Mohon tunggu...
Zulfaa Safinatun
Zulfaa Safinatun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Maa Fii Qalbi Ghairullah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Berdamai dengan Kehidupan

24 Februari 2021   21:00 Diperbarui: 24 Februari 2021   21:06 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Maafkan saya pak, saya sudah berperilaku tidak sopan kepada bapak. " kepala nya tertunduk, menyesal.

" Tidak apa-apa nak. Bapak sudah memaafkan Atha. Bapak paham bagaimana perasaan Atha. " ucap si penjual mentega dengan lembut.

" Pak, maafkan Atha juga, Atha khilaf. Terimakasih bapak sudah menasihati Atha. Atha sayang sama Bapak. " sambil memeluk Pak Rahmat

" Iya nak, tidak apa-apa. Syukurlah kamu mengerti apa yang bapak bicarakan tadi. Bapak juga sayang sama Atha. " sambil mengusap kepala Atha.

***

Seiring berjalan nya waktu, Atha tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, gagah, cerdas, dan bijaksana. Kini ia adalah seorang hakim muda yang bijaksana. Di luar jam kerja nya, ia sering membantu permasalahan orang-orang tanpa pamrih. 

Banyak orang-orang yang dating kepadanya hanya untuk sekedar curhat saja. Ia begitu ramah dan suka membantu orang yang membutuhkan bantuan sehingga orang-orang menyayangi nya. Tak sedikit gadis di luar sana yang menginginkan Atha sebagai pasangan hidup nya. Banyak juga orang tua yang menginginkan Atha menjadi menantu idaman, dan menjodohkan nya dengan anak nya. Tetapi itu semua ditolak begitu saja. Entah seperti apa gadis yang dapat menaklukan hatinya.

Pada suatu hari, Atha melihat seorang gadis yang sedang memberi makan beberapa ekor kucing di jalanan. Padahal sebelumnya banyak orang-orang yang mengabaikan kucing itu bahkan ada yang sampai mengusirnya karena merasa terganggu. Tetapi berbeda dengan gadis yang satu ini, hati nya begitu baik hingga tak tega melihat kucing terlantar yang kelaparan. Mata Atha tertuju pada gadis baik hati itu. Atha terpesona karena kebaikan hatinya. Ia menghampiri gadis itu, ternyata gadis itu memiliki paras yang cantik. Sungguh mempesona. Selain cantik fisiknya gadis itu juga memiliki hati emas, inilah hal yang paling utama.

" Permisi. Bolehkah saya memberi makan kucing ini juga? " kata Atha dengan sopan.

" Tentu saja, silakan. Kasihan sekali kucing ini tidak punya majikan yang memberinya makan. " kata gadis itu

" Oh begitu... Kalau boleh tau siapa namamu? " kata Atha dengan rasa yang tak karuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun