Mohon tunggu...
MR.Zidane
MR.Zidane Mohon Tunggu... Duta Besar - PELAJAR

uhuy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Cerpen Mbok Jimah

20 April 2021   04:49 Diperbarui: 20 April 2021   05:11 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Judul cerpen                : Mbok Jimah
Penulis                         : Naomi Srikandi
Penerbit                       : Suara Merdeka
Tahun terbit                 : 2008
Jumlah halaman           : 4 halaman
 
Sinopsis
Cerpen ini menceritakan tentang Mbok Jimah, seorang gelandangan dengan perut yang buncit dan tidak ingin lagi mempunyai rumah dan sering singgah dimana mana.

Saat mbok Jimah singgah di dekat kediaman Gusti Dar,pada saat itu juga Mbok jimah sering mampir ke rumah Gusti Dar. Gusti Dar mengatakan bahwa lebih baik memelihara anjing atau kuda yang bibit-bobotnya jelas, daripada manusia gelandangan yang entah mbrojol dari mana. Pada suatu hari terjadilah gempa yang membuat para ndoro mengungsi di teras yang membuat Mbok Jimah tersenyum. 

Setelah gempa tersebut Mbok Jimah pergi entah kemana. Suatu hari Mbok Jimah sedang tidur di teras rumah namun di biarkan sampai siang sampai indah anjing peliharan Gusti Dar menggigit dan membongkar isi perut Mbok Jimah. Namun tidak ada yang mengetahui bahwa Mbok jinah telah meninggal sejak pagi.

Jenis: cerpen

Latar belakang

Naomi Srikandi, lahir di Yogyakarta pada tahun 1975 adalah seorang aktris teater, sutradara dan penulis naskah asal Yogyakarta, anak perempuan dari Penyair W.S.Rendra dengan Sitoresmi Prabuningrat. Ia tergabung dengan Teater Garasi sejak tahun 1994, ketika ia belajar Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.

Penilaian
Kelebihan cerpen tersebut mempunyai alur yang bagus karena mudah untuk di pahami dan menggunakan bahasa yang mudah di pahami. Pesan moral yang terkandung dalam cerpen tersebut juga sangat mendalam bahwa kita jangan pernah menyamakan drajat seekor hewan dengan manusia. Sedangkan kekurangan cerpen tersebut adalah penamaan tokoh yang sedikit membingungkan di awal antara nama tokoh anjing (Indah) dan tokoh manusia (Mbok Jimah)

Simpulan
Cerpen ini sangat menarik untuk di baca karena mempunyai pesan moral yang kuat, yang akan mengingatkan bahwa drajat manusia itu lebih tinnggi dari hewan walaupun manusia tersebut adalah seorang gelandangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun