Mohon tunggu...
Zulcar Chaeril
Zulcar Chaeril Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer and lecturer

Menulis mengenai pemasaran, startup, digital marketing, olahraga bola basket, dan traveling . kontak z.chaeril@gmail.com blog: https://zulcarc.wixsite.com/journeytime

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang Laga El-Classico, Final Liga Bola Basket Tertinggi di Indonesia

15 Maret 2019   17:00 Diperbarui: 20 Maret 2019   10:07 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Babak playoff dan semifinal telah selesai, kini 2 tim yang masuk final sudah berhasil melawati hadangan di babak sebelumnya. Final IBL musim ini kembali mempertemukan 2 tim yang memiliki sejarah panjang di dunia perbasketan Indonesia, bisa di bilang ini merupakan El Classico nya basket Indonesia. 

Kembalinya Stapac ke final bertemu dengan musuh lamanya yaitu Satria Muda di partai puncak. Partai ini akan kembali menggunakan sistem best of 3 yang berarti akan ada 3 pertandingan tim yang lebih dahulu mencuri 2 kemenangan akan menjadi juara. Apabila 2 pertandingan awal sudah dimenangi oleh salah satu tim, maka game ke 3 tidak akan dimainkan namun bila kedua tim dapat mencuri kemenangan di 2 game awal maka skor akan menjadi 1-1 yang harus memainkan game ke 3 sebagai penentu. Satria Muda sang juara musim lalu akan berusaha kembali mempertahankan kedigdayaannya di kontestasi liga basket tertinggi di Indonesia.

Stapac dengan amunisinya yang musim ini sangat menjanjikan mampu melakoni reguler season sampai partai semifinal kemarin mereka hanya kalah 1 kali, pencapaian yang hampir sempurna. Berkat para pemain yang sangat sangat melonjak di musim dan gaya permainan yang dibawa oleh coach Gibet membawa Stapac menjadi tim yang paling sulit dikalahkan musim ini. Sebaliknya, Satria Muda yang musim ini mengalami banyak kekalahan di reguler season tidak seperti musim lalu yang sangat berjaya dengan mental yang sesungguhnya mereka berhasil kembali menjadi juara. 

Satria Muda musim ini banyak mengalami pasang surut permainan harus berjibaku di reguler season merekapun harus menyelesaikan laga playoff dan semifinal dengan sangat ketat. Walaupun mereka berhasil melewati babak tersebut tapi ada beberapa catatan yang harus diingat bahwa mereka tidak se-superior musim sebelumnya.

Mengghadapi Bima Perkasa Jogja di playoff mereka mendapat perlawanan sengit dari tim asal Jogja tersebut bahkan di babak semifinal mereka harus melakoni 3 game setelah mereka harus takluk dari NSH Jakarta digame ke 2, namun kemenangan di semifinal tersebut harus dibayar mahal dengan cideranya Jamar Andre Johnson salah satu pemain import mereka yang juga salah satu pemain timnas Indonesia.

Dengan cideranya Jamar membuat Satria Muda akan menghadapi laga final tanpa punggawa asingnya tersebut. Secara statistik Stapac dapat menjuarai IBL musim ini semakin terbuka dari sisi rekor pertemuan dan kelengkapan pemainnya, namun bukan Satria Muda namanya jika mudah di taklukan apalagi di partai final ini, game sengit akan jelas tersaji di partai puncak ini dan Satria Muda pun pasti berambisi untuk mempertahankan titel juaranya tapi Stapac tidak akan memberi kemudahan Satria Muda untuk mempertahankannya.

Pertandingan El-Classico ini akan sangat menarik setelah 4 musim terakhir Stapac (sebelumnya Aspac) gagal masuk ke final. Kini mereka kembali ke partai final dan berhadapan dengan musuh utama mereka. Stapac yang musim ini di nahkodai oleh coach Gibet asal Lithuania telah berhasil membawa Stapac menjuarai pramusim IBL 2018, jadi ini adalah final keduanya secara beruntun di Indonesia. Pelatih yang sangat dikenal keras dan disiplin dikala pertandingan ini telah membangun komposisi pemain yang sangat merata dan ditambah adopsi permainan basket modern Eropa ke Indonesia. Seru menantikan strategi apa yang disiapkan coach Gibet siapkan untuk partai final, akankah ada kejutan?

Arki yang telah menunjukkan kelas sesungguhnya dari playoff kemarin akan menjadi poros dan titik tumpu permainan Satria Muda di final, kualitas yang Arki tunjukkan selama playoff sangat membuat tenang coach Youbel yang harus kehilangan Jamar. Dengan begitu walau hanya menggunakan Dior Lowhorn sebagai pemain asing Satria Muda masih memiliki amunisi lokal yang memiliki level tinggi.

Perlu di ingat juga jajaran pemain bench yang dimiliki Satria Muda  tidak akan mengurangi agresifitas para starternya, mereka siap menjalankan laga final ini dengan kekuatan penuh. Sedangkan dari kubu Stapac mereka akan mengandalkan permainan tim di 5 starter awal mereka yang semakin kompak dan ditambah 6th man player dan juga amunisi lainnya di bench. Kendal Yancy kemungkinan akan menepel ketat Arki di partai ini supaya bisa menghentikan sodoran-sodoran bola ataupun poin-poin bagi Satria Muda.

Persaingan serupun akan juga tersaji antara bigman Satria Muda dan Stapac yaitu antara Savon Goodman dan Dior Lowhorn. Kedua pemain ini memiliki persaingan yang sangat ketat saat bertemu, selama di reguler season bisa dianggap hanya Savon Goodman yang benar-benar dapat menghentikan keganasan Dior Lowhorn di paint area, namun ini adalah parta final mereka akan bermain habis-habisan dari game 1. Keduanya tidak akan mudah untuk di dikte lawan masing-masing. Menarik melihat persaingan dua bigman kuat ini beraksi di final nanti. Siapakah yang akan lebih tangguh dibawah ring?

Prediksi starting 5 kedua tim di partai final:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun