Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mari Bersenang-senang dengan Filsafat

18 November 2018   13:23 Diperbarui: 18 November 2018   13:30 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Secangkir Buku @bukalapak

Ada lagi mitos yang mengatakan bahwa orang Barat lebih hebat daripada orang Timur atau Asia? Benar gak ya? Dalam olimpiade internasional kita sering juara satu, dalam lomba militer kita banyak dapat medali emas, di berbagai negara maju banyak ilmuan kita yang dipakai kecerdasannya untuk menemukan teknologi baru. Loh, koh rasa-rasa anggapan selam ini salah ya?

Begitulah sederhanya filsafat meluruskan pemahaman kita. Dengan sikap kritis dan penasaran itu banyak meluruskan pemahaman kita yang salah selama ini. Coba saja mulai ketika lagi gak ada kerjaan atau lagi melamun di angkot tanya diri kita kenapa 'kenapa aku harus sekolah ya?'; 'kenapa kehidupanku mutar  gini-gini aja ya?'; 'kenapa aku harus patuh sama bos ya?'; 'kenapa belajar itu harus di sekolah ya?'; 'kenapa aku harus belajar yang aku tidak suka?' dan pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang apa yang telah kita jalani semala ini begitu saja. Berani gak? Ayo dicoba dulu.

Next...

Untuk dasar dalam berpikir sebenarnya ada sepuluh saran yang mesti dimiliki oleh seseorang, yang itu lebih dikenal dengan sebutan ten commandments filsafat:

  • Ikuti rasa takjub dan ingin tahu dalam dirimu
  • Ragukan segala sesuatu yang tidak didukung dengan bukti kuat
  • Cintailah kebenaran
  • Analisislah problem dengan cara mengklasifikasi dan melacak hubungan antarklasifikasi
  • Kumpulkan dan susunlah argumen yang kuat
  • Buatlah prediksi yang berlawanan dan bikinlah bantahan
  • Revisi dan bangun ulang pandanganmu selama ini
  • Upayakan sesederhana mungkin dalam menjelaskan
  • Hidupkan kebenaran yang sudah kamu temukan
  • Hidupkan kebaikan yang sudah kamu temukan

Ada baiknya jika dasar-dasar ini menjadi kebiasaan kita dalam bertindak dan menjalankan hidup, tentu akan ada beberapa perubahan yang terjadi pada diri kita. Tak perlu sekaligus menerapkan semua dasar-dasar diatas cukup amalkan satu atau dua buah saja dan rasakan perubahan yang terjadi. Tujuannya adalah agar kita tidak manut-manut saja dalam hidup ini. 

Banyak hal yang mesti dipikirkan lagi dan banyak kebiasaan yang tidak relevan lagi namun orang banyak melakukannya karena itu sudah biasa dan begitu turun temurun. Teringat dengan perkataan Plato, "Socrates memang guru saya, namun saya berpihak pada kebenaran" sungguh perkataan yang benar, bahwa kita harus berpihak pada kebenaran bukan pada 'keseganan'. 

Kebenaran itu adalah kebenaran, sedangkan keseganan itu belum tentu kebenaran. "hidup yang tidak teruji adalah hidup yang tidak berharga", ujar Socrates. Beranikah kita menguji dan mempertanyakan hidup kita? Menguji apakah yang kita jalankan selama ini adalah keputusan diri kita atau sekedar mengikuti banyak orang, beranikah kita sekedar bertanya 'apakah aku adalah aku' atau 'aku adalah oranglain?'

Terakhir, sesuai dengan arti filsafat yang 'cintai kebijaksanaan' maka mulailah kita untuk menjadi bijaksana. Menjadi bijaksana adalah mencintai kebenaran, tidak manut-manut dan berani menyampaikan kebenaran. 

Menjadi bijaksana tidak mesti merubah kepribadian menjadi sosok yang cool, pendiam dan seriusan, tidak, sebab diantara filosof ada juga mereka menjadi tokoh alternatif pemecah kebekuan suasana atau keseriusan berpikir. Layaknya Diogenes dan Nashrudin Hoja, dua orang ini adalah filosof jenaka yang hidupnya penuh dengan kelucuan namun cerdas setelah dipikirkan. Semoga di tulisan selanjutnya kita bisa bergurau dengan filosof jenaka ini.

Jika kamu tertarik dengan filsafat, mulailah dulu dengan membaca buku 'Sebelum Filsafat' karangan Fahrudin faiz. Hal yang utama dalam belajar filsafat adalah siapa gurumu, jika gurumu kecing berdiri maka kamu akan kencing berdiri, jika gurumu kencing jongkok maka kamu akan kencing jongkok. 

Bagi saya pribadi Fahrudin faiz adalah guru yang baik untuk belajar filsafat. Sudah beberapa tahun ini ada 'ngaji filsafat' di Masjid Jendral Sudirman, Yogyakarta. Rekaman ngaji filsafatnya telah tersedia di Youtube, jika anda berminat silahkan kepoin. Semoga bermanfaat, Bye!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun