Mohon tunggu...
Zanuar iqbalfazumi
Zanuar iqbalfazumi Mohon Tunggu... Security - MAHASISWA UNEJ

181910501037

Selanjutnya

Tutup

Money

Review Jurnal Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Pertanian Unggulan di Kabupaten Lomongan

21 Juni 2020   21:54 Diperbarui: 21 Juni 2020   21:56 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pertumbuhan Produksi Padi di Kabupaten Lamongan (Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007 dan 2011)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan pertanian sangat luas dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Indonesia juga memiliki dengan potensi pertanian yang sangat besar seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian dengan meningkatkan sektor pertanian menjadikan sektor industri yang berbasis pertanian atau yang sering disebut Agroindustr. Hal ini juga didukung dengan adanya sumber daya alam yang sangat melimpah dan tidak ternilai yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. 

Dengan adanya peningkatan tersebut  akan menambah nilai jual dari hasil pertanian yang awalnya hanya berupa mentahan menjadi produk pertanian jadi dan tentunya memiliki manfaat lebih. 

Namun pada kenyataanya pengembangan agroindustry di Indonesia masih kurang dan masih belum merata sehingga diperlukan dikembangkan lebih lanjut sebagai upaya lebih memakmurkan para petani di Indonesia.

Seiring perkembangan zaman, suatu wilayah mengalai pertumbuhan serta pekembangan baik dari sisi perkembangan langsung maupun perkembangan secara tidak langsung. Seperti halnya pada perkembangan suatu wilayah secara tidak langsung selalu berkaitan dengan perkembangan ekonomi wilayahnya. 

Pada perkembangan ekonomi peranan indsutri menjadi faktor pendukung utama  dalam pertumbuhan ekonomi pada skala terkecil. Hal ini dikarenakan industri merupakan tempat pengelolaan barang mentah/setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tamabah untuk mendapat keuntungan. 

Pertumbuhan industri biasanya pada kota besar, daerah pinggiran kota, luar daerah yang memiliki potensi sebagai kawasan industri, sehingga dari pertumbuhan industri di setiap wilayah tidak dapat lepas dengan adanya teori lokasi.

Dalam suatu perngembangan wilayah terdapat sektor-sekotr berperan penting sebagai faktor atau pusat dari pertumbuhan. Salah satu sektor tersebut adalah sektor industri dimana pada saat ini pengembangan wilayah serta untuk pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah sektor industri berperan sangat penting. 

Dengan demikian adanya industri disuatu wilayah sangat diperlukan sebagai pengembangan wilayah serta pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat pertumbuhan kawasan industi berfungsi sebagai tarikan dari berbagai kegiatan untuk berlokasi di pusat pertumbuhan yakni kawasan industri yang nantinya dapat mendorong perkembangan tidak hanya sektor perekonomian, namun juga sektor-sektro lainnya.

Teori industri sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tata ruang disuatu wilayah untuk berbagai kegiatan masyarakat. Salah satunya kegiatan perekonomian teori lokasi mempelajari kondisi geografis, mencari lokasi yang berpotensi untuk kegiatan ekonomi, serta mempelajari keterkaitan kegiatan ekonomi dengan usaha/kegiatan lainnya yang ada di satu wilayah. Secara umum dalam pengaplikasian teori lokasi harus dilandasi berberapa faktor, agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi permasalahan dan kegiatan dapat maksimal

Berdasarkan RTRW Jawa Timur tahun 2011 - 2031, Kabupaten Lamongan sendiridiarahkan sebagai pengembangan Kawasan industri, namun terbatas dalam pengembangan kawasan industri kecil menengah serta agroindustry.  Sektor paling unggul di Kabupaten Lamongan adalah sektor pertanian dibandingkan sektor lainnya seperti Pertambangan, perikanan, maupun sektor pariwisata. 

Sehingga dalam pengembangannya Kabupaten Lamongan lebih berorientasi pada pengembangan pertanian. Unggulnya sektor pertanian di Kabupaten Lamongan ini dapat dilihar dari PDRB Kabupaten Lamongan tahun 2010 yang dimana sektor pertanian merupakan sektor paling dominan petaman dibandingkan sektor lainnya, kontribusi sektor pertanian pada saat itu menyumbang 50,56% dari seluruh sektor usaha lainnya yang ada di Kabupaten Lamongan. Sehingga Kabupaten Lamongan sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Lamongan ini adalah sektor Agroindustri atau agropolitan.

Pengembangan kabupaten lamongan sebagai agroindustry atau agropolitan, didukung berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur 2020 Kabupaten Lamongan berdasarkan sebagai salah satu wilayah pengembangan GERBANGKERTASUSILA. Berdasarkan berdasarkan data yang didapat oleh penulis jurnal, kurang lebih sekitar 63,71% masyarakat Kabupaten Lamongan bergerak pada sektor pertanian. Mayoritas masyarakat Kabupaten Lamongan yang bermata pencaharian sebagai petani juga dapat digunakan sebagai faktor pendukung dalam perkembangan sebagai Kabupaten Lamongan. Hal ini juga didukung adanya sumber daya alam dengan jumlah yang sangat melimpah. 

Austin (1992) menyatakan bahwa alasan diperlukan pengembangan industri khususnya agroindustri adalah karena sektor pertanian membutuhkan industri ekstraktif yang mampu mengolah seluruh hasil-hasil pertanian dan sektor industri membutuhkan bahan baku dalam proses pengolahannya

1.2 Rumusan Masalah

  • Apa komoditas pertanian di Kabupaten Lamongan?
  • Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri berbasis komoditas pertanian di Kabupaten Lamongan?
  • Bagaimana cara menentukan alternative lokasi indsutri berbasis pertanian di Kabupaten Lamongan?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami dan menambah wawasan serta relasi untuk pentingnya penentuan lokasi pengembangan agroindustry khususnya pertanian padi di Kabupaten Lamongan serta bagi wilayah kabupaten lainnya di Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori Lokasi

2.1.1 Teori Von Thunen

Dalam mengemukakan teorinya Johann Heinrich Von Thunene atau yang lebih dikenal dengan teori Von Thunen, bahwa perbedaan biaya yang diperlukan sebagai transportasi disetiap komoditas pertanian dari lahan produksi ke pasar. Biaya transoportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk perpindahan produknya dari lokasi produksi/pabri ke tempat penjualan. Pada intinya teori Von Thunen ini menitik beratkan pada biaya yang harus dikeluar pelaku usaha untuk biaya produksi, harga jual produk di pasar dan biaya transportasi dari lokasi produksi ke pasar untuk mendapatkan keuntungan.

  • Kelemahan Teori Lokasi Von Thunen
  • Keterkaitan pada waktu
  • Keterkaitan pada wilayah, dikarenakan antara produksi dan konsumsi sudah membentuk usaha bersama menyangkut pemasaran (tidak selalu memanfaatkan jasa kota dalam pemasarannya).
  • Faktor yang dapat mengurangi biaya transport, dapat disebabkan beberapa faktor seperti :
  • Adanya lokasi alternative pemasaran lainnya
  • Skala produksi yang relative kecil/sedikit
  • Adanya kebijakan pemerintah serta,
  • persaingan bisnis di pasar

2.2 Penentuan Lokasi

Menurut Munawaroh (2013) salah satu strategi yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah pemilihan lokasi, baik lokasi pabrik untuk perusahaan manufaktur ataupun lokasi usaha untuk perusahaan jasa/retail maupun lokasi perkantorannya. Pemilihan lokasi, diperlukan pada saat perusahaan mendirikan usaha baru, melakukan ekspansi usaha yang telah ada maupun memindahkan lokasi perusahaan ke lokasi lainnya.

Dalam dunia usaha, penentuan lokasi pasar merupakan yang sangat penting selain harga produk yang akan dijual. Penentuan lokasi berkaitan dengan biaya yang juga harus ditanggung oleh perusahaan untuk perpindahan barang dari tempat produksi ke pasar. 

Jika harga yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tinggi akan berpengaruh terhadap harga jual produk tersebut. Sehingga perusahaan akan mengalami penurunan dari keuntungan barang yang di produksi. Namun, perusahaan bisa tetap mendapat keuntungan yang banyak akan tetapi harga produk tersebut lebih mahal. Sehingga tujuan utama dari penentuan lokasi perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntung yang didapat oleh perusahaan

2.3 Faktor yang Mempengaruh Penentuan Lokasi

Menurut Swastha dan Irawan (2008) faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan daerah bisnis adalah :

  • Dapat dicapai dengan mudah
  • Penentuan lokasi harusnya didukung dengan kondisi infrastruktur yang baik, agar dapat mudah dijangkau oleh karyawan ataupun oleh konsumen perusahaan.
  • Potensi pertumbuhannya
  • Potensi perumbuhan merupakan hal yang penting dalan keberlangsungan perusahaan dalam jangka waktu panajag. Jika perusahaan berada pada lokasi yang tepat dan sesuai dengan arah pengembangan wilayah didaerah setempat itu akan memberikan keuntung yang lebih dalam jangka panjang bagi perusahaan. Namun, berbeda jika lokasi perusahaan berlawanan dengan arah pengembang wilayah setempat.
  • Lokasi saingan

Pesaing merupakan tantang awal yang harus dihadap oleh pelaku usaha, terutama bagi usaha biasa yang sudah banyak dipasaran. Pemeilihan lokasi baru yang potensi banyak diminati oleh konsumen namun juga sedikit pesiang sangat diperlukan, karena akan berpengaruh terhadap pemasaran produk.

  • BAB III
    PEMBAHASAN

3.1 Penentuan Komoditas Pertanian Unggul di Kabupaten Lamongan

Kabpuatane Lamongan merupakan kabuapten yang masuk pada kawasan Agropolitan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031. Hal ini merupakan salah satu potensi kesempatan yang dapat di maksimalkan untuk Kabupaten Lamongan dalam melakukan pengembangan pertaniannya. 

Dalam melakukan pengembangan jika semua sektor akan dikembangankan pada waktu yang bersamaan akan menyebabkan pengembangan di maksimal. Jadi pemerintah Kabupaten Lamongan dapat melakukan langkah pertama yakni mencari komoditas unggul yang ada dan berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai industri berbasis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan.

Pada jurnal ini jenis komoditas pertanian yang dipilih adalah pertanian tanaman bahan makanan, yakni Komoditas pertanian unggulan padi. Walaupun disetiap kecamatan di Kabupaten Lamongan memiliki komoditas pertanian unggulan yang berbeda-beda. Namun, jika dilihat skala Kabupaten Komoditas pertanian adalah komoditas yang paling unggulan dibandingkan komoditas pertanian lainnya. berdasarkan kontinuitas dari komoditas padi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Pertumbuhan Luas Lahan Panen Padi di Kabupaten Lamongan (Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007 dan 2011)
Gambar 2. Pertumbuhan Luas Lahan Panen Padi di Kabupaten Lamongan (Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007 dan 2011)
Pada gambar 2 diatas menunjukan bahwa pada tahun 2006 dan 2009 luas lahan panen padi meningkat, hal ini dikarenakan adanya perpindahan luas lahan panen dari tanaman; jagung, kacang hijau, kedelai, dan lain-lain menjadi luas lahan panen  tanaman padi. Sehingga terjadi peningkatan produksi padi di Kabupaten Lamongan pada tahaun 2006 dan 2009. 

Dari gambar diatas terdapat curva menurun luas lahan panen padi, maupun produksi padi tepatnya pada tahun 2010. Penurunan yang terjadi tersebut tidak terlalu berpengaruh pada pengembangan pertanian tanaman padi menjadi Agroindustri berbasi komoditas unggulan, karena dengan hasil produksi padi tahun 2010 masih dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri menengah dan kecil.

Gambar. 3 Peta Persebaran komoditas unggulan (padi) di kabupaten Lamongan (Sumber: Jurnal)
Gambar. 3 Peta Persebaran komoditas unggulan (padi) di kabupaten Lamongan (Sumber: Jurnal)
3.2  Menentukan Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap Penentuan Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Lamongan

Berdasarkan penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan penulis, bahawa diperleh dalam menentukan lokasi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Berikut faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi pengembangan kawasan agroindustry berbasis pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan :

  • Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Jumlah Industri
  • Berdasar jurnal, pengaruh tenaga kerja merupakan faktor yang paling signifikan pada jumlah industri yang berarti jika terjadi karyawan-karyawan dengan jumlah besar maka, jumlah industri yang juga semakin banyak. Pengaruh tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan industri.
  • Pengaruh Pasar terhadap Jumlah Industri
  • Sedangkan untuk pengeruh mimiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah industri. Hal ini dikarenakan banyaknya pasar dengan skala kecamatan namun tidak dilirik oleh pelaku usaha industri. Karena mayoritas pelakumusaha industri yang mempunyai modal besar lebih memili pasar dengan skala yang mencakup lebih luas dan hanya pada wilayah tertentu. Dengan skala yang lebih besar kemungkinan keuntungan yang didapat perusahaan juga meningkat.
  • Pengaruh Aksesibilitas terhadap Jumlah Industri
  • Pengaruh aksesbilitas memiliki pengaruh yang positif dan juga signifikan terhadap jumlah industri. Dalam hal ini peniliti menggunakan presentase kondisi jalan disetiap kecamatan. Dengan hasil yang didapat adalah kondisi jalan semakin baik, maka lebih banyak industri yang memili kecamatan tersebut sebagai lokasi.
  • Pengaruh Listrik terhadap Jumlah Industri
  • Setiap industri tentunya membutuhkan tenaga listrik yang banya, sehingga listrik memiliki pengaruh yang signifikan sekaligus positif terhadap jumlah Industri.

3.3  Menentukan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komodistas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

Dalam menentukn lokasi untuk pengembangannya, peneliti melakukan pembobotan berdasarakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi. Kecamatan yang memiliki bobot besar akan ditetapkan sebagai alternative lokasi pengembangan kawasan agroindustry

Gambar. 4 Peta Lokasi Alternatif Pengembangan Kasawan Agroindustri (Sumber : Jurnal)
Gambar. 4 Peta Lokasi Alternatif Pengembangan Kasawan Agroindustri (Sumber : Jurnal)
Hasil dari penentuan alternative lokasi untuk pengembangan kawasan Agroindustri di Kabupaten Lamongan dapat dilihat seperti gambar peta di atas. Kecamatan Babat Merupakan kecamatan sebagai prioritas utaman untuk dikembangan sebagai kawasan Agroindustri, yang kedua adalah Kecmatana Pacriran, kemudian Kecamatan Kedungpring, Ke-empat Kecamatan Lamongan yang juga merupakan pusat dari Kabupaten Lamongan. Sedangkan kecamatan sebagai alternative pengembangan kawasan agroindustry berbasis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan adalah Kecamatan Modo, dan Kecmatan Brondong sebagai alternative ke-enam.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  • Komoditas pertanian unggulan yang ada di Kabupaten Lamongan adalah Komoditas pertanian berbahan pangan yakni pertanian tanaman padi.
  • Terdapat 11 Kecamatan yang merupakan kecamatan dengan pertanian padi sebagai komoditasnya, yaitu Kecamatan Sukorame, Kecamatan Ngimbang, Kecamatana Kembangbahu, Kecamatan  Kedungpring, Kecamatan Modo, Kecamatan Babat, Kecamatan Lamongan, Kecamatan Tikung, Kecamatan Turi dan Kecamatan Laren.
  • Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi penentuan alternative lokasi pengembangan kawasan agroindustry; Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Jumlah Industri, Pengaruh Pasar terhadap Jumlah Industri, Pengaruh Aksesibilitas terhadap Jumlah Industri, dan Pengaruh Listrik terhadap Jumlah Industri.
  • Terdapat 6 Kecamatan yang dapat dijadikan sebagai lokasi kawasan agroindustry berbasis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lamongan. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Babat, Kecamatan Paciran, Kecamatan Kedungpring, Kecamatan Lamongan, Kecamatan Modo, dan Kecamatan Brondong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun