Mohon tunggu...
Zen Siboro
Zen Siboro Mohon Tunggu... Freelancer - samosirbangga

Terkadang suka membaca dan menulis. Pencumbu Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tenaga Medis Indonesia saat Corona: Belajar dari Che Guevara

21 Mei 2020   15:40 Diperbarui: 21 Mei 2020   15:59 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dokter Kuba(Sumber: indoprogress.com)

Fakta tenaga medis Indonesia selama masa Corona

Sejak Covid merebak di Indonesia kita bisa melihat berbagai pihak mulai terlibat dalam penanganan dan pencegahan. Mulai dari institusi negara, swasta, pemerintah, aparat keamanan negara, hingga warga sipil tanpa kecuali saling berusaha mengambil peran. Sedikit banyak pandemi Covid-19 di Indonesia memberikan sebuah pembuktian bahwa di Indonesia masih banyak orang baik dan tulus.

Namun kenyataan lain juga menunjukkan bahwa masih banyak warga negara yang menunjukkan sikap indisipliner bahkan tak acuh pada intruksi resmi pemerintah. Namun juga tidak bisa dipungkiri dalam penerapan aturan pemerintah tersebut juga, masih terdapat beberapa aturan yang simpang siur antara satu daerah dengan daerah lain. Hingga yang terburuk adalah peraturan tersebut bersifat kontradiktif dengan tindakan pencegahan yang pemerintah lakukan.

Seperti kita ketahui bersama per 20 Mei 2020 terdapat 19.189 orang terpapar Corona dimana 1.242 orang dinyatakan meninggal dunia dan 4.575 orang dinyatakan sembuh. Tentu saja tanpa penanganan yang serius dan efektif angka ini akan terus bertambah. Bertambah dari masyarakat sipil, juga bertambah dari petugas kesehatan yang kita akui bersama sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien positif Corona.

Kita secara sadar atau tidak harus mengakui bahwa petugas kesehatan merupakan satu-satunya harapan dalam penanganan pasien positif Corona. Mereka juga menjadi pihak yang berpeluang paling besar untuk ikut menjadi pasien berikutnya. Apabila pasien di Indonesia terus bertambah, kita juga akan sepakat bahwa tim medis yang akan terinfeksi juga akan bertambah.

Kenyataan kita hari ini adalah bahwa tenaga kesehatan kita kewalahan menangani pasien yang ada di Indonesia. Hal ini semakin buruk pula dengan fakta bahwa pakaian medis Alat Pelindung Diri (APD) kerap kali susah didapat alias langka.

Jumlah tenaga medis yang kita miliki juga harus dipahami tidak sebanding dengan jumlah pasien yang ada di Indonesia saat ini. Sampai akhirnya melalui tim Gugus Penanganan Covid-19, kita mendapat kabar bahwa sudah 55 orang tenaga medis yang meninggal dunia.

Persoalan kita hari ini akhirnya membuat kita sepakat bahwa tim medis kita sejatinya haruslah menjadi pihak yang benar-benar harus dilindungi negara jiwa dan raganya. Di samping mereka merupakan pihak utama yang menanagani pasien, mereka juga harus berkorban secara fisik atas kondisi kerja yang terkadang melampaui batas, mereka juga harus menahan beban psikologis untuk tidak dapat bertemu keluarga secara langsung.

Mereka menyadari bahwa mereka bisa menjadi “pasien tanpa gejala” yang lantas menjadikan mereka sebagai carrier atas virus tersebut kepada sanak saudara mereka.

Kemandirian Kesehatan Kuba dalam Corona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun