Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Content Writer and Dietetic Student

nulis apapun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sudahkah Kita Menjadi Seorang yang Dewasa?

11 Juli 2025   20:17 Diperbarui: 12 Juli 2025   07:57 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi dewasa saat mengambil keputusan | www.freepics.ai

Semakin dewasa akan semakin sadar bahwa kita juga perlu meningkatkan level kemandirian dari sebelumnya, tidak bergantung dengan orang lain, jika memang kita bisa mengusahakannya sendiri, kenapa tidak mencoba. Apa-apa minta ditemani, kalau gaada temennya ga jalan, kapan mau majunya?

Kita tidak sepenting itu di hidup orang lain

Masih terkait dengan poin sebelumnya, kita tidak perlu memikirkan pandangan orang terhadap kita, apalagi jika itu adalah orang asing yang hanya sekali bertemu. Setiap orang memiliki masalah hidup masing-masing, dan tentu mereka akan sibuk pada urusannya dan cepat melupakan pandangan buruknya terhadap kita, karena memang tidak memiliki manfaat untuknya.

Jika mungkin ada tetangga julid dan sering menyindir kita, misalnya pada kasus "sudah lama di rumah dan tidak segera dapat pekerjaan", mungkin tetangga tersebut akan melihat kesulitan dan kesialan kita hanya saat bertemu, ketika mereka sampai di rumah, orang tersebut tentu akan melupakan kita dan hanya fokus pada masalah di rumahnya, bahkan tidak ada keinginan untuk memecahkan masalah kita.

Kesimpulannya adalah tidak perlu mendapatkan validasi dari semua orang, tidak perlu menunjukkan sisi sempurna kepada orang lain, dan tidak perlu membuat semua orang suka dan mau berteman dengan kita. Hukum aksi reaksi perlu diterapkan, "Setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sama besar dan berlawanan arah". Jika mereka baik maka beri kebaikan, jika mereka bermuka dua, maka lakukanlah hal yang sama.

Menerapkan pola makan lebih sehat

"Saya air putih aja pak" atau "oh saya minumnya engga, sudah bawa tumblr sendiri", mungkin itulah jawaban yang sering saya sampaikan akhir-akhir ini kepada penjual makanan jika saya memutuskan untuk makan di tempat, mungkin semakin sadar bertambahnya usia dan banyaknya paparan informasi gizi yang diterima, ada saja rasa bersalah jika mengonsumsi gula sederhana secara berlebihan, yang tidak hanya bersumber dari gula pasir yang diseduh dalam minuman, tetapi juga banyak tersembunyi pada makanan seperti kue, biscuit, roti, dan sebagainya.

Saat berbelanja di supermarket sangat disarankan untuk membaca informasi nilai gizi dan membandingkannya dengan produk sejenis, baik dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi gula maupun natrium dalam sehari, tentunya memilih dengan kandungan gula atau natrium yang lebih kecil angkanya. Simpelnya kelebihan gula berisiko pada penyakit diabetes dan kelebihan natrium berisiko pada penyakit hipertensi. Jika ingin masa tua hidup bahagia bersama anak cucu dan terhindar dari penyakit degenerative, maka sebaiknya dapat memulai pola hidup sehat dari sekarang.

Hidup tidak selalu sesuai rencana

Terkadang apa yang kita rencanakan tidak semuanya akan tercapai secara instan, kadang Tuhan menerapkan sistem pending atau bahkan menggantinya dengan yang lebih baik menurut-Nya. Di masa dewasa ini, saya juga sudah tidak lagi asing dengan kegagalan, jika dihitung mungkin sudah ada 50 kegagalan bahkan lebih, tentu ada masa dimana kekecewaaan akan muncul, dan hati kecil akan bertanya-tanya apakah usaha selama ini kurang maksimal, dan dosa apakah yang menyebabkan kegagalan bertubi-tubi itu.

Rezeki tidak akan pernah salah tuan, hanya saja sedang dalam masa pengiriman. Kegagalan melatih kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan dapat menjalani hidup dengan lebih fleksibel. Ketika satu pintu tertutup, pintu lain masih terbuka lebar. Terkadang karir, cinta, bahkan tujuan hidup didapatkan dari jalan yang tidak kita duga sebelumnya.

Lingkar pertemanan mengecil

Kedewasaan juga membuat lingkar pertemanan mengecil, misi utamanya bukan lagi soal mencari banyak teman, tetapi bagaimana merawat hubungan pertemanan bahkan jika terpisah jarak sekalipun, setidaknya meluangkan waktu untuk sekedar betukar kabar dengan reply story perlu dilakukan untuk menjaga komunikasi.

Dalam pertemanan hal yang paling penting adalah kenyamanan, bukan soal mencari yang setara dari segi kekayaan atau kepintaran, menemukan teman adalah bentuk menghiasi hidup kita, membuat hidup menjadi lebih berwarna dengan beragam latar belakang yang ada. Pertemanan dewasa juga tidak mau ribet, anti drama, kalau salah minta maaf kalau mereka yang salah juga harus ditegur, tetapi jika yang ditegur tidak mau berubah, cut off aja, selesai.  

Bersahabat dengan pengambil keputusan

Setiap orang memiliki keputusan yang berbeda, ada yang semakin dewasa semakin ingin mencoba banyak hal dari hasil uang sendiri, ada juga yang memilih untuk menghabiskan seharian libur dengan tidur dan menonton sebagai hadiah atas seminggu bekerja, tidak ada yang salah dengan pilihan tersebut, dan tentu pilihan tersebut telah melewati pertimbangan sebelumnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun