Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saling Bajak Tanker Iran-Inggris, Teluk Persia bakal Membara

21 Juli 2019   01:34 Diperbarui: 21 Juli 2019   01:37 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menindak lanjuti informasi penangkapan 2 kapal tanker berbendera Inggris oleh Iran di Selat Hormuz oleh rekan Padika di Disini, kini hubungan Inggris-Iran dan kawasan Teluk Persia memanas. Perancis, Jerman dan Uni Eropa mengutuk tindakan balas dendam Iran. Sementara AS memperingatkan kapal-kapal tanker mereka tidak memasuki kawasan Teluk Persia untuk sementara ini.

Setelah tidak bereaksi beberapa saat pembalasan Iran akhirnya terjadi. Sempat diam selama sepekan setelah kapal super tanker Grace-1  pada 4 Juli 2019 ditahan oleh otoritas Inggris di selat Gibraltar dan Inggis tidak memperlihatkan itikad baik melepas tanker Iran akhirnya bereaksi. 

Sebelumnya, pada 16 Juli 2019 pemimpin sprirtual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa tindakan Inggris menahan kapal tanker Iran adalah pembajakan.

Beberapa kali Iran mengingatkan akan melakukan pembalasan dan akhirnya pembalasan Iran benar-benar terjadi pada Jumat 19 Juli 2019. Dua buah kapal tanker dioperasikan oleh perusahaan Inggris ditahan.

Pertama ketika sebuah kapal tanker Inggris berbendera Inggris "Stena Bulk" melintasi selat Hormuz tepatnya di antara kawasan Larak Island dan Qeshm Island diserbu oleh Iran's Revolutionary Guards pada pukul 16:29 waktu setempat.

Beberapa jam kemudian Mesdar sebuah kapal tanker berbendera Liberia yang dioperasikan perusahaan Inggris juga ditahan. Namun tidak lama kemudian Mesdar dilepas sedangkan Stena Bulk masih ditahan hingga kini.

Iran menuduh kapal tanker yang dioperasikan oleh Stena Impero itu telah melanggar peraturan keselamatan di selat Hormutz yakni mematikan transponder kapal, salah jalur dan tidak menjawab panggilan. Selain itu kapal itu juga (dituduh) menabarak kapal nelayan setempat. Uniknya kapal itu dengan sangat cepat dikuasai lalu ditarik ke pelabuhan Bandar Abbas.

Pembalasan Iran menimbulkan reaksi sangat panas. Inggris memanggil dutabesar Iran di London dan menyampaikan sikap tidak dapat menerimanya seraya menegaskan bahwa aksi iran adalah pernyataan permusuhan sangat nyata. 

Pemerintah Ingris melalui Menlu Jeremy Hunt menyampaikan tindakan mereka menahan kapal tanker Iran 4 Juli 2019 lalu karena menjalankan mandat embargo ekonomi oleh Uni Eropa terhadap Suriah termasuk mencegah masuknya bahan bakar ke Suriah termasuk pasokan dari Iran.

Meski Iran telah menyampaikan bukti bahwa tujuan kapal tersebut bukan ke Suriah tetap saja Inggris menahan kapal tersebut dan mengulur-ulur waktu sehingga membuat Iran berang dan akhirnya Ayotallah Khemenei menyampaikan reaksi panasnya sebagaimana disebutkan di atas.

Reaksi panas juga bermunculan di Inggris mempertanyakan mengapa tidak ada pengawalan terhadap kapal-kapal Inggris di teluk persia khususnya di selat Hormuz, padahal Iran telah nyata-nyata mengatakan akan melakukan pembalasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun