"Cari saja koor suporter Malaysia di YouTube," ucap Sam amat sengit. Tampaknya dia makin sewot. "Mereka menyebut Indonesia bak binatang."
Remba menggeleng-geleng. "Jangan mudah tersulut. Boleh jadi itu provokasi!"
"Kamu," sergah Willy, "kok ngotot membela Malaysia? Mana nasionalismemu?"
Dengan tenang Remba menjawab, "Malaysia itu tetangga. Jika sakit, jenguk. Jika berulah, maklumi. Memaafkan itu menyembuhkan!"
3
Remba pulang ke kamarnya. Perdebatan dengan teman sepondokannya membuat gusinya meradang. Perasaannya makin tidak keruan. Dia heran mengapa orang-orang gampang tersinggung. Sebenarnya dia juga kesal, sewot, bahkan gusar. Tetapi, cinta kasih lebih layak dirawat daripada kemarahan dan kebencian.
Dia ingat. Pamannya, adik ayahnya, yang bekerja di negeri jiran kerap mengiriminya buku-buku dan uang jajan. Bibinya, adik ibunya, juga sering mengiriminya uang. Apakah dia harus merawat benci gara-gara dua-tiga kesalahan?
Dia sadar, Malaysia itu tetangga. Harus dimaafkan. Sebelumnya dia sudah sering memaafkan tetangga dan akan tetap memaafkannya. Bahkan andai kata suporter Malaysia benar-benar mendendangkan koor "Indonesia Itu Anjing", dia akan tetap memaafkan. Bahkan seandainya wasit Malaysia memang berat sebelah, dia akan tetap memaafkan. Bahkan dia sudah memaafkan sebelum Malaysia, tetangganya itu, meminta maaf.
Baginya, memaafkan itu menyembuhkan. Meskipun giginya tak sembuh-sembuh walau berkali-kali memaafkan tetangga.
#kandangrindu