Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Orang 'Indo' Puasa di Mesir

15 Mei 2019   00:22 Diperbarui: 31 Maret 2020   21:08 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buka puasa di Maidah Arrahman/Dokpri

Beginilah karakter orang Mesir saat hendak memasuki Ramadhan. Watak asli mereka yang keras tiba-tiba melunak saat memasuki Ramadhan. Mereka sangat memuliakan Ramadhan dan membedakannya dengan bulan-bulan yang lain. 

Mereka sangat bergembira saat menyambut Ramadhan, seperti menghias jalanan dengan kertas plastik yang dipotong-potong. Ini dikerjakan oleh para anak mudanya. Mereka datang ke rumah-rumah minta sumbangan untuk menghiasi jalan. Layaknya 17 Agustus di Indoensia, langit-langit jalan penuh dengan hiasan kertas plastik.

Betemu dengan orang ikhlas

Ini yang paling mengejutkan saya. Jalanan Mesir biasanya penuh dengan pasir dan debu, ini wajar karena daerahnya sebagian besar adalah padang pasir ditambah lagi pepohonan hijau hanya sedikit jumlahnya. Jadi ada salah salah satu jalan yang biasa saya lewati. 

Jalan itu beralaskan batu-batu segi enam seperti kebanyakan jalan setapak di Indoensia. Seperti yang saya katakan diatas tadi jalan ini sangat berpasir dan berdebu. 

Pada hari pertama puasa saya menyaksikan ada seorang wanita tua yang menyapu jalan itu dengan sapu yang tidak ada lagi tangkainya. Ia menyapu jalan itu sambil bungkuk. Saya pergi saat siang hari melewati jalan itu dan saat menjelang magrib si wanita tua masih menyapu jalan tersebut. Allahu Akbar! Ini apa gak capek wanita tua ini?! t

Ternyata wanita tua tersebut masih terus menyapu jalan tersebut hingga berhari-hari setelah hari pertama saya bertemu dengannya. Bahkan kata teman saya mengatakan wanita tua itu sejak 3 hari sebelum saya ketemu ia telah membersihkan jalan yang biasa saya lalui tadi. Dan pekerjaannya ini tidak ada yang bayar.

Luar biasanya apa? Sebab jalan adalah fasilitas yang sering digunakan oleh pejalan kaki, bahkan sebagian pengendara sepeda motorpun juga melewati disana. Jika jalanannya berpasir dan berdebu sudah pasti  tidak nyaman dan bisa-bisa kepeleset. 

Selama bertahun-tahun jalan itu tampak berpasir dan kotor bersampah. Kini seorang wanita tua membersihkan jalan tersebut. Dimulainya dengan memunguti sampah-sampah, dipungutnya serpihan-serpihan, lalu disapunya dari ujung ke ujung, dan dilakukannya kegiatan ini berhari-hari selama bulan puasa. Allahu Akbar!

Disaat tak ada orang yang peduli ia peduli. Penampilannya amatlah menyedihkan, baju compang-camping, kotor dan kurang terurus. Tapi hatinya terketuk untuk membersihkan jalan yang banyak dilewati orang. Seteleh jalan itu bersih, terasa nyaman kaki melangkah di jalan tersebut, tak takut lagi pakaian kita berdebu dan kotor. Baarakallah ya madam.

Bagi-bagi makanan dan buka puasa gratis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun