Mohon tunggu...
Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perawat Bangkit untuk Indonesia Sehat

12 Mei 2017   08:18 Diperbarui: 12 Mei 2017   09:36 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hari Perawat Internasional atau International Nurses Day diperingati setiap tanggal 12 Mei. Peringatan hari perawat internasional ini digagas oleh ICN (International Council of Nurse) atau Dewan Perawat Internasional yang didirikan pada tahun 1965. ICN merupakan organisasi terbesar di dunia kesehatan yang beranggotakan perkumpulan perawat dari berbagai negara. Indonesia sendiri diwakili oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Hari keperawatan dunia tak lepas dari peran Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820) yang merupakan pelopor dari sosok perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti “Sang Wanita dengan Lampu”. 

Perawat merupakan suatu profesi di bidang kesehatan yang sangat mulia dan terhormat. Kehadiran seorang perawat mempengaruhi proses penyembuhan penyakit pada setiap klien. Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup, bahkan bagi sebagian orang menjadi seorang perawat adalah cita-cita besar yang ingin dicapai. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan pilihan hidupnya. Kondisi seperti inilah yang tak jarang menyebabkan berkembangnya paradigma terkait perawat di masyarakat tergolong buruk. 

Banyak orang beranggapan bahwa dokter lebih pintar dari perawat, sejujurnya ini adalah hal yang wajar, kita terkadang mendapatkan fakta bahwa perawat bertindak selalu atas perintah dokter dan wajar bila akhirnya masyarakat berpendapat bahwa dokter lebih pintar dari perawat karena hanya orang yang lebih pintar atau yang berkuasa-lah yang dapat memerintah orang lain. 

Tidak dapat dipungkiri kondisi yang ada dilapangan secara nyata menunjukkan, bahwa klien tidak akan tertangani secara sempurna jika hanya mengandalkan seorang dokter, begitupun sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dua profesi ini, antara perawat dan dokter merupakan sebuah kolaborasi profesi kesehatan yang saling melengkapi. Salah satu contohnya, jika datang seorang klien mengeluhkan batuk. Maka sesuai profesinya, yang dilakukan dokter ke klien ini adalah memberikan obat batuk. Sedangkan yang dilakukan perawat dengan asuhan keperawatannya adalah mengatasi masalah keperawatan apa yang timbul akibat batuk yang dialami klien tersebut. Seorang perawat melakukan asuhan keperawatannya dengan cara melakukan pengkajian terlebih dahulu, seperti: kapan mulai batuk, terus-menerus atau waktu-waktu tertentu, berdahak atau tidak, jika berdahak perlu dikaji apakah klien bisa mengeluarkan dahaknya, seperti apa dahaknya,  apakah pernapasan klien terganggu, bagaimana pola napasnya, apakah aktivitas klien terganggu, jika terganggu maka perlu dikaji aktivitas seperti apa yang terganggu. 

Kita memang tidak bisa memungkiri bahwa profesi dokter telah lebih dulu berkembang di negara ini ketimbang perawat, dapat kita lihat bagaimana sekolah tinggi kedokteran pertama sudah ada dari jaman pemerintahan Belanda, dan barulah setelah jumlah dokter dirasa kurang memadai akhirnya pelatihan-pelatihan bagi pribumi untuk menjadi perawat dibuka oleh pemerintah Belanda pada saat itu. Fakta sejarah ini menggambarkan bagaimana keterlambatan perkembangan profesi perawat di Indonesia bila dibandingkan dengan dokter. 

Namun, saat ini perawat telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jenjang pendidikan formal mulai  dari  D3, D4, S1 Keperawatan, S2 Keperawatan dan Spesialis (Keperawatan Komunitas, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Keluarga, Keperawatan Gerontik, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Anak), dan hingga sampai  Doktoral sudah sangat mudah didapatkan. 

Selain itu, peran perawat semakin meluas di negeri ini. Perawat dapat berperan sebagai pendidik, peneliti, advokat, pelaksana, dan konsultan. Pendidik disini dapat sebagai dosen maupun ketika perawat memberikan penddikan kesehatan kepada klien. Peneliti yaitu mengadakan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan. Advokat yaitu ketika membantu klien untuk mendapatkan hak-hak klien dan pelaksana yaitu perawat yang bekerja memberikan asuhan keperawatan misalnya di tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. 

Harapan kedepannya, keperawatan tidak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan di dalam gedung, namun keperawatan yang berbasis komunitas dalam hal ini masyarakat. Dengan sistem yang seperti ini, perawat tidak hanya duduk di tempat pelayanan kesehatan menunggu datangnya klien atau merawat klien yang sudah ada di tempat pelayanan kesehatan. Perawat komunitas juga melakukan pengkajian ke masyarakat atau komunitas untuk mengetahui faktor risiko penyakit, penyakit yang akan muncul akibat faktor risiko tersebut atau penyakit yang sedang dialami di suatu lingkungan masyarakat, serta memberikan pendidikan kesehatan.

Pada sistem perawatan berbasis komunitas, tentunya perawat melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kolaborasi yang dilakukan akan bermanfaat untuk pendeteksian jumlah penderita penyakit tertentu yang tidak memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan, pendeteksian faktor risiko dan penyakit yang akan ditimbulkan, serta yang paling penting adalah menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Hal ini menunjukan peran perawat dalam meningkatkan upaya promotif maupun preventif atau pencegahan terhadap masalah kesehatan lebih optimal secara kuantitas. Sehingga diharapakan untuk kedepannya cita-cita Indoensia Sehat dan sejahtera yang selalu di dengungkan di Indonesia akan segera terwujud, berkat inovasi dan perkembangan keperawatan di Indoensia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun