Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam yang Kukenal (Tulisan I)

13 Desember 2016   06:32 Diperbarui: 13 Desember 2016   07:18 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seolah Menyeberang jembatan sirotolmustakim, yang sangat rawan terpeleset dan terjerumus kedalam jurang kenistaan, bagi pribadi dan kepentingannya sesulit apapun masih bisa dilampaui dengan mudah.

Namun akan sangat sulit ketika dipundaknya juga terbawa amanat memperjuangkan dan menjaga kepentingan Ummat Islam agar tetap ada didalam kehidupan yang Islami, justru eksklusivisme Islam menjadi tidak strategis, justru membahayakan eksistensi seluruh kepentingan Ummat Islam.

Dari situlah sebenarnya argumentasi inklusiveisme Islam menjadi jalan yang aman dan menjaga tetap dalam kepentingan Ummat Islam didalam kehidupan Islami, Pergaulan dengan ideologi dan agama lain, adalah realitas yang tersaji dikehidupan NKRI.

Pancasila menjadi jalan keluar luar biasa untuk tetap menjaga Islam didalam area aman terkendali tetap ada didalam menjalankan kehidupan Islami mereka, kelembagaan inklusivisme Panca sila adalah solusi terhebat dalam menyelamatkan kehidupan Islami di NKRI.

Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, adalah Dinding batas dan benteng penyekat yang membatasi terhadap pengaruh idiology serta agama lain sehingga Kehidupan Islami tetap terjaga dan menata kehidupannya bersama sama dengan Idiology dan agama lain, bekerjasama, gotong royong untuk mencapai keutamaan kemanusiaan.

Kesamaan menjadi pola pikir setiap muslim dan setiap Kyai untuk menjaganya tetap dalam koridor Islami, sekaligus menjaga kehidupan ideologi dan agama lain tanpa ada intervensi diantara mereka.

Kesamaan didalam perbedaan menjadi satu satunya asas untuk memperoleh dan meraih kebahagiaan dan kesejahteraan Umum, kesejahteraan komplit bagi masyarakat Indonesia yang 85% adalah Ummat Islam.

Mengingkari keberadaan orang lain, adalah awal dari pengingkaran terhadap kehidupan yang inklusive, dan dari sanalah sebenarnya tumbuh gejolak permusuhan, memelihara perbedaan menjadi alat pembeda, memerangi saudara saudara yang memiliki kepercayaan dan idiology lain.

Memelihara perbedaan menjadi alat pembeda, akan sangat bertentangan dengan memelihara kesamaan dalam perbedaan, untuk mencari kesamaan sebagai alat pengikat diantara warga masyarakat, justru akan memperkaya khasanah pergaulan diantara masyarakat.

Maka akan tercapailah cita cita hidup dalam Negara yang penuh ampunan dan penuh rakhmat, hidup tenteram sejahtera yang mensejahterakan, 

Hanya kesamaan yang mampu menjadi perekat, maka carilah kesamaan itu diantara kita, jangan pernah lelah dan menyerah.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka ! 

Jakarta, 13 Desember 2016

Zen Muttaqin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun