Mohon tunggu...
Muhammad Aditya
Muhammad Aditya Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah mahasiswa PJKR Unsika angkatan 2022 sekarang menuh pendidikan semester 7 hobi saya adalah ber olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Dari Edukasi Ke Aksi : Guru PJOK Karawang Siap Sebarkan Nilai Nilai Olimpiade DI Sekolah

13 Oktober 2025   19:21 Diperbarui: 13 Oktober 2025   19:21 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Dr. Ade Maman Suherman.S.H.,MSe ( Rektor Universitas singaperbangsa karawang)

Karawang, 9 Oktober 2025 --- Dalam upaya memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai luhur olahraga dunia, kegiatan Edukasi Nilai-Nilai Olimpiade (Olympism) bagi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) se-Kabupaten Karawang resmi digelar . Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Prof. Dr. Ade Maman Suherman.S.H.,MSe, yang memberikan sambutan penuh semangat tentang pentingnya menginternalisasi nilai-nilai Olimpiade dalam dunia pendidikan olahraga.

Dalam sambutannya, Prof. Ade Maman menyampaikan bahwa nilai-nilai olimpiade tidak hanya mencerminkan semangat kompetisi, tetapi juga filosofi hidup yang menanamkan sportivitas, persahabatan, dan keunggulan. "Guru PJOK memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai Olympism kepada peserta didik agar olahraga tidak sekadar aktivitas fisik, tetapi juga pembentukan karakter," ujarnya.

Acara yang berlangsung di Karawang ini dihadiri oleh puluhan guru PJOK dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Antusiasme peserta terlihat dari semangat mereka mengikuti setiap sesi pemaparan, diskusi, dan tanya jawab yang diadakan oleh panitia penyelenggara.


Pemateri pertama dalam kegiatan ini adalah Tara Talitha, M.Sport.M, seorang akademisi dan praktisi olahraga yang dikenal aktif dalam pengembangan pendidikan olahraga berbasis nilai-nilai olimpiade. Dalam paparannya, Tara membawakan materi yang menarik tentang sejarah lahirnya Olimpiade serta makna nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Tara menjelaskan bahwa Olimpiade modern berakar dari tradisi kuno di Yunani, di mana ajang olahraga tersebut dahulu hanya diikuti oleh laki-laki dan bahkan hanya dapat disaksikan oleh kaum pria. "Pada masa itu, Olimpiade merupakan ajang kehormatan dan kebanggaan bangsa Yunani, serta menjadi simbol kesempurnaan tubuh dan jiwa," tutur Tara dalam penjelasannya.


Lebih lanjut, ia juga menyoroti isu doping dalam dunia olahraga yang ternyata bukan fenomena baru. Tara mengungkapkan bahwa praktik penggunaan zat peningkat performa sudah ada sejak zaman kuno, meskipun belum secanggih sekarang. "Seiring berkembangnya zaman, tantangan etika olahraga semakin kompleks. Salah satu skandal besar yang tercatat adalah kasus doping Rusia pada tahun 2019, di mana atlet Rusia dilarang mengikuti Olimpiade akibat pelanggaran tersebut," ungkapnya.

Tara Talitha, M.Sport.M
Tara Talitha, M.Sport.M
Selain itu, Tara memperkenalkan moto Olimpiade yang sangat terkenal di seluruh dunia, yaitu Citius, Altius, Fortius yang berarti Faster, Higher, Stronger atau Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat. Menurutnya, makna dari moto ini tidak hanya sebatas capaian fisik, tetapi juga mengandung filosofi perjuangan untuk terus berkembang dan berjuang menjadi yang terbaik.


Dalam sesi berikutnya, Tara menjelaskan tiga nilai utama Olimpiade, yaitu Respect (Rasa Hormat), Friendship (Persahabatan), dan Excellence (Keunggulan). Ia menekankan bahwa ketiga nilai tersebut harus menjadi dasar dalam proses pendidikan jasmani di sekolah. "Respect artinya menghargai diri sendiri, orang lain, dan aturan permainan; Friendship mengajarkan pentingnya kebersamaan dan solidaritas; sementara Excellence mendorong setiap individu untuk mencapai potensi terbaiknya," jelasnya.

Para guru PJOK terlihat aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka bisa menerapkan nilai-nilai tersebut dalam pembelajaran di sekolah. Banyak di antara mereka yang menilai bahwa kegiatan ini memberikan inspirasi baru dalam mengembangkan karakter siswa melalui olahraga.

Kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan tentang sejarah dan filosofi Olimpiade, tetapi juga menguatkan komitmen guru PJOK dalam menanamkan nilai moral dan etika olahraga kepada peserta didik. Dalam konteks dunia pendidikan modern, olahraga dipandang sebagai sarana pembentukan karakter yang efektif dan menyenangkan.

Dalam penutupan acara, panitia menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya. Dengan begitu, semangat Olympism tidak hanya berhenti pada guru PJOK, tetapi juga mengalir hingga ke peserta didik di seluruh sekolah di Karawang.

Dengan berakhirnya kegiatan Edukasi Nilai-Nilai Olimpiade (Olympism) ini, diharapkan seluruh guru PJOK dapat menjadi agen perubahan dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, kejujuran, dan sportivitas di lingkungan sekolah masing-masing. Semangat Olimpiade kini bukan hanya milik para atlet dunia, tetapi juga menjadi semangat bersama para pendidik olahraga di Karawang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun