Mohon tunggu...
Zetro Gabe
Zetro Gabe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Lulusan S-1 Teologi dari STT Abdi Sabda Medan

Senang dalam penulisan artikel mengenai Liturgi Gereja, Nyanyian dan Musik Gereja, serta membahas tentang kontekstualisasi Teologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Itu Diakonia dan Jenis Diakonia

13 Juli 2022   08:27 Diperbarui: 13 Juli 2022   08:29 36990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian Diakonia kepada Panti Asuhan Mamre GKPI

Gereja yang hidup adalah gereja yang mempersaksikan Kristus di dunia (bnd. Kis. 1:8) dan terpanggil untuk melaksanakan kasih Allah ke seluruh ciptaan-Nya. Maka, kasih ini dapat dilaksanakan melalui Tri Tugas Gereja (Koinonia, Marturia, dan Diakonia). Tugas Gereja yakni Diakonia memiliki pengertian yakni memberi suatu pelayanan atau pertolongan kepada orang yang membutuhkan seperti kurang mampu, orang-orang sakit, orang yang tidak punya tempat tinggal, dsb. Diakonia adalah pelayanan penuh selain daripada Marturia dan Koinonia. Dalam Mewujudkan karya Allah kepada seluruh ciptaan-Nya yaitu Shalom, maka umat Allah  yang adalah persekutuan (Koinonia) harus menyampaikan kabar baik (Injil) keseluruh dunia dengan perkataan (Marturia) dan juga dengan perbuatan (Diakonia).

Selain daripada pengertian, Diakonia juga memiliki 3 Bentuk, yakni:

1. Diakonia Karikatif

Pada awalnya, Diakonia hanya memiliki satu bentuk saja yaitu Diakonia Karikatif. Diakonia Karikatif adalah bentuk pelayanan umat Allah (jemaat) dalam memberikan bantuan seperti memberikan manakanan, memberikan kebutuhan sandang, menghibur yang berduka, dan mengunjungi orang sakit, pelayanan kepada yang mengalami bencana alam, yatim piatu, dan bantuan-bantuan yang sifatnya dapat dirasakan oleh si korban. Bentuk pelayanan Diakonia Karikatif adalah bentuk pelayanan yang sangat umum dan lazim dilakukan. Akan tetapi, seiring perkembangan waktu dan pemikiran yang semakin luas, maka Diakonia Karikatif dipandangan tidak terlalu dapat menyelesaikan permasalahan sesungguhnya seperti masalah ketidakadilan dan kemiskinan. Oleh sebab itu, gereja memikirkan cara untuk menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya. Maka, lahirkan Diakonia Reformatif sebagai bentuk perkembangan pelayanan Diakonia Karikatif.

2. Diakonia Reformatif/Pembangunan

Model diakonia ini lebih menekankan pembangunan dengan tujuan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik pada sesama. Diakonia Karikatif sering sekali digambarkan sebagai bentuk pelayanan yang lebih kepada tindakan belaskasihan seperti memberi sepotong ikan kepada orang yang lapar, sedangkan diakonia reformatif/pembangunan lebih kepada memberi alat pancing dan mengajari cara memancing. Diakonia Reformatif bergerak dengan melakukan tindakan pembangunan Sarana dan Prasarana, Transportasi, Komunikasi yang tujuannya juga meningkatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik serta meningkatkan SDMnya. Akan tetapi, manusia yang sifatnya dinamis akan senantiasa memikirkan hal-hal yang maju dan berkembang. Demikian juga dengan bentuk Diakonia juga akan berkembang menghasilkan bentuk selain Diakonia Karikatif dan Reformatif/Pembangunan.

3. Diakonia Transformatif

Diakonia Transformatif merupakan perkembangan dari Diakonia Karikatif dan Reformatif. Diakonia Transformati bukan hanya tindakan pelayanan dengan memberikan bantuan makanan atau juga bukan membuka pengajaran melainkan dalam Diakonia Transformatif, tindakan-tindakan yang dilakukan adalah upaya pemberdayaan, penyadaran, dan pengorganisasian sehingga menimbulkan rasa percaya diri bagi masyarakat. Diakonia Transformatif disebut juga dengan diakonia perubahan total yang merubah segala aspek kehidupan (aspek politik, sosial, dan ekonomi) menjadi lebih baik dan juga membebaskan rakyat kecil dari ketidakadilan. Untuk mengembangkan ini, gereja tetap melakukan tindakan dengan tanpa menghilangkan identitasnya. Gereja dapat membantu masyarakat dengan mewujudkan BPR, Pengolahan Pupuk, Pengadaan Kesediaan Air Bersih, Pembangkit Listrik, dll. 

 

Umat Allah harus mewujudkan kasih Allah yaitu Shalom kepada sesama. Mewujudkan cinta kasih Allah kepada sesama dikarenakan kita terlebih dahulu dikasihi Allah. Damai yang diberikan Allah kepada kita, harus kita wujudkan kepada sesama dengan memberikan bantuan, menciptakan kedamaian dan keadilan serta meningkatkan kesejahteraan bersama. Galatia 6:2 mengajarkan kepada kita untuk saling tolong menolong dalam menanggung beban sebab demikianlah kita memenuhi hukum Kristus. Selamat mengasihi sebab Allah terlebih dahulu mengasihi, dan selamat memberi sebab Allah terlebih dahulu memberi kepada kita

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun