Lalu pertanyaan bagaimana orang-orang tersebut bisa meraih popularitas tinggi?
1. Haters
Pertama, faktanya, kita semua merasa lebih 'gatal' untuk komentar dan shareberita-berita yang menjengkelkan kita ketimbang berita yang positif – meski sebenarnya maksud tujuan kita awalnya adalah geram dan ingin mencaci orang-orang dalam berita negatif tersebut.
Namun justru faktor psikologis itulah yang dimanfaatkan oleh media dan ataupun orang-orang marketing untuk meningkatkan popularitas dan angka metrik yang saya sebutkan tadi.
Kenapa Ahok, sang gubernur DKI ini selalu ada beritanya setiap hari di media-media online? Karena dia adalah salah satu tokoh politik yang paling kontroversial. Ada banyak yang mengaguminya namun tak sedikit juga yang tak suka dengannya.
Saya rasa jika semua orang suka dengan Ahok, dia juga tidak akan setenar ini sekarang. Justru karena ada banyak hatersjugalah ia jadi salah satu politisi paling tenar. Donald Trump juga sekarang begitu tenar karena haters-nya yang begitu banyak.
2. Beauty is a Commodity
Selain itu, faktor kedua yang membuat popularitas cepat naik adalah tampilan fisik sang selebriti.
Misalnya adalah nama Ronaldo. Sebenarnya ada dua orang dengan nama yang sama ini, namun yang satu memang sama sekali tidak gantengsedangkan yang satunya memiliki aset dari segi paras wajah dan juga skill.
Ada banyak lagi contoh-contoh lain dari kancah sepak bola sebenarnya, seperti Ronaldinho vs. David Beckham yang sebenarnya Ronaldinho lebih lengkap dari segi skill namun lagi-lagi kalah tampan sehingga kalah populer.