Mohon tunggu...
Zhafira KhansaPutri
Zhafira KhansaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa teknik lingkungan

tertarik pada isu lingkungan dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kualitas Pendidikan Menjadi Harapan Baru dari Timur

30 Juli 2021   21:37 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:44 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pekan Olahraga Nasional atau yang kita ketahui sebagai PON akhirnya kembali dilaksanakan. PON yang mulanya direncanakan hadir tahun 2020 harus tertunda  karena adanya pandemi. Namun, akhirnya dapat kembali dilaksanakan pada tahun 2021 ini.

Ajang yang disebut sebagai PON XX ini akan diselenggarakan di bagian Timur Indonesia, yaitu Papua. Dengan empat kabupaten sebagai lokasi penyelenggaraan, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. PON XX akan berlangsung selama 13 hari mulai tanggal 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021.

PON yang diselenggarakan di Papua ini terdiri dari 37 cabang olahraga dengan 56 disiplin yang akan dipertandingkan. Sebanyak 6442 atlet siap bertanding dalam ajang ini. Stadion Lukas Enembe yang berlokasi di Kabupaten Jayapura merupakan lokasi utama diselenggarakannya PON XX.

Stadion yang memiliki nama yang diangkat dari nama Gubernur Papua, Lukas Enembe merupakan salah satu stadion dengan kapasitas terbesar di Pasifik. Yakni dengan kapasitas sebanyak 40.000 tempat duduk dengan kawasan seluas 13,7 hektar. Stadion ini dikelilingi dengan keindahan alam Papua yang tak tertandingi dan dilengkapi ornamen-ornamen khas Papua.

Keindahan alam Papua memang tidak bisa diragukan lagi. Dengan luas 420.540 km atau setara dengan 4 Pulau Jawa, Papua memiliki gunung tertinggi di Indonesia yang telah diakui sebagai kawasan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, yakni Gunung Puncak Jaya.

Selain itu, bumi Cendrawasih ini juga memiliki garis pantai yang keindahannya telah diakui dunia, yaitu Raja Ampat. Banyak orang bilang Raja Ampat bagaikan potongan surga dunia. Gunung Puncak Jaya dan Raja Ampat hanya salah satu dari begitu banyak keindahan alam Papua yang telah diakui dunia.

Selain terkenal akan keindahannya, Papua juga dikenal akan kekayaan alamnya. Hutan yang masih asri menjadi habitat bagi banyak flora dan fauna. Ada begitu banyak flora dan fauna yang hanya hidup di hutan Papua. Yaitu Anggrek Hitam Papua, Burung Cendrawasih Merah, Kanguru Pohon Mantel Emas, dan masih banyak lagi.

Selain potensi hutan, Papua juga kaya akan potensi tambangnya. Emas dan tembaga tersebar di sebagian besar wilayah Papua. Tak hanya itu, Papua juga kaya akan batubara, nikel, pasir besi, minyak dan gas bumi.

Meskipun memiliki alam yang sangat indah dan kaya, persentase penduduk miskin di Papua masih sangat besar. Menurut Badan Pusat Statistik, hingga maret 2021 persentase penduduk miskin di Papua adalah sebesar 21,84% di Provinsi Papua Barat dan 26,86% di Provinsi Papua. Hal ini menjadikan Papua memiliki angka kemiskinan penduduk tertinggi di Indonesia.

Angka ini masih sangat besar jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Pulau Jawa yaitu dengan rata-rata sebesar 9,3%. Ketidakmerataan kualitas hidup dan kesejahteraan ini disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan di negara kita ini. Minimnya infrastruktur yang berakaitan dengan pendidikan dan kesehatan menjadi penyebab atas besarnya kemiskinan di Papua.

Tidak kah kamu merasa bahwa ini semua harus diakhiri? Seberapa lama lagi Papua harus mengalami ketertinggalan yang begitu jauh dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia?

Dengan memegang teguh moto "Torang Bisa!" sebagai tagline, PON XX menjadi harapan baru bagi tanah Papua untuk masa depan yang lebih baik. Papua berhak menerima masa depan yang sama cerahnya seperti daerah-daerah lain di Indonesia.

Dengan ajang inilah kesadaran dan perhatian kita pada tanah Papua harus semakin terbentuk. Kita harus berhenti acuh pada situasi yang tak kunjung berubah hingga saat ini.

Menurut Mudrajat Kuncoro, kemiskinan disebabkan oleh dua faktor. Yakni faktor ekonomi dan faktor sosial. Kedua faktor ini dipengaruhi oleh akes dan kualitas pendidikan serta kesehatan. Apabila masyarakat tidak memiliki akses dan kualitas pendidikan yang mumpuni, maka usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia akan terhambat.

Menurut data Badan Pusat Statistik sebanyak 11,1% penduduk di Papua hingga tahun 2020, dari jenjang umur 15-44 tahun belum dapat membaca dan menulis. Atau dapat dikatakan buta huruf. Sedangkan di pulau jawa hanya sebesar 0,29% penduduk dari jenjang umur 15-44 tahun yang buta huruf. Besar persentase ini menunjukan seberapa besar tingkat pendidikan suatu daerah.

Ketimpangan inilah yang sudah seharusnya menjadi perhatian kita semua. Ada begitu banyak penduduk Papua yang hingga tahun 2020 belum mendapatkan pendidikan yang layak. Akibatnya masih banyak masyarakat yang belum memiliki kemampuan literasi yang baik.

Padahal kemampuan literasi merupakan dasar yang diperlukan untuk menjadi manusia yang berkualitas. Sedangkan,  kualitas sumber daya manusia menjadi kunci akan berhasilnya pembangunan suatu daerah untuk mengatasi kemiskinan.

Maka, kemampuan literasi yakni yang berdasar pada kualitas pendidikan, menjadi kunci utama untuk masa depan Papua yang lebih baik.

Secara umum, ada begitu banyak faktor dari tingginya tingkat buta huruf masyarakat Papua, yakni sebagai berikut:

  1. Kualitas pendidikan yang rendah. Baik dari bangunan sekolah, kurikulum pembelajaran, dan tenaga pengajar.
  2. Kuantitas pendidikan yang tidak memadai. Jumlah sekolah-sekolah di Papua masih jauh dari cukup. Khususnya di daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat pemerintahan. Akibatnya banyak anak-anak yang kesulitan untuk datang kesekolah karena jarak yang terlalu jauh. Selain sekolah, tenaga pengajar di Papua juga masih sangat sedikit.
  3. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kemampuan membaca dan menulis yang masih rendah. Masih banyak masyarakat Papua yang menganggap bahwa kemampuan literasi bukan suatu hal yang penting.
  4. Sumber membaca yang masih kurang. Masih diperlukan buku-buku untuk belajar di daerah pedalaman dan akses pada internet.

Menyambut ajang PON XX di Papua ini, sudah selayaknya kita ambil andil. Turut berperan dalam memberikan masa depan yang lebih baik lagi bagi tanah Papua. Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu mewujudkan cita-cita ini?

  1. Hal yang paling dasar dan paling mudah dilakukan adalah menjadi lebih sadar dan paham akan situasi di tanah Papua. Betapa diperlukannya peningkatan kualitas pendidikan dan literasi masyarakat.
  2. Membagikan informasi kepada orang sekitar mengenai pentingnya kesadaran akan kemerataan pembangunan di Papua. Kita dapat menyebarkan informasi ini melalui berbagai media sosial dengan sangat mudah.
  3. Saya sangat yakin dengan banyaknya masyarakat yang makin peduli, kita dapat menggerakkan pemerintah untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi tanah papua.
  4. Memberikan donasi kepada masyarakat Papua. Baik berupa uang maupun buku. Kita dapat berdonasi melalui organinasi non-profit pendidikan papua sebagai berikut:
  • Child Aid Papua Foundation (instagram.com/childaidpapua/)
  • Tangan Pengharapan (instagram.com/tangan_pengharapan/)
  • Yayasan Pendidikan Harapan Papua (instagram.com/yphpapua/)

Kamu dapat melihat langsung website dan kontak dengan melihat instagram mereka melalui link yang tercantum. Selain organisasi-organisasi di atas masih ada begitu banyak organisasi atau komunitas masyarakat lain yang turut mendukung kualitas pendidikan Papua.

Seberapa pun atau dalam bentuk apapun dukungan kamu terhadap kualitas pendidikan dan literasi Papua, aku yakin akan sangat berarti bagi mereka. Terima kasih sudah mau turut ambil andil dalam mencapai cita-cita ini dan memberikan mentari harapan baru dari Timur.

PON XX Papua menjadi mentari harapan baru dari Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun