Mohon tunggu...
Muhammad Zulfa Kamal
Muhammad Zulfa Kamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Program Studi Bahasa damn Sastra Arab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Keuangan: Boleh Asalkan Tidak Berlebihan

1 November 2023   13:34 Diperbarui: 1 November 2023   13:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Manajemen Keuangan Mahasiswa, Dok. Pribadi

Manajemen keuangan menjadi salah satu skill yang perlu dimiliki setiap individu di era saat ini. Awalnya kita akan fokus untuk memperoleh uang. Sebagaimana ketentuan yang berlaku di Indonesia, uang digunakan sebagai alat tukar untuk mendapatkan barang lain. Macam keinginan orang untuk membelanjakan uang terkadang membuat keinginan pribadi akan bertabrakan dengan porsi uang yang dimiliki. Untuk mencapai target finansial yang ideal, seseorang tidak hanya perlu memperhatikan upaya untuk memperoleh uang namun hal yang lebih penting adalah cara untuk mengelola uang itu sendiri.

Secara sederhana, perencanaan keuangan dapat dijalani dengan membagi uang ke dalam beberapa bagian yang berbeda. Bagian tersebut terdiri dari aspek kebutuhan pribadi, keinginan, investasi, serta aspek religi. Setiap orang bisa saja memiliki bentuk manajemen keuangan yang berbeda tergantung kondisi yang mereka dapat dan hadapi. Setiap bagian dalam manajemen keuangan diisi dengan persentase ideal tergantung orang yang merencanakan keuangan.

Kontrol keinginan terkadang diartikan 'meleset' oleh sebagian orang. Ada anggapan bahwa mengontrol keinginan berarti mengekang hawa nafsu supaya tidak menginginkan hal-hal yang dianggap tidak perlu. Sebagian orang malah berlaku lebih ekstrim. Tidak hanya nafsu yang dikekang, namun mereka membatasi kebutuhan mereka sehingga melupakan kebutuhan pokok yang mereka butuhkan. 

Contoh saja mahasiswa terkadang berpikir cara untuk mengelola keuangan adalah dengan membatasi porsi makan mereka. Bahkan mereka rela memberi makan perutnya dengan mie instan setiap harinya hanya untuk menekan laju pengeluaran uang. Hal ini jika dipandang dari sudut pandang kesehatan merupakan suatu kesalahan karena seyogyanya dalam makan seseorang perlu memerhatikan kebutuhan pokok yang tubuh mereka perlukan. Mereka harus mencukupi kebutuhan tubuh atas kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin serta nutrisi lainnya. Maka konsep pembatasan hawa nafsu dengan dalih pengelolaan keinginan adalah pemikiran yang tidak sepenuhnya benar karena bertentangan dengan kewajiban manusia untuk memelihara tubuhnya

Manajemen keuangan yang bertumpu pada kontrol keinginan diri harus menyeimbangkan antara kebutuhan dengan keinginan. Kebutuhan pokok atas diri sendiri seperti makan dan minum harus tetap dipenuhi Baru setelah alokasi atas kebutuhan pokok, kita bisa mengalokasikan uang kita untuk kebutuhan lain misal infaq, selfreward, investasi dll. Tergantung masing-masing orang. Infaq disini bisa dipenuhi misal dengan beramal di tempat ibadah atau menraktir makan teman sebagai wujud rasa Syukur. 

Selfreward adalah bentuk penghargaan atas diri sendiri karena berhasil melakukan suatu capaian. Contoh karena berhasil memenuhi target perencanaan keuangan, seseorang boleh memberi reward kepada dirinya sendiri dengan makan di restoran atau tempat makan lain dengan lauk istimewa. Adapun dalam investasi, seorang mahasiswa bisa berinvestasi dengan membelanjakan sebagian uangnya untuk membeli buku. Buku bisa menjadi bentuk investasi pengetahuan karena dengan memperbanyak bacaan, seseorang akan memiliki cakrawala pengetahuan yang luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun