Agama Islam adalah agama yang haq. Memeluk agama Islam berarti sudah menempuh jalan keselamatan untuk melindungi dirinya di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang artinya, “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Memeluk agama Islam berarti memeluk sebuah konsekuensi. Konsekuensi untuk mau mempelajari, mengenali, dan memahami Islam secara baik, benar, serta melaksanakan dan mengamalkannya secara utuh.
Allah subhanahu wa ta’ala menyatakan yang artinya, “Masukkanlah kalian ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan).” (QS. Al-Baqarah: 208)
Ajaran Islam penuh dengan nilai-nilai moral, tinggi, agung, yang karenanya hanya dengan seijin Allah seseorang akan mau dan mampu mengamalkannya. Karena ajaran Islam akan menundukkan pemeluknya terhadap Sang Maha Pencipta. Merendahkan penganutnya kepada kedudukan seorang hamba terhadap Sang Maha Kuasa. Dan hawa nafsunya akan menentang serta melawannya, kecuali bagi mereka yang dirahmati Allah.
Mengetahui dan mengenali Islam tidak cukup untuk dapat dikatakan mengerti dan memahami Islam. Pemahaman yang benar hanya dapat diukur menggunakan ukuran yang jelas, yang pasti. Ukuran yang sudah ditetapkan ketika agama Islam itu sendiri diturunkan.
Dalam hadits Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudah mereka, kemudian generasi sesudah mereka.” (Muttafaq ‘alaih)
Ukuran kebenaran dalam Islam adalah kesesuaian pengamalannya dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah serta sebagaimana pemahaman generasi terbaik umat ini dimana pada masa merekalah ajaran Islam ini diturunkan hingga sempurnanya setelah sebelumnya dibawa dan diajarkan oleh para Rasul terdahulu dan diselewengkan oleh umatnya. Dan setelahnya, Allah yang menjaga agama Islam ini hingga hari yang dikehendaki-Nya.
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)
Penyimpangan terhadap pemahaman tersebut akan menjatuhkan seseorang satu diantara keduanya yaitu apakah dia akan meremehkannya atau berlebihan terhadapnya.
Kesalahan Pemahaman
Ibnu Abi Hatim mengatakan, "Allah subhanahu wa ta’ala menganjurkan kita untuk berpegang teguh pada petunjuk mereka (sahabat), menapaki manhaj (metode) mereka, menempuh jalan mereka, dan meneladani mereka. Allah berfirman (yang artinya) 'Barang siapa mendurhakai Rasul setelah jelas baginya petunjuk, dan mengikuti selain jalan kaum mukminin, Kami biarkan dia terhadap kesesatan yang telah dikuasainya, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam. Adalah Jahannam seburuk-buruk tempat kembali.' (an-Nisa’: 115)"
Terorisme, Radikalisme, merupakan hasil kesalahan pemahaman terhadap ajaran Islam.Proses pendidikan yang baik dan benar diperlukan untuk mencegah dan menghindari kesalahan dalam pemahaman ini.
Terorisme, Radikalisme merupakan perbuatan dzalim. Perbuatan yang seringkali oleh pelakunya diatasnamakan ajaran ajaran Islam ini dibantah dan ditentang oleh ajaran Islam itu sendiri, dalam banyak dalil.
Allah berfirman didalam hadist qudsi:“Wahai hamba-hambaku Aku mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku, dan aku menjadikan kedzaliman haram diatara kalian, janganlah kalian berbuat dzalim.” (HR. Muslim)
Inilah buah agama Islam, awalnya adalah ketaqwaan, dan akhirnya adalah keselamatan. Bi idznillah. Lebih detail tentang apa itu Islam dalam dibaca di artikel saya lainnya di Kompasiana.