Mohon tunggu...
perang
perang Mohon Tunggu... -

Seseorang yang sedang belajar untuk menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tabloid Bola yang Kehilangan Identitas

13 April 2012   13:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Minat saya untuk membaca Tabloid Bola sekarang ini menjadi berkurang bahkan kalau bisa dibilang mual mau muntah seperti orang yang melihat sesuatu yang jorok dimakanannya, terlebih-lebih membaca berita yang disajikan di OLE NASIONAL. Hal ini berkaitan dengan mulai hilangnya netralitas BOLA dalam menyajikan berita yang berkaitan tentang masalah persepakbolaan tanah air. Terutama setelah lengsernya Nurdin Halid beserta dedengkotnya di kursi kepemimpinan PSSI. Sejak saat itu saya melihat BOLA terlihat lebih gencar memberitakan kekurangan dan kelemahan pihak yang berseberangan dengan Nurdin Halid dimana dengan arogansinya BOLA menyebut G-78 sebagai gerombolan yang artinya sama dengan kelompok pengacau. Beranjak dari sana, setelah Kongres PSSI yang memenangkan Djohar Arifin Husein sebagai ketua umum PSSI,yang dalam kongres didukung oleh G-78, BOLA kembali menampakkan keberpihakan kepada pihak yang berseberangan dengan Djohar Arifin Husein yang dalam hal ini dimotori oleh Djoko Priyono, La Nyalla Mattalitti, Mafirion Syamsudin dan Nugraha Besoes yang dibelakangnya didukung oleh group berwarna Kuning yang sebelumnya sangat mendukungNurdin Halid dalam menghancurkan sepakbola Indonesia.

BOLA terlihat dengan getol dan genitnya memberitakan personal yang tersebut diatas seperti malaikat yang sangat tahu tentang persepakbolaan Indonesia dan merasa bahwa hanya dengan tangan merekalah persepakbolaan Indonesia bisa maju. Mereka yang sangat narsis ini bersandarkan pada statuta abal-abal yang lahir dari kongres wani piro di Bali. Hal ini menambah keheranan saya setelah melihat profil-profil klub yang diberitakan BOLA adalah mayoritas klub yang berpartisipasi dalam ISL yang didirikan oleh geng narsis tadi.

Disisi lain BOLA seperti menyudutkan PSSI yang dikomandai oleh Djohar Arifin Husein sebagai pihak yang tidak sah dan tidak berkompeten dalam mengurus persepakbolaan Indonesia. BOLA mewacanakan mereka seperti orang berdosa dan layak dihakimi.

Tentu hal ini menjadi pertanyaan, mengapa BOLA yang telah dikenal sebagai media yang telah mempunyai pengalaman berpuluh tahun memberitakan persepakbolaan Indonesia mulai kehilangan identitasnya dan netralitasnya?

Menurut analisis saya hal ini terjadi karena dua hal. Pertama, berkaitan dengan bisnis dimana selama berputarnya kompetisi ISL yang dikelola oleh geng Nurdin Halid, BOLA dijadikan tempat iklan utama kompetisi ISL yang disponsori oleh DJARUM . Tentu dengan tidak digelarnya ISL maka BOLA kehilangan sebagian pendapatannya yang bersumber dari iklan tersebut. Kedua, menyangkut masalah kedekatan dengan geng Nurdin Halid dan group warna kuning yang mana selama Nurdin Halid berkuasa BOLA mendapatkan akses yang luar biasa dalam mendapatkan berita seputar persepakbolaan Indonesia yang ditambah dengan seringnya personil geng Nurdin Halid sowan ke markas BOLA dan begitu juga sebaliknya. Ini berbeda pada masa Djohar Arifin Husein, dimana pihak PSSI sangat berhati-hati dalam memilih media yang digunakan sebagai corong utama dalam menyampaikan berita yang menyangkut PSSI karena sebagian besar media telah terkooptasi oleh grup warna kuning untuk menjadikan PSSI sebagi kambing hitam dalam segala kebobrokan yang ditimbukan dan ditinggalkan oleh geng Nurdin Halid, dalam hal ini media seperti TV One, Anteve, VIVAnews,dll.

Namun, sebagai pembaca setia BOLA, saya mengharapkan agar BOLA kembali berbenah dan tidak ikut dalam rayuan gombal geng Nurdin Halid ataupun group Bakrie sehingga BOLA tidak kehilangan kepercayaan para pembaca setianya .

Catatan :

Saya bukan pendukung PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin Husein tetapi hanya pecinta sepakbola yang anti anarkis dan campur tangan politik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun