Sebanyak 145 orang diduga mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan hajatan pernikahan di rumah warga Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Sleman.
Berdasarkan laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sleman, mereka yang mengalami gejala keracunan sebelumnya menghadiri acara pernikahan yang digelar pada Sabtu (8/2) siang, sekitar pukul 10.00-13.00 WIB.
Gejala mulai dirasakan pada malam harinya, sekitar pukul 19.00 WIB. "Sebagian mulai mengalami demam, pusing, menggigil, dan diare," tulis laporan TRC BPBD yang diterima pada Minggu (9/2) petang.
Seiring berjalannya waktu, pada Minggu pagi semakin banyak warga yang mengalami keluhan serupa, sehingga mereka dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil pendataan terbaru, Kepala Puskesmas Tempel I, dr. Diana Kusumawati, menyampaikan bahwa total warga yang mengalami dugaan keracunan mencapai 145 orang per Minggu pukul 21.25 WIB.
Dari jumlah tersebut, 21 orang harus menjalani perawatan inap (opname), 12 orang masih dalam observasi, dan 112 lainnya menjalani rawat jalan.
Pasien yang dirawat tersebar di beberapa fasilitas kesehatan, antara lain:
* RSUD Sleman
* RS PKU Muhammadiyah Sleman
* RSA UGM
* RS Queen Latifah
* Jogja International Hospital (JIH)
* Puskesmas Tempel I
* RSUD Muntilan, Magelang, Jawa Tengah
Kronologi Kejadian
1. Sabtu, 8 Februari 2025
  * Pukul 08.00 WIB: Acara ijab kabul pernikahan digelar di rumah Bapak Agus Nur Hanan, Dusun Krasakan, RT 06, RW 14, Lumbungrejo, Tempel.
  * Pukul 10.00-13.00 WIB: Acara resepsi berlangsung dengan hidangan makanan untuk para tamu.
  * Pukul 19.00 WIB: Beberapa warga mulai mengalami gejala seperti demam, pusing, menggigil, dan diare.
2. Minggu, 9 Februari 2025
  * Pagi hari: Jumlah warga yang mengalami gejala semakin bertambah. Banyak dari mereka yang dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.
  * Pukul 15.30 WIB: Laporan sementara mencatat 130 warga mengalami gejala keracunan.
  * Pukul 21.25 WIB: Total jumlah korban meningkat menjadi 145 orang, dengan rincian 21 opname, 12 observasi, dan 112 rawat jalan.
  * Tim kesehatan, TRC BPBD, dan berbagai pihak melakukan assessment, evakuasi pasien, penyelidikan epidemiologi, serta mendirikan posko kesehatan di lokasi kejadian.
Selain itu, Tim KKN yang tersebar di Kalurahan Margorejo turut membantu pelayanan operasional kesehatan pasca keracunan. Mahasiswa KKN UMY ikut serta dalam proses evakuasi korban, membantu tenaga kesehatan di posko, serta berperan dalam pencatatan dan pendampingan pasien. Kehadiran mereka sangat membantu dalam mempercepat pelayanan bagi warga terdampak.
Hingga saat ini, tim medis masih terus menangani korban serta melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kejadian ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI