014 lalu media dunia "sepakat" menulis judul berita dengan menyematkan kata "Deadlock" tanda kecewa, kini pada 2016 media massa menuliskan judul tak kalah bernuansa kecewa karena proses menuju damai Suriah kembali berantakan. Salah satu media menuliskan judul "Syrian peace talks in disarray again", memperlihatkan kekecewaan mendalam akibat berantakannya pertemuan penting solusi damai Suriah yang sedang dinantikan oleh dunia internasional.

Isu tentang siapa wakil delegasi oposisi yang paling berhak menjadi negosiator masih diributkan oleh sesama oposisi sehingga perkembangan pembicaraan damai kali ini seperti berjalan di tempat. Hal ini membuat naik pitam sebagian negara anggota yang hadir. Salah satunya justru wakil PBB untuk perdamaian Suriah, Staffan de Mistura.

Kecewa dan menggurutu, de Mistura mengkritik oposisi Suriah dan negara sponsornya dengan keras, "We also asked for the names of participants and the agenda of indirect talks... We are waiting to know... whom we will negotiate with," he said, saying the opposition delegation was not made up of" professional politicians, seperti dikutip beberapa jam lalu dari channelnewsasia 3/2/2016.

Kenyalnya proses pembicaraan damai untuk Suriah sesungguhnya telah berlangsung sejak tahun pertama meletusnya perang saudara Suriah pada 2011 lalu. Keras dan licinnya menemukan solusi damai untuk Suriah yang difasilitasi oleh Liga Arab, Organisasi Islam, PBB, UE, Dewan Keamanan PBB dan aneka pihak terkait selama ini mirip dengan suasana perang sesungguhnya di medan tempur itu sendiri, sulit menemukan mana musuh dan mana kawan. Perdamaian telah dipisahkan jauh dari harapan.

Menurut sejumlah catatan, sejak 2011 hingga 2016 tidak kurang Dua Belas (12) kali perundingan damai -dan sejenis dengan itu- untuk Suriah telah digelar di berbagai tempat namun hasilnya nihil, jauh dari kesepakatan. Jangankan berharap terjadinya perdamaian yang telah menguras harta, jiwa, dan raga serta tanah air Suriah yang terjadi di lapangan justru pertempuran semakin sengit seiring dengan perkembangan signifikan yang diraih rezim Suriah sejak disokong oleh Rusia dalam empat bulan terakhir. Selain itu, yang terjadi dalam proses perundingan malahan tidak menjurus pada perdamaian.

Rentetan proses perdamaian Suriah yang telah digagas oleh sejumlah negosiator dan fasilitator sejak 2011 hingga saat ini (Februari 2016) adalah:

  1. Usulan Perdamaian oleh Liga Arab ke-1 pada November 2011
  2. Usulan Perdamaian oleh Liga Arab ke-2 pada Desember 2011- Januari 2012
  3. Usulan proposal Rusia (dikenal dengan proposal VitalY Churkin) pada Februari 2012. Churkin adalah dubes Rusia untuk PBB saat itu.
  4. Usulan Koffi Annan (dikenal dengan istilah six-points Peace Plan for Syria) pada Maret 2012
  5. Pertemuan pembicaraan damai Jenewa 1 (30 Juni 2012)
  6. Usulan Lakhdar Brahimi pada Agustus 2012. Lakhdar adalah wakil PBB untuk menjadi negosiator damai Suriah
  7. Inisiatif Damai oleh AS-Rusia (Mai 2013)
  8. Pertemuan Jenewa 2 (23–31 January 2014)
  9. Proposal Staffan Domingo de Mistura (29 Juli 2015) de Mistura adalah utusan PBB untuk damai Suriah menggantikan Lakhdar sejak 10 Juli 2014.
  10. Genjatan senjata Zabadani (24 September 2015). Atas permintaan PBB, kepungan terhadap ratusan pemberontak dari desa Al-Fou’aa and Kafraya di Provinsi Idlib pada 26 September 2015 dibebaskan sehingga ribuan warga dan ratusan pemberontak dievakuasi ke luar dari dua desa yang dikepung selama 6 bulan oleh tentara Suriah.
  11. Pertemuan International Syria Support Group (ISSG) di Wina, Austria (30 Oktober 2015). Sebanyak 17 negara berpengaruh terkait konflik Suriah bernegosiasi untuk memberi bantuan perdamaian pada Suriah
  12. Pertemuan Jenewa (sepakat disebut dengan Jenewa III) pada 1 Pebruari 2016. Sebanyak 36 sayap organisasi dan milisi dukungan Arab Saudi serta YPG, Al-Nusra dan IS diputuskan tidak diundang PBB. Utusan yang diundang adalah the High Negotiations Committee (HNC). Ketua DELEGASI dipimpin oleh Asaad al-Zoubi. Sementara delegasi Suriah dipimpin dubes Suriah untuk PBB, Bashar Jafaari.

Di samping itu sangat banyak forum diskusi yang membahas perdamaian Suriah tak dapat dimasukkan dalam tulisan ini karena sangat banyak dan tidak mewakili secara resmi pihak bertikai dan juga tidak terkait langsung negara-negara pencipta proksi dalam perang Suriah, misalnya Friends of Syria talk peace in London pada 23/10/2013 lalu.

Dari sejumlah proses negosiasi perdamaian di Suriah hanya poin nomor 10 di atas yang dapat terlaksana dengan baik, yakni genjatan senjata Zabadani. Selebihnya tidak ada implementasi bahkan tak dapat diimplementasikan akibat:

  • Usulan tidak disetujui AS dan sekutunya
  • Penolakan oleh Turki
  • Ditolak Arab Saudi dan negara Arab
  • Tidak dapat diterima Rusia dan China. (Penolakan atau keberatan Iran tidak diperhitungkan).
  • Ditentang pemberontak bahkan tidak dihiraukan oleh puluhan sayap militer (milisi) di seantero Suriah terutama IS dan al-Nusra

Sama seperti gelagat tak kondusif pembicaraan damai sebelumnya, delegasi oposisi (HNC) sebelum tiba hari pertemuan telah memberikan warning bahwa pembicaraan damai akan berlangsung jika pemerintah Suriah memperhatikan beberapa syarat yakni: pembebasan anak-anak dan wanita dari penjara; membuka akses bantuan ke wilayah terkepung; penghentian Serangan Udara Rusia dan Suriah.

Kubu oposisi juga menggarisbawahi menolak keikutsertaan Iran dalam perundingan tersebut yang membuat utusan PBB menyetujui usul tersebut sehingga awalnya Iran telah diundang terpaksa dibatalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun