Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aminef Membawaku ke Cikini-Jakarta Pusat

9 Mei 2017   16:58 Diperbarui: 22 Mei 2017   10:26 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama 7 guru lainnya setelah suatu ujian di gedung Senayan Center lantai 3 (Dokpri)

Pada Senin 8 Mei 2015, saya memasuki kawasan Cikini, Grap itu membawa saya di depan Witz Hotel lalu pulang kembali. Mas Kasum sang sopir Grap sepanjang perjalanan menceriterakan banyak hal tentang Jakarta, tentang kasus Gubernur Ahok yang akan memasuki pembacaan vonis. Kawasan Cikini memberikan nuansa lain dari kawasan Jakarta pusat.

Pelbagai bangunan tua sepanjang jalan raya Cikini menyajikan nuansa khas negara-negara semenanjung Korea dan Jepang yang amat khas. Ada penualan makanan dalam berbagai bangunan tua di kawasan ini juga terdapat Starbuchs Koffe. Kesimpulannya menyimak bangunan-bangunan tua Korea sepanjang jalan raya Cikini, para penghuninya bukanlah orang-orang sembarang dari Korea. Para penghuninya ialah para ekspatriat Korea yang sedang bekerja hingga Tangerang, Cihampek dan Serang. Menyimak bangunan-bangunan yang ada, kita dapat mengethui bahwa tingkat kemakmuran para peghuninya terbilang tinggi untuk zamannya.

Dalam bangunan itu berbagai kebaisaan Korea tampak mendominasi untuk mengatakan bahwa orang-orang kaya Korea itu memang menjadi pemilik berbagai properti di zamannya khususnya di kawasan Cikini. Penulis sempat memeriksa bangunan tua bergaya Korea sepanjang Cikini dengan 2-3 lantai. Penulis juga sempat menemukan sebuah tugu yang menyatakan hubungan antara orang-orang Korea dengan Indonesia Bangunan tua ini menujukkan adanya upaya asimilasi budaya orang-orang Korea dengan berbagai suku bangsa Indonesia sejak lama.

20170509-133248-591188accf7a61445f384b20.jpg
20170509-133248-591188accf7a61445f384b20.jpg
Sejak Senin, 8 Mei 2017, saya tinggal di Witz Hotel Cikini Jakarta pusat untuk melaksanakan berbagai sesi sebelum berangkat ke AS dalam rangka International Leader and Education Program (ILEP) di Washingtondan New York. Utusan guru dari Indonesia akan bergabung dengan sekitar 30 negara yang disponsori oleh Fullbright Fellowship Program dari Departemen Pendidikan dan kebudayaan Amerika Serikat dan Indonesia. Saya adalah satu guru yang dinudang ke Jakarta untuk melakukan berbagai tahaban yang disponsori AMINEF. Saya berangkat dari Atambua melalui bandara AA Bere Tallo Haliwen pada jam 09.40 Wita dengan pesawat Wings Air menuju Kupang. Pemandangan sepanjang jalan tampak indah. Kami mendarat di bandara El Tari Kupang 40 menit kemudian, lalu bernati pesawat menuju bandara Juanda. Pesawat yang saya tumpangi ialah jenis Boeing 737 900 dengan kecepatan yang sangat tinggi. Boeing 737 merupakan Boeing tercepat di dunia saat ini.

Bandara Juanda merupakan bandara dengan akumulasi penghuni paling besar dan ramai dengan kegiatan pasar di dalamnya. Bandara itu memiliki berbagai fasilitas salah satunya untuk dagang di atasnya. Jika dibandingkan dengan bandara internasional Soekarno Hatta, banra Juanda tampak lebih ramai dengan aneka penjualan dan kesibukan di dalamnya. Kami tiba di jakarta 2 jam setelah lepas landas dari bandara Juanda. Beruntung, pihak AMINEF memberikan saya tiket PP dari Atambua-Jakarta dan Jakarta-Atambua.

Kami patut menyampaikan terima kasih kepada AMINEF atas kerja keras dan reaksinya yang amat cepat sehingga kami semua bisa diundang dan telah mensponsori kedatangan kami ke Jakarta lalu mensponsori kepulangan kami kembali ke tempat tugas kami masing-masing dengan melakukan booking tiket. AMINEF telah selamat membawaku ke Jakarta pusat. Semoga nanti saya memiliki kesempatan untuk berangkat ke Amerika. Perjalanan saya bersama AMINEF mengarungi jarak menggapai kualitas guru masih cukup panjang. Tetapi jalan pertama telah terbuka. 

Saya telah menunjukkan wajah bagi AMINEF. Semoga bersama AMINEF, pendidikan di Belu akan meningkat mutu dan kualitas pendidikannya. Bagi teman-teman guru yang ingin mengetahui proses pengsisian aplikasi ILEP, prosedur dan berbagai persyaratan dan pengalaman saya terbang ke Jakarta bersama AMINEF akan saya ceriterakan nanti. Saya masih lelah saat ini, baru pulang dari Senayan Center. Saya masih tinggal di Witz Hotel Cikini bersama Roommateku. Saya measih menyelesaikan beberapa hal terkait kedatangan saya ke AMINEF-Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun