Studi lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa puasa dapat membantu mengatur emosi dan meningkatkan kontrol diri. Ketika tubuh berada dalam keadaan berpuasa, tingkat glukosa darah menurun, yang diketahui memiliki pengaruh besar terhadap regulasi emosi. Kondisi hipoglikemia (gula darah rendah) sering kali berhubungan dengan kecemasan, irritabilitas, dan gangguan suasana hati lainnya. Namun, bagi banyak orang, pengalaman berhasil menjalani puasa memberikan rasa pencapaian dan kontrol diri yang positif.
5. Memperbaiki Kualitas Tidur
Puasa yang teratur juga dikaitkan dengan perbaikan kualitas tidur. Beberapa orang melaporkan tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas lebih baik setelah menjalani pola makan berpuasa. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbaikan keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon yang berperan dalam pengaturan siklus tidur, seperti melatonin.
6. Peningkatan Daya Tahan Tubuh
Selain manfaat metabolik, puasa juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan mengurangi konsumsi makanan berlebih, tubuh dapat fokus pada proses pemulihan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat merangsang regenerasi sel-sel sistem kekebalan, yang membantu tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit.
7. Peningkatan Kualitas Hidup Secara Keseluruhan
Secara keseluruhan, manfaat puasa tidak hanya terbatas pada tubuh fisik, tetapi juga mencakup kualitas hidup secara menyeluruh. Puasa dapat menjadi momen refleksi diri, membantu seseorang untuk lebih sadar akan pola makan, serta meningkatkan rasa disiplin dalam hidup sehari-hari. Ini juga dapat berkontribusi pada pengembangan pola hidup yang lebih sehat dan lebih seimbang.Â
Kajian Ilmiah tentang Puasa dan MetabolismeÂ
Fasting (puasa) telah lama dikenal sebagai metode penurunan berat badan yang efektif dan bahkan digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit seperti diabetes tipe 2. Berbagai jenis puasa, termasuk intermittent fasting (IF), kini menjadi fokus penelitian dalam memahami pengaruhnya terhadap kesehatan, penuaan, dan proses penyakit. Kajian ini mengungkapkan pengaruh puasa terhadap metabolisme lipid, metabolisme glukosa, metabolisme protein, dan metabolisme neuroendokrin manusia.
Metabolisme Lipid:
Puasa bergilir terbukti dapat mengurangi kadar kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan ukuran partikel LDL yang lebih besar, yang lebih tidak berbahaya bagi jantung. Proses lipolisis yang terjadi selama puasa mengubah lemak menjadi energi, meningkatkan produksi keton sebagai sumber energi utama bagi tubuh, terutama otak.