Nama : Zeylina Sera Fitaloka
NIM: 202502031012
Kelompok: Rajasa Wardhana
Tentang Urgensi Generation Z (Gen Z) Menjelang 2026
Di persimpangan waktu, ketika jarum jam bergerak antara 2025 dan 2026, kita menyaksikan sebuah fenomena yang bukan sekadar demografi, melainkan pergeseran seismik dalam lanskap sosial, politik, dan budaya Indonesia. Generasi Z, atau yang akrab disebut Gen Z, bukan lagi sekadar masa depan; mereka adalah kini. Dengan jumlah yang masif dan karakteristik yang unik---lahir dan tumbuh di era digital---urgensi peran mereka menjadi semakin nyata dan tak terhindarkan. Pertanyaannya bukan lagi "apakah mereka akan berperan?", melainkan "bagaimana kita memahami dan mengelola peran krusial mereka dalam dua tahun krusial ini?".
1. Transformasi Politik: Dari Apatis Menjadi Partisipan Digital
Banyak stereotip yang melekat pada Gen Z, salah satunya adalah apatisme politik. Namun, realitasnya jauh lebih kompleks. Di tahun 2025-2026, Gen Z akan memasuki usia yang semakin matang secara politik. Mereka mungkin tidak terlibat dalam demonstrasi jalanan seperti generasi sebelumnya, tetapi "ruang gema" (echo chamber) mereka adalah media sosial.
Urgensi Gen Z dalam politik terletak pada kemampuan mereka untuk memobilisasi opini publik secara instan. Isu-isu yang dianggap sepele oleh generasi tua bisa menjadi viral dan menuntut perhatian publik karena kekuatan jangkauan media sosial mereka. Pemilihan umum di masa depan akan sangat dipengaruhi oleh kampanye digital, influencer, dan narasi-narasi yang beredar di TikTok, Instagram, atau X (Twitter). Urgensi bagi para politisi adalah tidak hanya memahami, tetapi juga berinteraksi dengan cara yang otentik dan transparan dengan generasi ini. Ketidakmampuan untuk beradaptasi akan menjadi bumerang politik.
2. Lanskap Ekonomi dan Lapangan Kerja: Memicu Revolusi Gig Economy
Gen Z adalah arsitek dari revolusi gig economy di Indonesia. Mereka tidak lagi mendambakan pekerjaan kantoran dengan jam kerja 9-to-5 yang kaku. Fleksibilitas, makna, dan dampak sosial menjadi pertimbangan utama dalam memilih pekerjaan. Pada 2025-2026, urgensi Gen Z akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengubah model bisnis dan budaya kerja mereka.
Mereka adalah generasi yang cerdas dan inovatif. Hal dimulai yang didirikan oleh Gen Z akan semakin menjamur, menciptakan lapangan kerja baru yang berorientasi pada teknologi dan kreativitas. Namun, di sisi lain, urgensi ini juga menghadirkan tantangan. Bagaimana pemerintah dan institusi pendidikan menyiapkan mereka menghadapi ketidakpastian kerja? Bagaimana menciptakan regulasi yang melindungi hak-hak pekerja lepas dan kreatif? Urgensi ini menuntut respons cepat dari semua pihak untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan bagi Gen Z.