Saya mendengarkan ceramah Subuh di radio lokal yang disampaikan oleh seorang ustadz terkenal. Salah satu hal yang saya catat adalah bagaimana beliau berbicara dengan tenang dan tidak memojokkan pihak mana pun. Meskipun materi yang disampaikan cukup kritis---tentang korupsi dan ketimpangan sosial---gaya penyampaiannya tetap sopan dan mengajak berpikir. Ini menunjukkan etika dalam dakwah: menyampaikan kebenaran dengan cara yang santun dan beradab.
2. Kegiatan Remaja Masjid
Saya mengikuti rapat kegiatan remaja masjid di lingkungan saya. Dalam diskusi tersebut, ada usulan untuk membuat konten dakwah di TikTok. Sebagian besar setuju, tapi ada satu teman yang mengingatkan: "Jangan sampai niatnya berubah ya, bukan cari viral, tapi benar-benar mau menyampaikan kebaikan." Kalimat itu membuat saya berpikir ulang tentang niat dalam berdakwah. Ini menjadi pengingat bahwa etos dakwah bukan hanya soal aktivitas luar, tapi juga integritas batin.
3. Sikap Pendakwah di YouTube
Saya melihat sebuah potongan video dakwah di YouTube yang disampaikan dengan nada tinggi dan menyudutkan pihak yang berbeda mazhab. Banyak komentar netizen memuji karena "tegas," tapi saya merasa tidak nyaman karena gaya komunikasinya cenderung agresif dan memecah belah. Saya menyadari bahwa tanpa etika, dakwah bisa menyesatkan tujuan aslinya dan justru merusak citra Islam yang rahmatan lil 'alamin.
4. Pengalaman Pribadi: Mengingatkan dengan Lembut
Saya sempat menegur teman dekat saya yang bercanda dengan kalimat-kalimat yang kurang pantas. Saya menegurnya dengan santai, tidak menghakimi, tapi menanyakan apakah dia merasa kalimat itu pantas atau tidak. Alhamdulillah, dia tidak tersinggung dan malah minta maaf. Saya belajar bahwa menyampaikan dakwah secara etis lebih efektif daripada konfrontatif.
Kesimpulan Reflektif
Etika dan etos adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan dari dakwah. Tanpa keduanya, dakwah bisa kehilangan ruh nya dan berubah menjadi sekadar retorika kosong. Etika dakwah menjaga agar pesan agama tetap relevan, ramah, dan menyentuh hati. Sementara etos dakwah menunjukkan bahwa keberhasilan dakwah bukan hanya dari banyaknya pengikut, tetapi dari keseriusan, keikhlasan, dan kesetiaan terhadap nilai-nilai Islam.
Dakwah tidak harus menunggu kita menjadi ustadz atau ustadzah. Setiap hari, kita punya kesempatan berdakwah---melalui kata-kata, sikap, dan pilihan dalam bersikap. Jika kita berdakwah dengan adab dan ketulusan, maka pesan yang kita sampaikan akan jauh lebih mudah diterima.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI