Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Orang-orangan Pasar

3 Maret 2016   16:25 Diperbarui: 3 Maret 2016   16:34 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Maka karung-karung gula itu seketika mendekap dada Kunyit dengan sejuta manisnya yang menggila di rongga hati. Suara-suara senyap pasar perbatasan mendendangkan lagu tidur yang mengalun teduh sepanjang kepak sayapnya menuju ke sebuah negeri di balik pijar rembulan.
Tak masalah lagi jika si gila itu kembali menggerayangi halte tua. Karena Kunyit kini telah beralas kasur gulung, dan berkemul sarung kumalnya yang hangat.

 Melingkarkan badan menghadap televisi berwarna yang gambarnya meliuk-liuk bagai ular padang pasir. Senyumnya lebar. Dan kedua bola mata keruh itu berbinar terang, seterang gemintang di luar sana. Bagi Kunyit, ketika tawanya melantang renyah menghadap televisi, dan bunga tidurnya mekar merekah di dalam sebuah pos ronda kecil, maka itulah hari raya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun