Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Panyihak" Sitawa Sidingin dalam Kehidupan Masyarakat Kerinci

31 Agustus 2022   17:12 Diperbarui: 5 September 2022   17:50 6545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uhang taman ini merupakan penunggu mata air baik sumur maupun rawa, ketika tanah yang terdapat mata air ini akan didirikan suatu bangunan maka akan diadakan acara mohon izin (mintak ajun arah) dan pemindahan penghuni tanah tersebut.

3. Dewa, Mambang, Peri

Dewa/mamabang/peri ini sejenis Jin yang biasanya menghuni hutan belantara dan pegunungan. Dimana sering kejadian ketika seseorang memasuki hutan belantara dalam rangka mencari tanaman langka, burung, berburu, mencari rotan, namun ketika mau pulang ia tidak bisa menemukan jalan kembali di Kerinci disebut "Kno Kukau" kejadian ini disebut bahwa orang yang bersangkutan telah dibawa lari oleh Dewa/Mambang/Peri. Biasanya kedatangan Dewa ini ditandai dengan munculnya wangi harum bunga yang tiba-tiba.

4. Uhang Gagah (orang gagah)

Uhang gagah ini diyakini makhluk gaib penunggu tempat-tempat angker, seperti pohon beringin besar, mata air abang, lembah yang curam, jalan bersimpang empat, dan lain sebagainya.

5. Jadin-Jadin (siluman)

Jadin-jadin ini suatu makhluk gaib yang bisa berubah wujud baik menjadi binatang, maupun menyerupai seseorang.

Menurut keyakinan para panatua Kerinci, setiap lahan kosong, setiap jengkal tanah dihuni atau ditunggu oleh makhluk gaib, sehingga tatkala ketika kita berada di area tersebut,sering merasakan takut, gelisah, marah, sedih, atau perasaan nyeleneh yang datang secara tiba-tiba. 

Nah untuk merasakan aman dan jauh dari gangguan, maka tanah/lahan tersebut perlu di dinginkan dengan upacara adat dan budaya Kerinci yang diwarisi turun temurunn dari leluhur.

Ketika seseorang mau mendirikan bangunan ditanah kosong tersebut, ada suatu budaya yang disebut "palaho mintak ajun arah" atau "palaho mintak tanah" yaitu dengan mengadakan upacara adat istiadat dengan meletakkan sirih tiga kapur rokok tiga batang, dan memotong ayam sebagai tumbal.

Ketika seseorang tidak melakukan hal upacara tersebut, maka ketika bangunannya selesai dan dia menempatinya maka ia akan diganggu oleh penampakan makhluk astral, Hantu, Setan, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun