Ramadan tahun ini terasa berbeda dari dua tahun belakangan.
Tahun ini nampak normal, seperti tidak ada batasan yang perlu dikhawatirkan. Kami senang, umat islam akhirnya dapat menikmati kegiatan ibadah tahunan dengan rasa yang bahagia dan penuh suka cita.
Banyak sekali hal-hal yang tidak bisa dilaksanakan dengan baik selama pandemi mendera, seperti acara doa bersama sebelum ramadan. Kami sebut acara itu megengan. Juga beberapa tradisi lain seperti sungkem dateng bopo lan ibu (sungkem kepada ayah dan ibu), juga sowan dateng kramatan (datang ke makam).Â
Tiga tradisi ini kami lakukan tiap kali ramadan akan tiba. Bukan hanya keluarga, namun tradisi tersebut dilakukan seluruh penduduk desa tiap satu, dua, atau tiga hari sebelum ramadan.
Megengan secara bahasa berarti menahan. Seperti dalam ungkapan megeng nafas, artinya menahan nafas, megeng hawa nafsu artinya menahan hawa nafsu dan lainnya. Secara simbolik, bahwa upacara megengan berarti menjadi penanda bahwa umat muslim akan memasuki bulan puasa.Â
Megengan merupakan tradisi memberikan berkat atau makanan kepada tetangga, salah satu makanan yang ada di dalamnya yaitu kue apem. Disebutkan, tradisi ini bertujuan untuk mensucikan diri agar mendapat ampunan di Bulan Ramadan.
Di sekitar rumah saya terdapan mushala, di mana kami biasa habiskan waktu untuk berdoa bersama bersama Imam mushala. Mereka akan panjatkan doa-doa agara ramadan tahun ini dapat berlalu dengan baik. Pak Imam Fauzi, selaku pengurus aktif mushala Al-Amin (mushala yang saya maksud) akan memberi pengumuman beberapa hari sebelum megengan dilaksanakan.Â
Biasanya beliau akan memebri waktu agar masing-masing keluarga dapat bersiap untuk ke sarean (makam) sebelum megengan dimulai.
"Biasanya megengan dilakukan satu, dua, atau tiga hari sebelu ramadan, maka saya selaku perwakilan dari mushala Al-Amin akan memberi pengumuman yang ditujukan kepada seluruh warga sekitar mushala. Kami harapkan ada keikhlasan warga untuk membawa berkatan (nasi dan kudapan lain). Tidak diwajibkan, sebab acara inti pada hari itu adalah doa bersama, memohon perlindungan dan ampunan kepada Allah."
Saya dengar Pak Imam berkata demikian pada ramadan-ramadan sebelumnya. Tetapi dua tahun belakangan kami tidak dapat selenggarakan megengan, terkendala covid. Ketika tahun ini diadakan, antusiasme warga sungguh diluar bayangan.