Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Napak Tilas ke Zaman Batu di Museum Pasir Angin Bogor

8 Mei 2018   14:12 Diperbarui: 14 Mei 2018   13:15 3039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah medengarkan pencerahan itu, saya melamun jauh dan anganku menembus batas nirwana dan sekat benua. Inggris, ya, Stonehenge. Sebuah situs purbakala yang menakjubkan. Coba kita perhatikan, batu itu juga seperti Batu Tumpang. Bahwa ada yang menahan batuan di atasnya. Perkiraan para arkeolog mengatakan bahwa Stonehenge ini dibuat pada tahun 3000-2000 SM.

Nah jika di Situs Batu Tumpang ini, belum ada informasi yang jelas sejak kapan batu itu di buat. Karena di situs ini, belum ada peneltian yang intensif yang dilakukan. Entahlah, apa mungkin kurang sokongan atau dukungan dari pemerintah, #bertanya?

31968043-414988082295610-6100001630848024576-n-5af14a3add0fa840a947bd22.jpg
31968043-414988082295610-6100001630848024576-n-5af14a3add0fa840a947bd22.jpg
Karena narsis adalah hak segala bangsa, dan eksistensi adalah hak asasi manusia, kami berfoto bersama dan lanjut untuk melihat lebih dekat dengan sebuah kejadian di sungai Cianteun antara tentara Jepang dan Australia (sekutu).
31956225-414988548962230-4599533051981070336-n-5af14cbecf01b4706f669054.jpg
31956225-414988548962230-4599533051981070336-n-5af14cbecf01b4706f669054.jpg
Pernahkah kawan mendengar, atau melihat sebuah prasasti atau monumen yang dibuat oleh Jepang? Saya rasa sangat jarang Jepang membangun sebuah prasasti/monumen. Menurut pupuhu yang saya dengar dari cerita ketika menerangkan tentang prasasti/monumen Jepang yang ada di aliran Sungai Cianteun ini, tepatnya dekat dengan museum Pasir Angin, Bogor ini. di Indonesia ini sepertinya ada tiga prasasti Jepang yang dibangun.

Pertama adalah ketika penaklukan tentara sekutu oleh Jepang, di Bandara Kali Jati Subang. Kekalahan pasukan Belanda oleh Jepang di Kali Jati ini hanya dalam hitungan jam, mungkin Jepang menggunakan sistem penyerangan seperti yang di lakukan di Pearl Harbour.

Kedua di Biak, Papua. Ini adalah prasasti/monumen Perang Dunia ke II. Dan ketiga ya di sini, sekitar Museum Pasir Angin, dekat Sungai Cianteun. Konon sejarah prasasti ini dibangun oleh veteran tentara Jepang untuk menghormati teman-teman prajurit Jepang yang diberondong senjata oleh tentara sekutu. Banyak prajurit-prajurit Jepang yang tewas di sungai ini, dan tidak terbawa ke negaranya. Hilang terbawa arus sungai.

31963995-10212167494801865-7900801875266502656-n-5af14bddcf01b42b78191cc2.jpg
31963995-10212167494801865-7900801875266502656-n-5af14bddcf01b42b78191cc2.jpg
Nah ini yang terakhir, apa saja yang ada di museum Pasir Angin ini? Ya benda-benda purbakala yang tersimpan, seperti sebuah kepala dari situs Cibodas, batu-batuan hingga golok besi melengkung, bandul kalung perunggu, mangkuk, dan ada juga simbol bunga Teratai.

Tahukah kawan, bahwa filosofi dari bunga Teratai menurut kepercayaan Buddha adalah melambangkan kesucian, bahwa akarnya yang kuat mencari makan di dalam lumpur yang kotor, sang akar berjuang dengan keras, agar bisa menghasilkan bunga nan indah, putih dan tak bernoda, bahkan lumpur sekalipun tak bisa menempel ke bunganya. Bahkan mampu memberikan keindahan kepada lingkungannya. Walau dalamnya lumpur dan kotor. Disini sekali lagi kita diajarkan bahwa untuk mendaparkan sesuatu yang indah, diperlukan sebuah perjuangan yang mahadahsyat. 

31964120-10212167867771189-6657622393143427072-n-5af15506f133440cc517b6c2.jpg
31964120-10212167867771189-6657622393143427072-n-5af15506f133440cc517b6c2.jpg
32095429-10212167868731213-2114296117876228096-n-5af15515cf01b46d2b123bb2.jpg
32095429-10212167868731213-2114296117876228096-n-5af15515cf01b46d2b123bb2.jpg
31969796-10212167868411205-744305892387717120-n-5af15506cf01b4441a7f76e4.jpg
31969796-10212167868411205-744305892387717120-n-5af15506cf01b4441a7f76e4.jpg
Sebelum masuk ke dalam museum, kita akan melihat sebuah batu yang besar gagah berdiri. Batu inilah yang menjadi icon di museum Pasir Angin ini. Batu Menhir yang berdiri gagah menghadap ke timur dan rata.

Ini menunjukkan sebagai pemujaan, karena setelah saya google di internet di situs ini tidak ditemukan tulang belulang manusia sehingga, di situs ini bisa diartikan sebagai tempat pemujaan. Menhir adalah struktur bangunan dari batu utuh yang langsung diambil dari alam atau telah lebih dulu diubah, kemudian dengan sengaja didirikan oleh manusia. Menhir ditegakan secara tunggal (monolith) atau disusun berkelompok, berjajar, maupun melingkar.

Setelah mendengar cerita itu, perut saya sudah mulai berbunyi, sang penguasa lambung sudah memberi sinyal, bahwa sesuatu harus dimasukkan ke dalamnya. Kita bergegas menuju Museum Pasir Angin. Karena kita akan makan siang bersama sembari bercerita di sana. Makanan sudah siap, mari kita bersantap. Daun-daunan sudah pasti ada, pun dengan sambal, teri dan kacang, serta ayam goreng, tak ketinggalan tahu dan tempe tersaji siap untuk disantap. Selamat makan siang kawan.

31963958-10212167868091197-211383361002799104-n-5af15364bde5757bb574d922.jpg
31963958-10212167868091197-211383361002799104-n-5af15364bde5757bb574d922.jpg
31946741-414989472295471-4705969445451857920-n-5af1505a5e13733995766fb2.jpg
31946741-414989472295471-4705969445451857920-n-5af1505a5e13733995766fb2.jpg
Catatan hingga tiba di Museum Pasir Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Saya berangkat dari depok pukul 05.45. dengan kancil kesayangan sayah, weits jangan salah. Kancil itu sudah beberapa kali sampe Ujung Genteng, walau berasa lama banget....gimana ga lama, mau ngebut aj susah bener, haha.

Susuri jalan Raya Sawangan terus menuju Jalan Raya Parung, pas belok kanan menuju Atang Sanjaya. Lurus terus. Kemudian ada perempatan McD ambil kearah kanan. Lanjut terus ikuti jalan raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun