Mohon tunggu...
Sekarwati
Sekarwati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Sandiwara Kubu Prabowo Subianto dan Teknik Firehose of Falsehood

15 Desember 2018   15:08 Diperbarui: 15 Desember 2018   22:23 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:politik.rmol.co

Ada satu yang tampak berbeda, tetapi memiliki benang merah yang sama dari Prabowo Subianto. Ya, antara Pemilu 2014 dan 2019.

Bila diamati taktik yang dimainkan oleh kubu Prabowo hari ini memang sedikit berbeda dengan gelaran politik lima tahun lalu. Bila dulu para pendukung Prabowo sangat gencar memainkan fitnah dan informasi hoaks yang lebih mengarah pada pribadi Joko Widodo, kini agak lain.

Dulu kita ingat betul bagaimana isu 'Jokowi PKI, Jokowi anti-Islam, Jokowi Kristen, atau Jokowi keturunan China' sangat gencar dipropagandakan di media sosial. Obor Rakyat adalah manifestasi yang paling kentara di masyarakat. Ingat pengakuan La Nyalla Mattalitti soal ini? Seperti itulah gambarannya.  

Sekarang isu sesat itu masih tetap terdengar, tetapi sayup-sayup. Tidak gencar seperti beberapa tahun lalu. Mungkin penegakkan hukum yang sedikit keras menjadi salah satu jawabannya. Masyarakat pun juga sudah mulai paham bahwa isu tersebut hanyalah karangan belaka.

Pada tahun ini, taktik yang digunakan oleh kubu Prabowo sedikit beralih pada 'drama sandiwara'. Tepatnya adalah drama politik yang banyak mengumbar ketakutan, kekhawatiran, dan/atau, drama yang bisa menguras emosi publik pada petahana.

Cirinya mudah dikenali, mereka mengumbar isu (entah benar atau tidak), kemudian dipolitisasi dan dikapitalisasi di media sosial dan online, hingga ramai menjadi pembicaraan publik. Akhirnya, banyak orang yang membenarkan isu tersebut. Dan, emosi massa akan bergejolak.

Namun, saat drama politik itu terbongkar kebenarannya, maka mereka dengan entengnya akan meminta maaf. Kemudian, mereka akan membangun drama baru yang lain lagi. Terus begitu, hingga menjadi semacam siklus.  

Dalam kurun waktu 4 bulan ini saja, setidaknya terdapat beberapa drama politik yang dimainkan kubu Prabowo. Seperti drama hoaks Ratna Sarumpaet, drama tampang Boyolali, drama harga pangan, hingga sandiwara pasar yang terbaru.

Sebelumnya, kita pernah mendengar cerita dramatis Indonesia akan bubar. Belum lagi soal pemberitaan pembakaran mobil Neno Warisman. Ujung-ujungnya, bukan dibakar oleh orang lain tapi akibat arus pendek pada kelistrikan mobilnya.

Jangan salah, beragam drama politik yang sepertinya 'blunder' itu bukan tanpa disengaja. Itu justru benar-benar dipersiapkan dan disengaja---par excellence. Adalah, teknik 'firehose of falsehood' yang sedang dipakai oleh kubu Prabowo untuk mengalahkan Jokowi hari ini.

Mengapa dipakai? Karena strategi yang menjual ketakutan dengan berita hoaks ini telah terbukti jitu karena berhasil mengantarkan seseorang menjadi seorang pemimpin negara. Amerika Serikat dan Brazil adalah bukti nyatanya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun