Mohon tunggu...
ziaulhaq alaudin
ziaulhaq alaudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemula

Selamat Membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tidak Mungkin Kalau Tidak Dicoba

27 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 27 Juni 2021   10:02 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai pertanyaan-pertanyaan ringan hingga berat harus ia jawab dengan jujur, karena bila ia tak jujur, masalahnya akan bertambah rumit, belum lagi ia harus menerima konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukannya. Beragam pertanyaan telah dilaluinya sehingga keluarlah hukuman yang akan ia dapatkan

Nasi sudah menjadi bubur, semuanya sudah terlanjur. Pihak pesantren memutuskan memindahkan pengabdiannya dipelosok pulau kalimantan. Setelah ia mengetahui keputusan tersebut ia pun tidak bisa berkata-kata. Pelanggarannya membuatnya harus berpisah dengan teman-temannya, sedih dan kaget ia rasakan, ia berharap bisa bertemu kembali dengan teman-temannya.

Setelah mempersiapkan perlengkapannya dan pamit dengan teman-temannya ia pun dengan berat hati meninggalkan pesantren tersebut. setelah berjam-jam dilaluinya ia pun sampai ditempat pengabdian yang baru

Sejak ia magang ditempat barunya, kegiatannya tidak sama dengan tempat sebelumnya. Bangun dipagi hari diawali dengan mengajar anak-anak ditempat magang tersebut, tidak mudah yang ia rasakan. Mengingat sebelumnya ia tidak pernah mengajar.

Kesibukannya dalam mengikuti kegiatan ditempat barunya membuat dia melupakan masalah yang ia rasakan, dan seiring berjalannya waktu ia pun menikmati magang ditempat tersebut

Tak terasa waktu begitu cepat, disuatu waktu pihak penanggung jawab ditempat magang tersebut memanggilnya. Bayangan-bayangan pun bermunculan dipikirannya, berharap ia tidak mendapatkan masalah lagi

Saat mengetahui apa yang ingin disampaikan pihak penanggung jawab ditempat magang tersebut ia kaget bukan main. bukan pelanggaran yang ia dapatkan, melainkan perlombaan hafidz al Qur'an yang harus ia ikuti, terbesit ada rasa tak pantas yang dirasakannya, mengingat ia tidak pernah mengikuti kompetisi.

Dengan keyakinan yang dipaksakannya ia pun menyetujui, dan bertekad berusaha melakukannya sebaik dan semaksimal mungkin. Ia harus mencoba walaupun peluangnya sedikit,  Di mulai hari itu ia terus mengulang-ulang hafalannya dengan semaksimal mungkin.

Waktu semakin cepat berlalu, dan akhirnya hari itu pun tiba, hari dimana semua orang luar biasa dikumpulkan untuk menentukan siapa yang layak mendapatkan gelar juara 1. Rasa berkecamuk pun ia rasakan, perasaan takut kalah, gugup, tidak percaya diri, semua ia rasakan. Tetapi dengan ketenangan yang ia paksakan ia akhirnya bisa memadamkan perasaan yang mengganggu pikirannya.

Setelah semua peserta lomba maju, tibalah gilirannya untuk maju. Beberapa pertanyaan pun dijawabnya dengan hati-hati, perasaan gugup tentu ia rasakan, tetapi semua itu bisa ia kendalikan dengan cara melihat kearah langit. 5 pertanyaan yang dilaluinya akhirnya terjawab semua.

Tentu semuanya belum selesai, mengingat hasil dari lomba tersebut belum muncul, ia masih memikirkan hasilnya. Pesimis sempat dipikirkannya, karna memang sebelumnya dia belum pernah mengikuti lomba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun