'Unggas Haters' sudah melekat di pribadi Saya. Kawan-kawan pondok kebanyakan tau itu. Walaupun Donald bebek terlihat lucu, tetap saja dia angsa yang tidak pakai pampers. Cerita kebencian tentang unggas sudah Saya deklarasikan ke seantero dunia.Â
Bunda masih mengaduk opor ayam, Saya duduk di depan kulkas. Masih memikirkan tragedi ayam lari setengah terbang pasca disembelih. Sepertinya Saya shock berat akan itu. Saya yang hampir tidak punya masalah saat itu, malah overthinking soal ayam sakaratulmaut.Â
"Memang gitu, kak. Bukan karena masih idup, ototnya kaget masih berfungsi. Jadi dia lari bukan kehendaknya, tapi jaringan sarafnya"
Tapi, tetap saja. Andai ceker ayam kukunya tidak tajam. Andai kaki ayam jago tidak panjang dan gagah. Andai ayam selamban cacing. Saya pasti tidak sekaget ini.Â
Masih memikirkan si jago, Dede ke dapur dengan mata sembab. Melihat ke arah panci. Opor ayam yang sepertinya sebentar lagi masak.Â
"Itu ayam jago, Bunda?"
Wajahnya dipenuhi semburat kehilangan.Â
"Iya, ini ayam jagonya Dede. Diikhlasin aja, ya."
Bunda menatap nanar. Dede mengangguk pelan.Â
Ia berjinjit dan berbisik.Â
Mata bunda membelalalak.Â