Kecelakaan beruntun yang melibatkan enam kendaraan terjadi di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (05/02) dini hari. Insiden tragis ini mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 11 lainnya mengalami luka-luka. Selain menjadi cerminan persoalan lama dalam sektor transportasi yang belum terselesaikan, kecelakaan ini juga mengungkap potensi bahaya baru di jalan raya yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
Berdasarkan laporan Kompas.com, kecelakaan yang terjadi di Gerbang Tol (GT) Ciawi arah Bogor-Jakarta itu diduga dipicu oleh rem blong. Dalam video yang beredar, seorang korban selamat merekam situasi di lokasi kejadian dan menyebutkan bahwa kendaraan yang mengalami gangguan pengereman menjadi pemicu insiden ini.
Menurut pernyataan resmi Jasa Marga, kecelakaan terjadi di GT Ciawi 2, KM 41+400 Ruas Tol Jagorawi arah Jakarta, pada Selasa (04/02) pukul 23.30 WIB. Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Bogor Kota, Kompol Yudiono, menjelaskan bahwa "kecelakaan bermula dari sebuah truk bermuatan galon air mineral yang kehilangan kendali dan menabrak sejumlah mobil yang tengah mengantre di gerbang tol. Truk tersebut akhirnya berhenti di pintu tol setelah mengalami kebakaran, yang langsung ditangani oleh petugas pemadam kebakaran".
Akibat kecelakaan ini, delapan orang meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka berat dan tujuh orang luka ringan. Salah satu korban yang tewas adalah petugas Customer Service Jasa Marga yang sedang bertugas di lokasi kejadian. Beberapa korban luka telah diidentifikasi, termasuk seorang anak berusia tiga tahun. Selain korban jiwa, kecelakaan ini juga menyebabkan tiga gardu tol mengalami kerusakan, dua kendaraan terbakar, dan tiga lainnya mengalami kerusakan berat.
Salah satu korban selamat, Sugiarti, menceritakan bahwa "saat kejadian, ia dan suaminya tengah mengantre untuk membayar tol. Namun, kartu tol mereka mengalami gangguan, sehingga suaminya turun untuk meminjam kartu dari pengendara lain. Tiba-tiba, sebuah truk melaju kencang dari belakang dan menghantam kendaraan mereka serta beberapa mobil lainnya".
Dari keterangan saksi mata lainnya, Nurdin Hidayat, yang tiba di lokasi lima menit setelah kejadian, terlihat kobaran api besar dan gerbang tol yang ditutup karena kecelakaan. Ia juga melihat lima orang tergeletak di lokasi kejadian, termasuk seorang pegawai tol yang terhimpit truk. Sementara itu, warga sekitar bernama Ahmad Sunandi menyebut bahwa "ruas jalan di sekitar Gerbang Tol Ciawi memang sering terjadi kecelakaan, namun kejadian kali ini adalah yang paling parah".
Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, tetapi dugaan awal menunjukkan bahwa truk pengangkut air mineral mengalami masalah pengereman. Kasat Lantas Polresta Bogor Kota, Kompol Yudiono, menyatakan bahwa "pengemudi truk masih belum sadarkan diri, sehingga belum bisa dipastikan apakah kecelakaan ini disebabkan oleh faktor kelelahan atau kegagalan sistem pengereman".
Menurut Erreza Hardian, pengamat keselamatan transportasi dari Pertamina Training & Consulting, kecelakaan ini menjadi alarm bagi bahaya baru dalam dunia logistik dan transportasi. Ia menyoroti risiko besar dari kendaraan yang mengangkut cairan karena efek "sloshing" atau gerakan bebas cairan dalam wadah yang tidak terisi penuh, yang dapat memengaruhi kestabilan kendaraan. Selain itu, ia menilai bahwa "edukasi dan pelatihan bagi pengemudi truk masih kurang optimal, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan".