Mohon tunggu...
ZULKIFLI
ZULKIFLI Mohon Tunggu... Guru SMP Islam At-Taqwa Pamulang, Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan UNPAM

Menyukai bidang pendidikan, sains, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makan Bergizi Gratis (MBG): Tepat Sasaran, Bukan Sekedar Merata

18 Agustus 2025   17:12 Diperbarui: 18 Agustus 2025   17:12 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program makan bergizi gratis di sekolah kerap dipuji sebagai langkah maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak bangsa. Namun, dalam pelaksanaannya, perlu ada kejelian agar program mulia ini tidak salah sasaran.

Jika semua anak, termasuk mereka yang bersekolah di sekolah elit atau berasal dari keluarga berkecukupan, memperoleh fasilitas makan bergizi gratis, bukankah hal itu menjadi kurang adil? Bagi anak-anak dari keluarga mampu, makanan yang diberikan negara seringkali dianggap biasa saja, bahkan mungkin tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan apa yang mereka nikmati sehari-hari di rumah. Lain halnya dengan anak-anak dari keluarga miskin atau tidak mampu, bagi mereka, seporsi makan bergizi gratis bisa menjadi sesuatu yang sangat berharga, bahkan penentu apakah hari itu mereka bisa belajar dengan perut kenyang atau tidak.

Ironisnya, di tengah harapan besar terhadap program ini, muncul juga suara-suara kritis dari masyarakat. Tidak sedikit yang menyinggung kualitas penyajiannya, bahkan sampai ada yang menyindir dengan istilah "Makan Beracun Gratis". Julukan sinis ini tentu harus dijadikan bahan evaluasi, agar kualitas makanan benar-benar terjamin dan tidak menimbulkan keraguan.

Karena itu, program ini seharusnya menjadi jaring pengaman sosial ditujukan terutama untuk anak-anak yang orang tuanya berjuang memenuhi kebutuhan dasar. Dengan demikian, manfaatnya benar-benar terasa, bukan hanya menjadi simbol pemerataan yang semu.

Selain itu, kebijakan yang lebih tepat sasaran juga akan membuat anggaran negara lebih efisien. Dana yang tersedia dapat difokuskan pada kelompok yang benar-benar membutuhkan, sehingga kualitas gizi yang diberikan bisa lebih baik, bukan sekadar asal ada.

Makan bergizi gratis memang penting, tetapi harus ada prioritas. Negara hadir bukan sekadar untuk semua, melainkan untuk mereka yang paling membutuhkan. Dengan begitu, program ini bukan hanya populis, melainkan benar-benar berdampak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun