Mohon tunggu...
Zasmi Arel
Zasmi Arel Mohon Tunggu... -

Blogger yang senang menulis tapi belum menjadi penulis dan senantiasa bermimpi menjadi penulis dengan buah karya hasil dari yang ditulis..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Choeung Ek Killing Fields: Ladang Pembantaian Manusia Terbesar di Cambodia

9 Desember 2010   00:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54 1667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12918164141985263611
12918164141985263611
5. Syal penutup mata, syal tradisional yang lebih dikenal dengan sebutan “Krama”. Biasanya, orang-orang Kamboja khususnya petani dan buruh, menggunakan syal ini untuk bermacam fungsi seperti untuk topi, ikat pinggang, tempat tidur gantung, kain renang, dll. Oleh tentara Khmer Merah syal atau krama ini  digunakan sebagai alat untuk mengikat tangan korban (di belakang). Ini juga ditemukan di dalam kuburan massal.

1291816471106647565
1291816471106647565
6. Sandal, Khmer Merah membuat sandal dari ban bekas, Dalam keseharian, sandal ban bekas ini digunakan oleh pasukan Khmer Merah termasuk para pemimpin Demokratik Kampuchea dan kemudian diadaptasi oleh penduduk di seluruh negeri. Mereka harus memakai sandal ini sebagai pakaian tradisional revolusioner.

1291816517765636374
1291816517765636374
7. Batang bambu, oleh petani Kamboja batang bambu biasanya digunakan untuk konstruksi rumah atau dijadikan furniture. Namun oleh tentara Khmer Merah batang bambu ini digunakan sebagai senjata untuk membunuh para korban.

1291816609172498220
1291816609172498220
8. Pisau, oleh tentara Khmer Merah benda ini juga dijadikan salah satu senjata untuk membunuh para korban.

12918167371190420107
12918167371190420107
9. Pisau Kelapa (Palm Knife), ini adalah pisau khusus yang digunakan oleh petani Kamboja untuk memotong bunga pohon kelapa untuk dijadikan jus. Lalu jus ini diolah menjadi gula aren. Oleh Tentara Khmer Merah pisau ini kemudian digunakan sebagai salah satu senjata untuk membunuh para korban. Para korban dipukuli dengan gandar atau cangkul dan sebelum dimasukkan ke dalam lubang digorok lehernya dengan pisau ini. Glek!!!

1291816758152628817
1291816758152628817
10. Poros, benda ini adalah bagian dari gerobak sapi atau kerbau yang oleh petani di Kamboja biasanya digunakan sebagai sarana transportasi. Oleh tentara Khmer Merah benda ini digunakan sebagai senjata untuk membunuh para korban. Caranya, korban dipukuli sampai mati.

1291816860201648075
1291816860201648075
11. Cangkul, selain berfungsi untuk alat pertanian, oleh tentara Khmer Merah cangkul ini juga digunakan sebagai sebagai senjata untuk membunuh para korban.

1291816891958721742
1291816891958721742
12. Belenggu (Cincin kaki), oleh tentara Khmer Merah benda yang terbuat dari besi ini digunakan untuk membelenggu kaki para tahanan secara berkelompok. Melihat alat dan cara pembunuhan yang dilakukan kepada para tahanan (korban) saya kemudian bertanya, apakah teriakan rasa kesakitan mereka tidak didengar oleh penduduk sekitar. Penjelasan tulisan pada sebuah pohon menjawab pertanyaan saya. Para penjaga menempatkan alat pengeras suara dan digantung pada pohon tersebut dan dibunyikan keras-keras sehingga lolongan korban yang tengah dieksekusi tidak terdengar oleh masyarakat sekitar. Beruntung, waktu saya disana berkesempatan menyaksikan pemutaran video cuplikan peristiwa dan kesaksian beberapa orang, sehingga sedikit memberikan gambaran tentang apa yang sudah saya saksikan selama menjelajah lokasi ladang pembantaian ini. Selama perang sipil, Khmer Merah mendirikan dan membentuk sebuah sistem penjara dan dilakukan secara berkala sebagai tempat “pembersihan” para musuh dan pengkhianat. Praktek ini semakin diperluas selama pemerintahan Demokratik Kampuchea, dibawah komando Khmer Merah (Pol Pot). Setelah berkuasa, Khmer Merah kemudian menangkapi dan mengeksekusi puluhan ribu mantan pejabat pemerintah, polisi, pegawai negeri sipil, tentara, dan mantan musuh yang dicurigai. Gelombang pertama pembunuhan dimulai pada awal hingga pertengahan tahun 1976 ketika kepemimpinan Khmer Merah merasa terancam oleh perselisihan dan pemberontakan dalam barisan sendiri. Mereka mencurigai ada musuh dalam selimut. Pada saat itu, Khmer Merah telah membentuk sistem penjara yang rumit. Di seluruh negeri, orang-orang yang dianggap mencurigakan akan ditangkap. Kadang-kadang mereka langsung dibunuh. Dalam kasus lain, mereka dipenjarakan di penjara-penjara, diinterogasi, lalu dibunuh. Ratusan ribu orang tewas dalam tragedi kematian yang merembet juga kepada masyarakat umum dan juga dalam jajaran internal Khmer Merah sendiri. Banyak dari kader yang datang dicurigai, terutama yang memiliki pangkat tinggi. Mereka akhirnya dikirim ke Penjara Rahasia S-21 Tuol Sleng yang berlokasi di Phnom Penh, yang menjadi penjara pusat dan terbesar. Beberapa, termasuk anak-anak mereka, dieksekusi dengan cukup cepat. Sementara lainnya diinterogasi dan disiksa dalam proses supaya membuat pengakuan. Menurut Pusat Dokumenter Kamboja, ada sekitar 189 penjara, 380 ladang pembantaian dan 19.403 kuburan massal. Di Kamboja, keluarga tidak bisa melarikan diri dari kebijakan genosida pemerintahan Democratic Kamphucea. Hmmmm……

1291817079845749416
1291817079845749416

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun