Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sarpin & Saimun: Menghadapi Konflik

19 Juli 2017   14:23 Diperbarui: 19 Juli 2017   14:57 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjalanan Saimun untuk mengaji ke Kyai Sengkelat terhenti di sebuah perkampungan bernama "Ngalah Menang" yang mungkin pendiri kampung itu ingin memberikan petuah bahwa menang tidak harus menunjukan kemenangannya,karena dengan ngalah bisa jadi itu menang asalkan itu menunjukan sikap luhur dan ksatria dan menang malah bisa jadi kalah jika saja kemenangan itu didapat dengan cara kotor,licik dan semena-mena.Kita bisa belajar di film Cars,bagaimana sang juara rela tidak mengambil juara satu, demi menolong temannya,ini baru kerenn,bukan???

Ketika melewati hutan,suara-suara merdu burung kian bernyanyi kesana kemari,angin yang berhembus pelan meniup rambut Saimun,iapun memutuskan beristirahat di bawah pohon jati kecil.

"Alangkah indahnya hutan ini,burung saling bercengkrama, pepohonan juga saling berdekap-dekapan saling berjejer akur..amboi.. indahnya.. Mudah-mudahan ini akan terus berlanjut dan mudah-mudahan penduduk disini mau menjaga hutannya dari para perusak hutan" pikir Saimun

Tetapi tiba-tiba ada suara dua orang yang sedang ribut,saling jual beli omongan dimana kedua orang itu mengklaim dirinya paling benar,tak sedikit kata-kata kotor keluar dari mulut kedua orang itu.

Kedua orang itu ternyata ribut hanya karena masalah kecil yaitu gara-gara ucapan penghinaan pada suatu pendapat yang mungkin niatnya tidak menghina hanya candaan,tapi "mulutmu harimaumu" terbukti disini.Kedua orang itu ternyata berbeda suku,suku Mandin dan Suku Urakan.

Saimun yang mendengar tukaran itu,panas telinganya.Tidurnya jadi tak nyenyak sebab tukaran kedua orang itu.Saimun pun terbangun dan memutuskan mendamaikan kedua orang itu.

Kondisi yang dilihat Saimun sudah tak terkendali,kedua orang itu sama-sama memegang golok dan hampir saja bunuh membunuh terjadi.Dengan sigap Saimun mendamaikan,tetapi caranya berbeda.

Pertama-tama Saimun,menyuruh mereka untuk berdamai dan bersalaman tetapi mereka menolak.Maka Saimun berbicara ke salah satu dari kedua orang itu.

"Aku disini tidak membela salah satu dari kalian.Aku disini hanya pengin mengingatkan bahwa siapa yang mau mengalah ia adalah orang yang hebat.Saya tau pasti kalian merasa paling benar,dengan pendapat yang kalian anggap benar.Saya hargai itu dan saya respek dengan hal itu.Tetapi jika kalian sama-sama ngotot merasa paling benar dengan pendapat kalian,maka ini tidak akan selesai,bukan? Kamu mau jadi orang yang hebat dari temanmu itu kan? Maka mengalahlah walaupun sebenarnya kamu yang benar,itu menunjukan kamu lebih dewasa dan hebat daripada temanmu" Kata Saimun kepada orang suku Urakan itu.

Kemudian Saimun menyeret tangan orang suku Mandin,dan iapun berbicara dengannya.

"Aku disini tidak membela salah satu dari kalian.Aku hargai pendapatmu,kamu marah dia marah juga wajar,karena kalian punya prinsip yang berbeda.Dan saya hargai kalian karena masih mau membela kepentingan suku,ini bagus banget.Tetapi disisi lain,kita harus melihat ke depan,bukan? Apa yang terjadi jika kalian berkelahi? Kalian akan menambah perkelahian lainnya dan bisa-bisa akan terjadi duel antar suku,padahal kalian kan suku yang bersaudara.Jangan sampai masalah kalian ini,malah bertambah ke perseteruan antar suku? Kamu mau jadi yang menghentingkan ini kan? Dan kamu juga harus ngerti,bahwa siapa yang mau mengulurkan tangannya untuk berdamai maka ia pahlawan bagi kelangsungan hidup orang banyak.Siapa yang mau mengulurkan tangannya untuk berdamai ia gentleman,ia lebih berwibawa daripada yang menerima uluran tangan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun