Mohon tunggu...
Zulkarnain Hamson
Zulkarnain Hamson Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi

Saya adalah dosen dengan latar belakang jurnalis selama 27 tahun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan 2: Pers Pancasila "Pers Ketuhanan yang Maha Esa"

24 Januari 2024   10:14 Diperbarui: 24 Januari 2024   10:27 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KETUHANAN adalah nilai pertama dan utama dalam kajian Pers Pancasila. Menjadi nilai yang tidak atau mungkin atau akan sulit didapati pada sistem atau Teori Pers lainnya yang secara akademik saat ini kita teruskan kajiannya.

- - - - - - - - - - - - - -

Dari 5-7 Teori Pers yang kita kenal saat ini, nilai 'Ketuhanan' lebih mudah dideteksi pada Teori Pers Pertanggungjawaban Sosial. Dugaan saya ini juga menjadi inspirasi bertumbuhnya pemahaman akan lahirnya kesadaran sosial (kesalehan sosial), sebagai amanah Tuhan pada kemaslahatan manusia. Insan Pers yang memiliki atau dalam dirinya terdapat nilai 'Ketuhanan yang Maha Esa'  pada dasarnya terpatri pengakuan eksplisit akan eksistensi Tuhan sebagai Sang Pencipta. Nilai ketuhanan dalam Pancasila menunjukkan bahwa eksistensi jurnalis sebagai warga negara, warga bangsa, dan manusia Indonesia memiliki hubungan dengan Tuhan yang diyakini sebagai sumber segala kebaikan.

Ketuhanan berarti sifat-sifat luhur mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifatNya (luhur mulia), bukan Tuhannya. Allah, menurut ajaran Islam adalah Tuhan Yang Maha Esa. Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut ketuhanan. Konsep Trinitas meyakini Ketuhanan yang Maha Esa menjadi dasar utama. Konsep ini terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep itu juga merupakan paham monoteistis yang dipakai sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 M. Ketuhanan dalam Agama Hindu adalah kepada Tuhan Yang Esa, tetapi sistem ketuhanannya terkoordinasi dalam konsep ketuhanan Trimurti.

Tiga contoh di atas terkait keberadaan nilai Ketuhanan bagi Jurnalis Indonesia dalam pemahaman Pers Pancasila; a) Percaya dan takwa terhadap Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan dianut masing-masing; b) Hormat menghormati dan bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup; c) Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Ketuhanan yang maha esa memiliki banyak fungsi dalam kehidupan bermasyarakat, seperti sebagai pijakan dasar etika, sumber motivasi, rasa aman dan tenang, pendorong terhadap kesatuan, pembelajaran, inspirasi, pendorong terhadap toleransi, dukungan emosional, kontrol sosial.

Penerapan sila "Ketuhanan yang Maha Esa" dalam kehidupan sehari-hari para pekerja media, adalah sebagai berikut: a) Bersungguh-sungguh dalam menjalankan ajaran agama; b) Tidak melakukan penistaan terhadap suatu agama, mencela, merusak, rumah-rumah ibadah; c) Menciptakan suasana taat beribadah di dalam keluarga. Pers Pancasila dengan menjadikan 'Ketuhanan' sebagai spirit utama sejalan dengan penempatan Pasal 1 dalam 'Kode Etik Jurnalistik' yakni; "Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk."

Dalam "Tafsir Lengkap Kode Etik Jurnalistik", Pasal 1 yakni; a) "Independen" berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers; b) "Akurat" berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi; c) "Berimbang" berarti semua pihak mendapat kesempatan setara; d) "Tidak Beritikad Buruk" berarti tidak ada niat secara sengaja dan bertujuan untuk menimbulkan kerugian pihak lain. Dengan demikian Pasal 1 'dipenuhi' spirit 'Ketuhanan' artinya jurnalis atau pemilik media secara mendasar bukan hanya berkewajiban secara aturan, melainkan juga harus tumbuh secara alamiah dari sejak awal dengan nilai 'Ketuhanan'.

Konsepsi ketuhanan dalam 'Pers Pancasila' (Pers Nasional) bisa dilihat dalam ajaran Islam dengan arti menurut Syaikh Ali Mahfudz mendefinisikan Dakwah yaitu memotifasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan menuju kejalan kebaikan. 'Dakwah -kebenaran-' yang dalam genre Jurnalisme Dakwah juga dikenal oleh Kristen Protestan, maupun Katolik, dan sudah berkembang sejak abad ke-18 di Eropa. Kini juga Hindu dan Budha memiliki program jurnalisme kebenaran melalui televisi. Juga hingga saat ini berbagai radio dan televisi komunitas religius semisal di Amerika Serikat, dan Eropa terus bisa berjalan. Konteks bahasan bukan pada materi Dakwah, melainkan pada nilai 'Kebenaran' yang dibawa dan melekat dalam diri seorang jurnalis, hal itu sejalan dengan Pasal 1 dalam Kode Etik Jurnalistik.

Makassar, 23 Januari 2024
Zulkarnain Hamson
Direktur Zulkarnain Hamson Konsultan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun