Mohon tunggu...
Zulfa MuasarohBinti
Zulfa MuasarohBinti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Zulfa, mahasiswi jurusan Perbankan Syariah

Saya Zulfa, mahasiswi jurusan Perbankan Syariah di salah satu PTKIN di Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tahun 1992, Tahun Bersejarah bagi Madin!

2 Juni 2022   14:35 Diperbarui: 2 Juni 2022   14:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret saya bersama beliau, Bu Siti Khofsoh (Dokpri)

Saya tidak pernah tau semisal saya tidak diberi kesempatan untuk bertemu beliau, hendak jadi apa saya saat ini.

Perkenalkan, Ibu Siti Khofsoh, M.Pd. seseorang berhati mulia yang mendidirikan yayasan pembelajaran Al-Quran di lingkungan saya. Sekaligus sebagai seorang guru yang mengajari saya mengenal huruf hijaiyah. Ibu Siti Khofsoh, atau yang lebih sering dipanggil Ibu Soh, menceritakan bagaimana madin (madrasah diniyah) dapat berdiri hingga dikenal di seluruh penjuru desa.

"Kala itu 1992 Mbak, saya iseng ikut Bapak Ibu saya mengajari anak-anak sekitar untuk mengaji," Bu Soh mulai sampaikan kisahnya. Ia suguhkan air minum untuk saya. "Cuma ada 8 orang awalnya, kami ajari di rumah sini. Di tempat tinggal saya ini. Awalnya juga cuma belajar membaca Al-Quran."

"Lalu bagaimana kegiatan mengaji dapat berkembang hingga saat ini, Bu?"

"Sebab Bapak dan Ibu masih giat untuk mengajari anak-anak sekitar, mereka akhirnya menggaet teman-teman lain untuk ikut belajar. Akhirnya rumah kecil kami ini ndak cukup Mba, kami berpindah ke masjid An-Nur."

Masjid An-Nur merupakan tempat saya bertemu Bu Soh pertama kali waktu itu. Beliau nampak berwibawa sehingga disegani seluruh anggota madin, dari kelas satu hingga kelas enam, dari tenaga pendidik sampai tukang kebun, seluruh warga madin mengenal Bu Soh dan kepemimpinannya yang adil serta bijaksana.

Saya ingat betul bagaimana takutnya saya mengikuti kegiatan madin sebab saya tidak bisa apapun. Ayah dan Ibu saya tidak ajarkan apapun, mungkin Ayah saya ajarkan sesuatu, tetapi hanya sekelebat, sebab beliau juga dibuk bekerja. Saya insecure dengan teman-teman lain yang lebih dulu lancar membaca iqro, sementara saya dengan lamban menyusul.

Bu Soh itu tidak pernah memberi contoh buruk. Di setiap perlakuannya, beliau memberi contoh dan pengimplementasian nilai-nilai terpuji yang ada di dalam Al-Quran. Selain mengaji, bahkan Bu Soh memfasilitasi murid-muridnya ekstrakurikuler berupa sempoa dan juga qiroah.

Hebat sekali bukan?

Bu Soh dibantu mendiang suaminya terus mengembangkan madin, memperbaiki sistem yang kurang, menambah berbagai ide untuk kesejahteraan murid.

Saya sempat tanyakan dalam kegiatan wawancara yang berlangsung di rumah beliau beberapa waktu lalu. Apa saja kiat-kiat atau modal yang bisa kita terapkan agar dapat menjadi seseorang yang hebat seperti Bu Soh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun