Mohon tunggu...
Zulfarhan
Zulfarhan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Hanya ada satu hal yang membuat mimpi tidak mungkin tercapai : ketakutan akan kegagalan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketangguhan Uwais Al-qarni

7 November 2022   19:45 Diperbarui: 7 November 2022   20:03 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tenang bagai air, yang terus mengalir dari hulu ke hilir, tak menjadi masalah,walau ada beban yg selalu ikut dalam putaran waktu yg kian bergulir, terkadang  antara keinginan dan kenyataan adalah sebuah hal yg kontroversial, pertanyaan yang selalu menuntut jawaban, apakah harus menyerah dengan keadaan,atau  terus melanjutkan perjuangan yang tak ada kepastian,
Berharap sukses tanpa melewati banyak nya proses itu hanyalah sebuah kebohongan
Bagai mengharap senja yang tak pernah di lahap oleh gelap nya malam, Hanyan menjadi sebuah harapan dan takkan pernah menjadi kenyataan.

Susah itu bukan sebuah cobaan dan miskin itu bukan sebuah ketetapan, tapi itu adalah sebuah tantangan yang sedang menunggu kapan waktunya menang.

belajar dari sebuah riwayat hidup kisah ketangguhan  Uwais al-qarni,seorang pemuda miskin yang ingin memenuhi keinginan ibunya untuk naik haji,

dalam riwayat hidupnya, Uwais al-qarni adalah seorang pemuda dari negeri yaman yang hidup dengan ibunya  yang sudah tua dan sakit-sakitan , lumpuh .setelah masuk islam, ibunya berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah mekkah al-mukarramah,
ibunya bertanya kepada uwais, 'wahai anaku, aku merasa hidupku di atas dunia ini sudah tidak lama lagi, tetapi sebelum kematian ku datang, dapat kah engkau membawaku pergi haji ke tanah mekkah al-mukarramah, 

selama ini, Uwais tidak pernah lelah merawat, menjaga dan memenuhi kebutuhan ibunya, tetapi permintaan ibu itu terasa sangat berat baginya, sebab dia bukan orang yang kaya yang memiliki harta, kuda ataupun unta untuk bepergian ke mekkah, tetapi sebagai anak yang sangat berbakti kepada ibunya, ia tetap mencari cara bagaiman memenuhi keinginan ibunya,
Maka mulai lah uwais Al-qarni melakukan hal yang di anggap gila, bodoh pada ketika itu, lalu dia membeli seekor anak lembu yang harga nya lumayan murah pada ketika itu,dan membuat kandang nya di atas bukit yang tinggi, pada tiap hari uwais menggendong anak sapi itu ke atas bukit dan ketika turun dari bukit uwais pun menggendong anak sapi itu, setiap hari uwais melakukan hal yang sama, sehingga ketika itu uwais di kataka  gila oleh penduduk kampung karna menggendong sapi menaiki dan menuruni bukit, 

Begitulah keseharian uwais Al-qarni selalu menggendong anak sapi naik turun bukit hingga sembilan bulan lamanya dan berat sapi itu Sudan melebihi 100 kg. Semua orang di yaman menyebut uwais al-qarni gila, stress, bodoh akan tetapi setelah sembilan bulan tersebut berlalu, tiba masa nya ber haji, barulah mereka menyadari bahwa ternyata, uwais Al-qarni melakukan hal tersebut adalah untuk menguat kan otot-ototnya, sebab iya hendak menggendong ibunya dari tanah yaman ke tanah mekkah al-mukarramah. 

Digendonglah ibunya dari yaman ke mekkah yang jarak nya sekitar 1.119 km dengan berjalan kaki, alangkah besar Cinta nya kepada ibunya , dan alangkah berbaktinya dia kepada ibunya, ia rela menempuh perjalanan yang jauh dan sulit, untuk memenuhi keinginan ibunya.

Sesampai nya di mekkah uwais Al-qarni berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di ka'bah, ibunya terharu dan bercucuran air mata ketika meliahat baitullah, di hadapan ka'bah, uwais Al-qarni berdoa " Ya Allah, ampuni  semua dosa ibuku ya Allah ", 

ibunya yang mendengar doa itu kemudian Bertanya kepada anaknya, bagaimana dengan dosamu wahai anak ku?. Uwais Al-qarni menjawab, "dengan terampunnya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga, cukup lah ridho dari ibu yang akan membawa ku masuk ke surganya Allah SWT. 

Dari kisah  kita bisa memetik satu hal, ketika kenyataan membentuk benteng yang sangat besar, itu semua tidak akan menjadi suatu halangan jika engkau terus berjuang untuk terus menggapai suatu impian. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun