Mohon tunggu...
ZOEBED
ZOEBED Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Aku yang suka berkelana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah! Masihkah di Dadaku

12 April 2016   11:38 Diperbarui: 12 April 2016   12:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari yang lalu tepatnya 9 April 2016 penulis berkunjung ke kab. Blitar dalam rangka usaha dan bisnis. Ntah kenapa tiba-tiba ditengah perjalanan terbesit dalam benak untuk mampir ke makam bapak proklamator Indonesia yang sekaligus presiden pertama bangsa ini.

Berbicara kota blitar tentu tidak terlepas dari sejarah bangsa ini dalam melalukan proses panjang mengusir penjajah yang telah menguasai bangsa selama kurang lebih 350 tahun (dalam catatan sejarah) waktu tersebut bukanlah waktu yang singkat bagi bangsa ini butuh perjuangan total secara fisik dan materi.

Ketika penulis sampai di kota blitar tepatnya di makam bung Karno, disambut dengan gapura yang indah yang sekalugus sebagai pintu masuk pemakaman. Ditempat tersebut penulis mencoba berfantasi mengenang kembali sejara panjang bangsa ini sambil diiringi doa kepada sang proklamator. Dalam fantasi pikiran penulis mencoba membuka catatan sejarah bangsa ini. Andai saja bangsa Indonesia ini tidak merdeka sejak 1945 dulu, mungkin sampai saat ini bangsa Indonesia akan menjadi jongos bangsa asing yang telah merampas hak kebebasan hidup pribumi masa itu.

Dengan perjuangan yang gigih tak kenal malam dan siang, tak kenal panas dan hujan, tak peduli berapa materi yang telah dikorbankan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa ini. Dengan tekad dan keyakinan yang kuat para pejuang terus melakukan perlawanan baik kelompok ataupun gerilya (seperti yang dilakukan oleh Jendral Sudirman)

Dengan semngat juang itulah tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan diri bahwa bangsa ini telah merdeka. Hingga sampai saat ini Indonesia merdeka.

Dari perjalanan panjang perjuangan bangsa itulah, muncul pertanyaan penulis "apakah generasi muda kita paham akan sejarah bangsa ini? Sudahkah 5 pilar pancasila dipahami dengan sepenuhnya oleh generasi muda?

Bukan bermaksud mendeskriditkan mahasiswa sebagai generasi muda, namun ada fakta yang mengejutkan dilapangan ketika penulis bertanya kepada beberapa mahasiswa terkait butir-butir pancasila sambil bergurai dan ternyata mahasiswab tersebut tidak hafal pancasila, ada juga yang hafal namun ketika di acak malah bingung. Wahhh ini generasi muda yang katanya penerus bangsa. Bagaimana mungkin generasi muda bisa memahami dan memaknai sejarah bangsa kalau 5 butir pancasila sila saja tidak hafal. Memang ukuran pemahaman sejarah tidak diukur oleh lima butir pancasila itu, akan tetapi sejarah perjuangan bangsa ini tidak terlepas dari pancasila tersebut.

Nah kalau sudah seperti generasi mudanya bagamana sejarah bangsa ini akankah hanya menjadi kenangan tak bermakna?  Padahal bung Karno mengatakan "JAS MERAH" yang mengajarkan kepada bangsa jangan lupa akan sejarah, dalam sebuah pribahasa dikatakan "bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" 

Tentunya penulis berharap kepada pemerintah dan instansi terkait jangan sampai catatan sejarah bangsa ini hilang ditelan medernisasi yang mengakibatkan hilangnya jati diri bangsa. Wallahu a'lam[caption caption="Makam bung Karno Blitar"][/caption]

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun