Kadangkala orang menganggap bahwa penguasa adalah pemimpin, tetapi pemimpin belum tentu penguasa. Pemimpin dan Penguasa masing-masing memiliki konotasi yang berbeda, dimana pemimpin berkonotasi positif sedangkan penguasa berkonotasi negatif. Pemimpin mengandung makna sebagai pimpinan atau imam dalam pengertian Islam. Tetapi belum tentu pemimpin menggunakan hak prerogatifnya untuk berkuasa. Sedangkan penguasa sudah jelas dia menguasai semua bahkan seorang pemimpin yang sedang memimpin pun bisa dikendalikan oleh penguasa meski penguasa tersebut tidak memimpin.
Pemimpin tidak melulu soal pemerintahan atau birokrasi, bahkan dalam rumah tangga pun ada sosok pemimpin. Siapa dia? Bapak! Seorang bapak harus bijaksana dalam mengambil keputusan maupun memberi teladan agar tidak terkesan otoriter kepada istri dan anak-anaknya meski istri dan anak adalah orang kesayangan. Rasulullah SAW sudah memberi contoh yang baik sebagai pemimpin, baik dalam rumah tangganya maupun dalam pemerintahan. Dalam pemerintahan Rasulullah tidak pernah menampakkan sikap sebagai penguasa, beliau lebih mengedepankan musyawarah mufakat dalam pengambilan kebijakan. Orang-orang non muslim pun diakomodir oleh Rasulullah dalam hal Muamalah yakni dalam Piagam Madinah.
Berbeda dengan Penguasa, sebagai contoh Raja Namrud, Fir'aun dan lainnya adalah penguasa yang tidak memiliki perikemanusiaan. Mereka berkedudukan sebagai pemimpin sekaligus sebagai penguasa. Sebagai pemimpin mereka tidak memiliki tauladan yang baik bagi manusia lainnya sehingga dianggap sebagai penguasa bukan pemimpin. Itu sebabnya pemimpin dan penguasa memiliki makna yang berbeda. Karena memimpin punya gaya masing-masing tetapi jangan sampai terkesan sebagai penguasa. Artinya seorang pemimpin dalam sebuah organisasi atau lembaga menyalahhgunakan wewenangnya untuk menguasai atau berkuasa dengan segala yang ada dalam lembaga tersebut. Teladani para pemimpin yang bisa mengayomi rakyatnya, karena semua akan dipertanggungjawabkan kepada yang lebih berkuasa.