Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah Harus Lebih dari Oase di Gurun

25 Mei 2017   11:52 Diperbarui: 5 Juni 2017   17:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMA Surya Atambua merupakan salah satu sekolah model dalam hal kerindangan, kebersihan dan keasrian (Foto:sesawi.net)

Sekolah-sekolah di Indonesia memiliki jumlah akumulasi perkumpulan banyak manusia sehingga membutuhkan suplay oksigen yang mencukupi. Dedaunan hijau menjadi pusat produksi oksigen bagi kebutuhan respirasi kehidupan di sekolah. Selain itu, dedaunan hijau memberikan efek kesejukan dan kedamaian bagi para penghuni. Kondisi ini sangat cocok bagi upaya untuk menciptakan kondisi yang sesuai bagi gairah belajar-mengajar para siswa/i dan para guru.

Dua pohon yang memberi efek hijau karena rimbunnya dedaunan ialah pohon angsono dan pohon evergreen. Kedua pohon ini memberikan efek penghijauan yang luar biasa bagi lingkungan sekolah. Sehingga para siswa/i dan para guru bisa memanfaatkan untuk sekedar menarik nafas segar di bawah naungan kerindangan pohon-pohon saat istirahat panjang.

Pepohonan dengan hijau dedaunan memberikan dampak lain terhadap menumpuknya sampah-sampah dari daun-daun kering. Hal ini terutama terjadi pada saat musim kemarau panjang. Sehingga para siswa/i mendapatkan tambahan tugas untuk membersihkan dedaunan kering yang gugur dalam halaman sekolah. Kondisi ini sering dipandang membebankan sehingga beberapa kepala sekolah memutuskan untuk memangkas saja pepohonan dalam halaman sekolah, lalu menggantikannya dengan tanaman bunga-bunga dan rerumputan. 

Dengan tanaman bunga yang berbunga, sekolah tampak mekar, namun kehilangan kerindangan dan suplay oksigen yang cukup dari dedaunan hijau. Selain itu para siswa/i kehilangan tempat berteduh yang segar saat istirahat panjang. Menghadapi kondisi ini, para pengurus sekolah memilih untuk melakukan penanaman taman bunga dan rerumputan di bawah naungan rimbunan pohon agar para siswa/i bisa merasakan manfaat ganda selain untuk kerindangan serta suplay oksigen juga untuk keindahan dan keasrihan sekolah. Lingkungan hidup dengan taman-taman asri dan pepohonan hijau sering menjadi tempat atau sarana belajar para siswa/i. Mereka mempelajari hewan-hewan dan tumbuhan-tumbuhan yang saling tergantung memberi keseimbangan kehidupan dalam alam semesta.

Masalah penataan taman sekolah, meskipun sering terlewatkan, namun tentunya pemilihan tanaman dalam lingkungan sekolah menjadi hal yang perlu diperhatikan. Hal ini dibuktikan dengan pengangkatan tenaga kependidikan yang menangani pertamanan dalam halaman sekolah pada setiap SMA Negeri di Indonesia. Sering para petugas taman sering tidak memperhatikan pemilihan tanaman, namun selalu berkutat kepada penyiraman tanaman sekolah, menjaga kebersihan dan keteraturan saja. Mereka bekerja berdasarkan program dan petunjuk dari kepala sekolahnya.

Kehadiran para petugas taman sekolah menjadi sesuatu yang amat penting dalam struktur pengelolaan suatu sekolah. Bahkan sedemikian pentingnya sehingga para petugas taman perlu tinggal di sekitar komplek sekolah. Sehingga selain menjaga taman sekolah, mereka merangkap sebagai petugas pemegang kunci sekolah bahkan petugas jaga malam untuk menjaga berbagai fasilitas dalam ruangan sekolah selama semalam-malaman ketika para guru dan para siswa/i berada di rumah atau asrama masing-masing. Kehadiran para petugas taman, kunci sekolah dan penjaga malam menjadi faktor yang sangat menentukan agar sekolah tetap aman dan nyaman bagi kegiatan belajar dan mengajar. Para petugas seperti ini menjadi tenaga full-timer di sekolah. Tentunya peranan mereka sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan di suatu sekolah. 

Tanpa taman yang indah dan segar, tanpa kecermatan memegang kunci-kunci ruangan kelas dan tanpa keamanan yang memadai di sekolah, proses pendidikan akan mengalami ketergangguan yang fatal. Jadi proses belajar-mengajar di suatu sekolah melibatkan berbagai komponen baik komponen tenaga kependidikan maupun tenaga pendidik. Semuanya sama-sama penting dan bekerja bahu membahu saling mendukung demi upaya peningkatan kualitas pendidikan di suatu sekolah. Jadi fungsi sekolah harus melampaui oase di padang gurun. Sekolah harus lebih dari sekedar memberikan kesejukkan dan kesegaran serta memberikan kehidupan. Ia harus merupakan lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa kesejahteraan lahir dan bathin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun