Mohon tunggu...
ZIEL MAHQWA SUNARTO UINJKT
ZIEL MAHQWA SUNARTO UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa agribisnis

Seorang mahasiswa agribisnis yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Amanah Pamijahan: Memimpin dengan Memberi Manfaat (Kisah KKN 81 UIN Jakarta)

14 September 2023   22:39 Diperbarui: 14 September 2023   22:43 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi KKN 81 UIN Jakarta

"Pemimpin yang kuat adalah yang menggunakan kekuatannya untuk memberikan manfaat kepada orang lain." - John F. Kennedy

Ini bermula dari sebuah kelompok yang dulunya tidak pernah ada dan tidak pernah terpikir untuk bersama. 23 orang yang belum pernah saling mengenal dan bertemu, kini dipertemukan dan ditemukan dalam satu kelompok KKN UIN Jakarta oleh PPM UIN Jakarta. Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejatinya adalah pengabdian kepada masyarakat dengan membawa manfaat dan perubahan. Oleh karena itu, dengan semangat dan harapan bersama, kami merumuskan sebuah nama yang menggambarkan semangat dan tubuh kelompok yakni TIRTAGALA. Kata ini tersusun dari dua kata yakni “Tirta” yang berarti Air dan “Gala” yang bermakna Hutan. Ini menggambarkan sebuah kebermanfaatan yang tiada tara. Dengan semangat kebersamaan dan kekompakan, adanya kelompok ini di Desa Pamijahan semoga membawa keberkahan, kesejukan dan kebermanfaatan bagi masyarakat Desa Pamijahan.

Desa Pamijahan adalah cerminan dari negara Indonesia dan cerminan nama kelompok ini, karena masih memiliki hutan dan sumber air yang banyak. Kami sangat bersyukur mendapat amanah untuk mengabdi di desa yang religius, harmonis dan pancasilais. Lebih unggulnya lagi mereka menamakan dirinya dengan “Kampung Sholawat”, ini menyadarkan kami untuk terus bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, mengamalkan akhlak nabi dan membawa nilai keagamaan dalam kegiatan sehari-hari kami. Desa Pamijahan mengesankan suka dan duka bersama selama satu bulan kemarin. Banyak ibrah dan nasihat yang kami dapatkan selama menjadi masyarakat desa Pamijahan. Tak tertinggal, kisah-kisah memorial cinta dan inspiratif yang membuka rindu kami pada desa ini.

Kemajuan Desa Pamijahan tidak luput dari kerja pemimpin, instansi pemerintah dan masyarakat yang menjadi kesatuan. Menjadi seorang pemimpin adalah sebuah amanah dan tanggungjawab untuk mensejahterakan orang-orang yang dipimpinnya. Termasuk sampai unsur-unsur terkecil dari aparatur desa adalah amanah, Kepala Kadus adalah amanah dari masyarakat dusun, Ketua RW adalah amanah dari warga RW dan Ketua RT adalah amanah dari warga RT-nya. Amanah kepemimpinan tidak akan berarti manakala pemimpin tidak dapat memberi manfaat sama sekali pada masyarakat yang dipimpinnya. Ketika pemimpin membawa amanah dan dapat memberi manfaat, maka sesungguhnya ia menjadi tokoh dan cerita hikmah yang penuh inspiratif bagi lainnya.

Dalam menjalankan program pengabdian selama KKN kemarin, khususnya dalam program ekonomi, kami bertemu dengan ketua RW 09 Desa Pamijahan dan istri yang bernama Pak Adang dan Bu Sumiati. Di Desa Pamijahan ini yang terdiri dari  9 RW, kampung Keroncong RW 09 adalah satu - satunya RW yang mempunyai Kelompok Wanita Tani (KWT) di setiap RT nya. Diketahui, KWT RW 09 ini baru terbentuk pada kepemimpinan pak Adang dan bu Sumiati. Berdirinya 5 KWT di RW 09 merupakan inisiasi dari bapak ibu RW sendiri sebagai bentuk semangat pengabdian dan kebermanfaatan. Dalam penuturannya, sejak awal mendapat amanah memimpin RW harus berkarya sehingga saat pergantian kepemimpinan, ada kesan dan peninggalan yang baik dari pak Adang kepada ketua RW yang baru. Itulah semangat yang terus mereka bawa.

Setengah perjalanan memimpin, qodarullah pak RW mendapat musibah kecelakaan (ditabrak kendaraan motor) yang menyebabkan pak RW kesulitan berjalan atau belum bisa menggunakan kaki kirinya untuk berjalan karena cedera. Sehingga beberapa bulan kemarin, semenjak kejadian tersebut, pak RW merasakan kurang maksimal dalam memegang amanah RW-nya tersebut seperti tidak bisa menghadiri rapat/kegiatan Desa, undangan acara masyarakat, kontrol masyarakat, dsb. 

Termasuk menjalankan kegiatan pribadinya menjadi kurang maksimal seperti tidak bisa mengurusi kandang kambingnya. Diketahui pak RW memiliki dan merawat kambing-kambing untuk usaha keluarganya, bahkan tidak kecil namun pernah mencapai kurang lebih 80 ekor kambing. Selama beberapa bulan kebelakang, pak RW tidak bisa mengurusi dan menengok kandangnya sehingga banyak kambing yang sakit bahkan jumlah yang mati kurang lebih ada 20an ekor kambing.

Dokumentasi KKN: Kandang Kambing pak RW
Dokumentasi KKN: Kandang Kambing pak RW

Di tengah-tengah lemahnya pak RW, selalu ada pendamping hidupnya yang membackup urusan dan menyemangati pak RW yakni bu Sumiati. Selama kami KKN, bu RW selalu mondar-mandir/keliling ke tiap RT untuk controlling dan menghadiri kegiatan masyarakat serta memberdayakan ibu-ibu KWT yang ada di tiap RT. Bahkan dalam memberdayakan KWT, bapak ibu RW menyediakan bibit bayam besar gratis dari Jawa Timur untuk setiap KWT agar mereka dapat mengembangkan pengolahan hasil pertaniannya ke produk keripik bayam. Ibu RW juga berharap produk keripik bayam ini nantinya menjadi produk khas RW 09 dan dapat menggerakkan ekonomi Kelompok Wanita Tani (KWT) atau ibu-ibu di RW 09.

Dokumentasi KKN: Ibu-ibu KWT
Dokumentasi KKN: Ibu-ibu KWT

Selain itu, bapak ibu RW juga mengadakan lomba/kompetisi antar Kelompok Wanita Tani dari segi kreativitas lingkungan, kebersihan, kekompakan dan produk olahan hasil pertanian. Kompetisi ini benar-benar diadakan sendiri oleh bapak ibu RW termasuk dari segi pendanaan kegiatan bahkan yang lebih mengejutkannya lagi, hadiah yang diberikan atau yang menjadi perebutan kelompok adalah seekor kambing kepemilikan pak RW itu sendiri yang nilainya bisa ratusan ribu atau juta rupiah. 

Kemudian pada semarak perlombaan 17 Agustus yang diadakan oleh desa, RW 09 mengirimkan kelompok senam ibu-ibu untuk perlombaan senam tingkat desa. Saat latihan, beberapa kali pak RW melihat langsung dan melakukan controlling. Di saat itu pak RW memberikan motivasi dan nasihat, yang salah satunya kurang lebih seperti ini, “RW tidak terlalu mengharap menjadi pemenang, namun lakukanlah yang terbaik di lapangan untuk RW 09”. Ditengah-tengah kesulitan untuk keluar rumah, pak RW memaksakan diri untuk controlling sendiri untuk menyapa masyarakatnya yang sudah lama tidak ia sapa. Sungguh pemimpin yang kuat dengan pengorbanan maksimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun