Mohon tunggu...
Zulfa Mahdiyah
Zulfa Mahdiyah Mohon Tunggu... Mahasiswi S1 UNU YOGYAKARTA | S2 UINSSC

Mahasiswa yang tumbuh dalam nilai-nilai pesantren, menjunjung tinggi disiplin, keikhlasan, dan keilmuan sebagai landasan hidup. Berkomitmen melanjutkan pengembangan diri melalui studi strata dua dengan semangat menggabungkan tradisi keislaman dan ilmu pengetahuan modern. Bertekad menjadi akademisi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga berintegritas dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Al-Zarnuji dan Filosofi Pendidikan Islam yang Berorientasi pada Kesempurnaan Manusia

15 Oktober 2025   08:00 Diperbarui: 15 Oktober 2025   02:20 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam tradisi pendidikan Islam, al-Zarnuji menempati posisi penting sebagai figur yang memberikan kontribusi mendalam pada pemikiran mengenai metode dan etika belajar. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin al-Hasan al-Zarnuji, seorang ulama abad ke-13 yang terkenal melalui karya monumental berjudul "Ta'lim al-Muta'allim Tariq al-Ta'allum" atau "Petunjuk bagi Si Pembelajar tentang Cara Belajar". Pemikiran pendidikan Islam al-Zarnuji memiliki relevansi yang kuat dengan prinsip-prinsip pendidikan modern, terutama terkait sikap, metode, dan tujuan belajar yang berorientasi pada pembentukan karakter dan penguasaan ilmu secara holistik.

al-Zarnuji menekankan bahwa pendidikan Islam bukan sekadar pencapaian pengetahuan secara kuantitatif, melainkan sebuah proses yang mengedepankan akhlak mulia dan kematangan jiwa. Ia memandang bahwa ilmu harus menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki kondisi manusia, bukan sekadar alat mencari status atau kekayaan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dalam pandangannya harus berpijak pada tujuan spiritual dan sosial, sehingga pembelajar tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga bertanggung jawab secara moral.

Salah satu aspek krusial dalam pemikiran al-Zarnuji adalah pentingnya niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu. Ia berpendapat bahwa niat menjadi fondasi utama yang menentukan keberhasilan dan keberkahan dalam belajar. Tanpa niat yang tulus, ilmu yang didapat hanya akan menjadi beban dan bahkan bisa membawa kemudaratan. Oleh karena itu, seorang murid harus menyiapkan hatinya agar penuh kerendahan hati, kesungguhan, dan kesabaran dalam menempuh proses pendidikan. Selain itu, al-Zarnuji juga memberikan perhatian besar kepada adab dan etika dalam belajar. Ia mengajarkan bahwa seorang pelajar harus menjaga sikap sopan terhadap guru, teman, dan lingkungan belajar. Kerendahan hati untuk menerima kritik dan perbaikan, disiplin dalam mengatur waktu, serta kesungguhan dalam berusaha merupakan karakter yang harus dimiliki tiap pembelajar. Pendidikan menurut al-Zarnuji bukan hanya tentang mendapatkan ilmu, tapi juga pembentukan karakter dan sikap positif yang melahirkan manusia yang utuh dan berintegritas.

Metode belajar yang ditawarkan al-Zarnuji juga sangat praktis dan relevan hingga kini. Ia menekankan pentingnya fokus dan konsentrasi saat belajar, menghindari kesombongan, serta terus menerus mengulang dan mengkaji materi agar ilmu benar-benar melekat dan bisa diamalkan. Proses belajar tidak cukup hanya dengan membaca atau mendengar, tapi harus diikuti dengan pemahaman, refleksi, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, ilmu yang diperoleh tidak menjadi sekadar teori, tetapi menjadi bekal hidup yang bermanfaat.

Melalui pemikirannya, al-Zarnuji juga mengingatkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara guru, murid, dan masyarakat. Guru harus menjadi sosok teladan yang tidak hanya pintar secara akademik tetapi juga berakhlak mulia dan sabar dalam mengajar. Murid harus menunjukkan kesungguhan dan kesediaan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Sementara masyarakat memiliki peran dalam mendukung keberlangsungan pendidikan dengan menyediakan lingkungan kondusif dan memberi penghargaan kepada ilmu serta pendidik.

Pemikiran al-Zarnuji membuka wawasan bahwa pendidikan Islam esensinya bukan hanya transfer pengetahuan, melainkan transformasi spiritual dan moral manusia. Di tengah tantangan modern yang terkadang menjauhkan pendidikan dari nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan, ajaran al-Zarnuji mengajak kita kembali kepada hakikat pendidikan yang menyeluruh dan berlandaskan akhlak mulia. Dalam konteks kekinian, pemikiran al-Zarnuji dapat dijadikan pedoman untuk membangun sistem pendidikan Islam yang tidak hanya menghasilkan manusia cerdas, tapi juga manusia berkarakter kuat dan berbudaya. Dengan fokus pada niat, etika belajar, ketekunan, dan tujuan mulia, pendidikan dapat menjadi wahana pembentukan generasi yang mampu menghadapi dinamika zaman dengan bijak dan tetap berpegang pada nilai-nilai agama.

Kesimpulannya, pemikiran pendidikan Islam al-Zarnuji sangat penting sebagai landasan filosofis dan praktis dalam mengembangkan pendidikan yang berorientasi pada keutuhan manusia. Pendidikan yang dilandasi niat yang ikhlas, akhlak mulia, dan metode belajar yang efektif akan menghasilkan insan yang tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga bermoral dan beriman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun