Mohon tunggu...
ZULFA
ZULFA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD FIPP UNNES

Hobi memasak, membaca novel, mendengarkan musik, dan nonton.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka Belajar Terhadap Minat Belajar Siswa

8 Oktober 2023   21:15 Diperbarui: 8 Oktober 2023   21:26 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zulfa Nafilatul Ula, Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd.Mahasiswa PGSD FIPP UNNES, Dosen PGSD FIPP UNNES/Dokpri

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perubahan kurikulum adalah hal yang tidak asing lagi. Sejak berdirinya Republik Indonesia, negara ini telah beberapa kali mengubah kurikulum pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pada tahun 2013, Indonesia mengenalkan Kurikulum 2013 sebagai langkah reformasi besar dalam sistem pendidikan. Namun, baru-baru ini, kita menyaksikan perubahan besar lagi dengan munculnya Kurikulum Merdeka Belajar. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah transisi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka Belajar telah berdampak pada minat belajar siswa? Dalam esai ini, saya akan mengkaji pengaruh dari transisi ini terhadap minat belajar siswa dengan kritis.

Pentingnya Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa adalah faktor kunci dalam proses pendidikan yang efektif. Ketika siswa memiliki minat yang kuat terhadap pembelajaran, mereka cenderung lebih fokus, aktif, dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Minat belajar yang tinggi juga dapat membantu siswa untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana perubahan kurikulum dapat mempengaruhi minat belajar siswa.

Transisi dari Kurikulum 2013

 

Kurikulum 2013, yang diperkenalkan pada tahun 2013, menandai perubahan besar dalam pendekatan pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran. Namun, implementasinya tidak selalu mulus, dan banyak guru dan siswa mengalami kesulitan dalam mengadaptasi diri dengan perubahan ini.

Selanjutnya, Kurikulum Merdeka Belajar, yang diperkenalkan pada tahun-tahun belakangan ini, juga menandai perubahan besar dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum ini lebih menekankan pada fleksibilitas, otonomi sekolah, dan pembelajaran berbasis proyek. Namun, seperti halnya transisi sebelumnya, pengenalan Kurikulum Merdeka Belajar juga menimbulkan banyak tantangan dan perubahan dalam pola pembelajaran tradisional.

Pengaruh Kurikulum Terhadap Minat Belajar Siswa

Pertama-tama, perlu diakui bahwa pengaruh kurikulum terhadap minat belajar siswa adalah hal yang kompleks dan tidak dapat dipahami secara sepihak. Faktor-faktor lain, seperti lingkungan keluarga, motivasi intrinsik siswa, dan kualitas pengajaran, juga berperan penting dalam menentukan minat belajar siswa. Namun, perubahan kurikulum dapat menjadi faktor penting dalam mengubah dinamika ini.

Salah satu dampak dari transisi kurikulum adalah perasaan kebingungan dan ketidakpastian di antara guru dan siswa. Ketika guru harus beradaptasi dengan metode pengajaran yang berbeda dan siswa harus menyesuaikan diri dengan tuntutan pembelajaran yang baru, hal ini dapat mengganggu minat belajar mereka. Siswa yang merasa cemas atau frustasi dengan perubahan kurikulum dapat kehilangan minat dalam belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun