Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Content Writer and Dietetic Student

nulis apapun

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Eksplorasi Pantai Teluk Asmara, Wisata Alam di Malang yang Bikin Jatuh Cinta

23 Juni 2025   15:27 Diperbarui: 24 Juni 2025   14:41 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Teluk Asmara | Dokumen Pribadi

Pantai Teluk Asmara berpasir putih, warna air lautnya hijau kebiruan, dan ada beberapa pulau kecil diseberang yang menambah keindahan, hal inilah yang membuat Pantai Teluk Asmara dijuluki dengan Raja Ampatnya Malang. Di sepanjang Pantai juga terdapat pepohonan yang dapat digunakan wisatawan untuk berteduh dari teriknya matahari. Keindahan inilah yang dapat mengobati lelahnya perjalanan dan sarana pelepas penat dengan kesibukan di Kota.

Kegiatan di Pantai Teluk Asmara

 
Berfoto | Dokumen Pribadi
Berfoto | Dokumen Pribadi

Kegiatan yang bisa dilakukan saat berwisata di Pantai Teluk Asmara, adalah; pertama adalah berfoto, tidak afdhol rasanya jika mengunjungi suatu tempat yang menakjubkan tanpa mengabadikan foto, Anda bisa melakukan pemotretan gratis di seluruh spot di Pantai Teluk Asmara asalkan tetap berhati-hati dan beretika. Biasanya wisatawan akan berfoto dengan latar belakang laut yang jernih, juga pulau kecil sebagai pemanis.

Kedua adalah berpiknik, dengan bermodalkan tikar dan makanan dari rumah, kapan lagi kita dapat makan dengan view mewah. Jika mungkin Anda lupa untuk membawa tikar, di Pantai Teluk Asmara juga menyediakan penyewaan tikar hingga tenda, atau Anda bisa memanfaatkan beberapa gazebo yang dibangun untuk tempat makan, jangan lupa selesai makan, bungkus dan sisa makanan dibersihkan dan dibuang pada tempat sampah yang telah disediakan, jangan sampai kita berkontribusi dalam merusak keindahan alam dengan sampah-sampah pengotor.  

Pantai Teluk Asmara buka selama 24 jam, itulah mengapa ada saja wisatawan yang menginap, baik di tempat penginapan maupun di tenda yang mereka bawa sendiri atau mereka sewa. Dengan hawa sejuk, suara deburan ombak yang khas, serta mata yang terus dimanjakan oleh keindahan, membuat para wisatawan betah berlama-lama di Pantai Teluk Asmara, keuntungan dari menginap di Pantai adalah dapat menyaksikan langsung keindahan sunset saat fajar tiba.

Mematuhi Peraturan di Pantai Teluk Asmara 

Di Pantai Teluk Asmara ada beberapa larangan yang harus ditaati oleh pengunjung, salah satunya adalah tidak diperkenankan berenang di Pantai, hal ini karena ombak cukup besar apalagi tidak ada penjaga Pantai yang siap siaga selama 24 jam di Pantai. Kalau sekedar berendam dan bermain air di bibir Pantai, tidak masalah, yang tidak boleh adalah berenang hingga ke tengah Pantai, khawatir jika tidak memiliki kemampuan berenang yang mempuni ditambah ombak yang semakin besar saat sore hari, akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sama halnya dengan peraturan di tempat wisata yang lain, yakni dilarang membuang sampah sembarangan, sudah banyak tersedia tempat sampah di berbagai sudut Pantai Teluk Asmara, sehingga alangkah baiknya kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

.

Setelah puas menikmati keindahan alam dan berfoto, bahkan saya sempat untuk melakukan zoom meeting selama 1.5 jam lamanya dengan sinyal yang tidak stabil tentunya, kami pun pulang tepat di jam 16.00 WIB. Kami rasa jam kepulangan kami terlalu sore, namun tetap dengan keyakinan kami bisa melewati area Perkebunan sepi penduduk sebelum maghrib, tapi ternyata tidak.

Bahkan saat adzan maghrib berkumandang kami masih berada di area Perkebunan, perasaan di petang itu sungguh gelisah, tidak hanya saya tetapi juga teman saya, bahkan dalam perjalanan pulang kami hampir berbelok ke arah yang salah, beruntung warga sekitar meneriaki dan menyadarkan kami.

Di sepanjang jalan, kami juga tidak hentinya berdzikir dan berdoa diberikan keselamatan sampai kosan kami di Kota Malang, beruntung setelah beberapa menit menyusuri jalan dengan suara mesin motor tunggal, tidak lama setelahnya kami berjalan beriringan dengan truk sapi yang menemani kami hingga Kota Malang, dan terbitnya artikel ini, menandakan betapa besarnya pertolongan Tuhan di sepanjang perjalanan kemarin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun